Laut China Selatan

Dinilai Tidak Terbuka, China Minta AS Tanggung Jawab atas Kecelakaan Kapal di Laut China Selatan

Dinilai Tidak Terbuka, China Minta AS Tanggung Jawab atas Kecelakaan Kapal Selam di Laut China Selatan

Editor: Gordy Donofan
ukdefencejournal.org.uk/
Ilustrasi di Laut China Selatan 

2. Pedoman Pelaksanaan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan (2011);
Kesimpulan awal dari Kode Etik Regional di Laut China Selatan;

3. Penghormatan penuh terhadap prinsip-prinsip Hukum Internasional yang diakui secara universal, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS);

4. Pengekangan diri dan tidak menggunakan kekuatan secara terus menerus oleh semua pihak; dan,

5. Penyelesaian sengketa secara damai, sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Internasional yang diakui secara universal, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS).

Untuk menopang semangat dan mencapai hasil kerja sama maritim di Laut China Selatan, China dan ASEAN mulai membahas kesimpulan COC pada 2014.

Pada 2018, China dan ASEAN menyepakati Single Draft Negotiating Text (SDNT) COC dimana China dan ASEAN menekankan perlunya menjunjung tinggi prinsip Duty to Cooperation.

SDNT memandang kerjasama tidak hanya sebagai cita-cita tetapi juga kewajiban semua pihak.

Tugas untuk Bekerja Sama adalah blok bangunan penting untuk mempromosikan tata kelola laut yang efektif di Laut China Selatan.

Pada 2019, China dan ASEAN mengadakan First Reading SDNT.

Pada saat itulah China berharap untuk menyelesaikan negosiasi COC dalam tiga tahun.

Meski pandemi COVID-19 pada tahun 2020 mengganggu proses negosiasi dan menunda Pembacaan Kedua SDNT, Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-China pada 7 Juni 2021 yang menandai peringatan 30 tahun hubungan dialog mereka, sepakat untuk melanjutkan Bacaan Kedua SDNT meskipun pandemi COVID-19.

Dengan kata lain, China dan ASEAN telah melangkah jauh dalam usaha kerjasama mereka di Laut China Selatan setelah 30 tahun hubungan dialog mereka.

30 tahun yang penuh tantangan ini memberikan landasan yang kuat bagi China dan ASEAN untuk meningkatkan kerja sama maritim mereka dan untuk melambung lebih tinggi dalam hubungan mereka untuk mempertahankan persahabatan mereka, mencapai perdamaian regional, menikmati kemakmuran bersama dan hidup dalam komunitas masa depan bersama di Laut China Selatan.

Penulis adalah Presiden Asosiasi Filipina untuk Studi China (PACS) dan anggota Dewan Direktur Pusat Penelitian China-Asia Tenggara di Laut China Selatan (CSARC).

Dia adalah Dosen Profesor di Departemen Studi Internasional, Miriam College, dan Profesor Tambahan di Institut Nasional untuk Studi Laut Cina Selatan (NISCSS).

Karya ini adalah versi revisi dari pidato utama yang disiapkan untuk Simposium Internasional menandai Peringatan 30 Tahun Hubungan Dialog China-ASEAN yang diselenggarakan oleh School of International Studies (SIS) Universitas Jinan pada 6-7 November 2021.

Sumber: eurasiareview.com

Berita Laut China Selatan lainnya

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul China Minta AS Tanggung Jawab atas Kecelakaan Kapal Selam di Laut China Selatan 

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved