Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 3 November 2021: Barui Komitmen

Apakah Yesus sedang mengajarkan bahwa mengikuti-Nya berarti identik dengan membenci keluarga dan orang-orang terkasih?

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Maka kata benci selalu berkait dengan perjanjian. “Aku telah berjanji kepada Tuhan, aku membenci yang lain.”  

Aku berjanji kepada suamiku, aku membenci yang lain.

 Komitmen mesti terarah kepada dia yang kita ikat perjanjian dengan risiko mengabaikan kenikmatan ikatan apa pun yang lain.  

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Oktober 2021: Sabat dan Keselamatan Kita

Maka pengertian kata “benci” dalam Injil Lukas ini tidak ada kaitan sedikit pun dengan dendam.

Kata “benci” ini bukan lawan dari kasih dan bukan antitesis dari pengajaran Yesus mengenai perintah saling mengasihi.

Kita mesti memahami dengan bijaksana segala pengertian terkait hikmat, dedikasi, cinta, kasih, benci agar memiliki pengertian secara tepat dan akurat.

Kita bisa merumuskan pengertian ”benci” sebagai berikut: saya berjanji kepada Tuhan maka yang lain saya abaikan.

Saya tidak anggap penting relasiku dengan yang lain, karena relasiku dengan Tuhan ini yang paling penting.  

Kita mesti memahami konteks pernyataan itu secara benar agar dapat memahami dan mengerti ajaran Yesus dengan tepat.

Yesus sedang tidak menganjurkan kita melarikan diri dari keluarga, lalu berpaut kepada Yesus sebagai bentuk pelarian. Justru Yesus mengajarkan kerelaan hati untuk memilih yang benar sambil memutus jejaring relasi yang tidak benar.

Tuhan menuntut sikap tegas memutus kenikmatan diri personal dan belajar menikmati relasi intim dengan-Nya sebagai bukti kasih kepada-Nya.

Setiap pilihan mengandung risiko yang tidak bisa tidak diikuti dan ditaati.  

Tuhan meminta kita belajar dua hal yaitu melepaskan kelekatan pada kenikmatan diri-kesenangan personal dan melatih diri mengikat dan melekatkan diri pada Kristus.

Hal utama sebelum mendedikasikan diri pada Kristus adalah mempunyai hidup yang baik dulu: keluarga yang baik, keluarga yang buat kita nyaman di dalamnya dan merasakan kebahagiaan yang murni.

Keluarga inilah yang harus saya tinggalkan. Saya rela mengatakan “tidak” kepada keluarga saya untuk mengatakan “ya” kepada Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 2 November 2021, Peringatan Arwah Orang Beriman: Titian

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved