Berita NTT
NTT Butuh Dana, Tidak Cukup Kerja Sama Pembelian Sapi dengan DKI
Anggota DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengapresiasi komitmen dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membeli
Penulis: Paul Burin | Editor: Ferry Ndoen
NTT Butuh Dana, Tidak Cukup Kerja Sama Pembelian Sapi dengan DKI
POS KUPANG.COM, JAKARTA – Anggota DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengapresiasi komitmen dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membeli 2.000 ekor sapi dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Apalagi komitmen itu dituangkan dalam memorandum of understanding (MoU) antara BUMD DKI, PD Dharma Jaya dengan BUMD Provinsi NTT, PT Flobamor.
Namun, Abraham melihat, NTT tidak cukup hanya kerja sama membeli sapi. NTT butuh dukungan dana untuk peningkatan produksi dan pengembangan ternak sapi secara modern.
“Kita tahu DKI Jakarta punya dana banyak. Nah, kita harapkan bisa dikucurkan ke NTT melalui dukungan pengembangan ternak sapi. DKI akan dapat manfaat yaitu akan lebih banyak lagi sapi yang bisa didapat dari NTT,” kata Abraham di Jakarta, Kamis, 28 Oktober 2021.
Ia menanggapi penandatangan MoU antara DKI Jakarta dan Pemprov NTT terkait pembelian sapi pada Selasa, 26 Oktober 2021. MoU ditandatangani antara PD Dharma Jaya dengan PT Flobamor yang disaksikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.
Pada penandatanganan MoU, PD Dharma Jaya memberikan secara simbolis PO pembelian sapi sebanyak 2.000 ekor dan daging sapi sebanyak empat kontainer. Harapannya Pemprov NTT dan PT Flobamor mendapatkan alokasi 30.000 ekor sapi dari total 60.000-an ekor sapi tahun depan untuk kebutuhan Idul Adha dan lainnya.
Abraham menjelaskan, dukungan dana sangat perlu untuk pembinaan dan pelatihan para peternak sapi. Alasannya, proses peternakan sapi di NTT masih terjadi secara konvensional dan tradisional.
Para peternak melepas saja sapi mereka di ladang atau padang. Sapi dibiarkan mencari makan sendiri. Setelah cukup besar, tinggal dijual.
“Tidak ada sentuhan teknologi modern. Tidak ada produksi pakan. Tidak ada pemeriksaan kesehatan terhadap sapi. Dilepas begitu saja. Hidup ya syukur. Kalau mati dianggap sebagai bencana,” jelas Ketua Kadin Provinsi NTT ini.
Anggota Komite I DPD RI ini menyebut dukungan dana juga untuk pembiakan (breeding) sapi berupa kawin silang antara sapi lokal dengan sapi dari Australia atau dari daerah lain. Hal itu untuk memperbaiki jenis sapi yang dihasilkan. Tidak melulu sapi lokal seperti umumnya ada di NTT.
“NTT butuh peternak modern seperti di Australia. Saya beberapa kali ke Australia melihat peternakan sapi di sana. Mereka unggul karena didukung modal dan teknologi. Ada kawin silang, pakan tersedia, pekerja juga kuasai teknologi. Maka dukungan dana dari luar seperti DKI sangat diharapkan agar bisa memperbaharui proses ternak di NTT,” tutur pemilik Universitas Citra Bangsa (UCB) ini.
Di sisi lain, dia meminta Pemprov NTT agar menggandeng perusahaan swasta atau pengusaha yang fokus dalam pengembangan sapi dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas ternak sapi. Kemudian menyiapkan lahan luas sehingga bisa produksi ternak dalam jumlah banyak.
Alasannya, hingga sekarang, belum ada perusahaan besar yang bisa menghasilkan sapi dalam jumlah banyak seperti terjadi di Australia. Yang terjadi adalah peternak hanya pelihara 2-3 ekor per orang. Kemudian dikumpulkan oleh tengkulak atau pengepul. Setelah itu baru dijual ke luar wilayah NTT.
“NTT punya lahan dan savana yang luas. Tapi, belum ada perusahaan yang menghasilkan sapi secara massal. Maka Pemda NTT perlu fasilitasi ini. Mudah-mudahan dengan dukungan modal dari DKI atau wilayah lain, bisa mempercepat itu semua. Saya yakin, produksi sapi dari NTT akan lebih banyak lagi jika seluruh infrastruktur pendukungnya tersedia,” ujar Abraham
Dia juga menyarankan agar yang dijual ke luar daerah tidak langsung berupa sapi hidup. Namun, cukup dikirim berupa daging sapi yang sudah dipotong di NTT. Alasannya, para peternak sering menjual sapi betina, sapi yang sedang bunting, sapi yang masih kecil karena terdesak kebutuhan uang. Padahal sapi-sapi seperti itu sangat perlu untuk pembiakan dan menjaga keberlangsungan hidup ternak di NTT.