Berita TTU

Tekan Stunting, Dinkes TTU Gelar Kegiatan Diseminasi Hasil Pengukuran Balita

Tekan Angka Stunting, Dinkes TTU Gelar Kegiatan Diseminasi Hasil Pengukuran Balita

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Dionisius Rebon
Kadinkes TTU, Thomas Laka, Ketua Koordinator Tim Konvergensi Stunting Kabupaten TTU, Salvatore Lake, beserta para dokter dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten TTU, Rabu, 27/10/2021 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU- Dinas Kesehatan Kabupaten TTU menggelar kegiatan Diseminasi Hasil Pengukuran Balita dalam rangka Publikasi Data Stunting (Aksi-7) di Kabupaten TTU.

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, Thomas Laka dan Ketua Koordinator Tim Konvergensi Stunting Kabupaten TTU, Salvatore Lake beserta seluruh Kepala Puskesmas di Kabupaten TTU dan para nakes se-Kabupaten TTU.

Ketua Koordinator Tim Konvergensi Stunting Kabupaten TTU, Salvatore Lake menjelaskan, pasca melakukan evaluasi terhadap penanganan stunting di Kabupaten TTU, ternyata ada banyak persoalan yang muncul, terlepas dari persoalan teknis yang disampaikan para nakes dan ahli gizi.

"Tapi ada satu persoalan yang mendasar yakni ketersediaan pangan dan asupan gizi yang kurang terhadap ibu hamil. Karena kita tahu bahwa intervensi gizi untuk menghasilkan generasi yang baik itu adalah nol sampai dua puluh empat bulan kehidupan pertama," ungkapnya.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Ende Peringkat 6 NTT  Kinerja Konvergensi Stunting

Menindaklanjuti persoalan tersebut, pihaknya mengaku optimis bahwa target secara Nasional pada tahun 2044 hingga 2050 Indonesia akan menghasilkan generasi emas akan terealisasi.

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 3 Kecamatan di Kabupaten TTU yang memiliki prosentase kasus Stunting sangat tinggi yakni di atas angka 40 % .

Hal ini, bagi Salvatore, menjadi perhatian untuk dilakukan intervensi dan akan diploting sebagai wilayah locus sehingga penanganannya lebih serius. Selain itu, pihaknya juga akan mencari persoalan mendasar lonjakan kasus stunting di wilayah tersebut.

"Tiga Kecamatan yang masih tinggi angka stunting yakni; Bikomi Nilulat, Bikomi Tengah, Mutis dengan angka 43,84 %," urainya.

Ditegaskan Salvatore, pihaknya harus mendukung capaian percepatan penanganan stunting provinsi NTT di tingkat Nasional dengan memulai penanganan kasus di tingkat desa.

Data Stunting di Kabupaten TTU, lanjutnya, per-bulan Agustus 2021 menurun hingga 25,3 %. Pada bulan Desember 2020, kasus stunting masih bercokol di angka 28, 9 %.

"Karena capaian kita sekarang adalah 25,3 % berarti kita harus turunkan menjadi 15,3 %. Ini pekerjaan yang berat tetapi harus kita lakukan," bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTU, Thomas Laka menuturkan, kegiatan yang diselenggarakan pada hari ini merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi stunting para kepala daerah se-NTT, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bapelitbangda, bersama Gubernur NTT di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.

"Kenapa itu kita lakukan karena pak Gubernur menginstruksikan kepada setiap kabupaten/kota se-NTT agar tahun depan menurunkan angka stunting sebesar 10% di tahun depan," kata Thomas.

Merespon hal tersebut, dirinya bersama Tim Koordinator, para Dokter, para nakes, para ahli gizi dan para kapus menggelar kegiatan ini untuk menyamakan persepsi perihal aksi yang akan dilakukan ke depan.

Menurutnya, sekitar 20.000 bayi-balita di Kabupaten TTU terkategori stunting. Sesuai instruksi Gubernur, apabila Angka tersebut ditekan menjadi 15%. (*)

Baca Berita TTU Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved