Berita Lembata
Marselina Mala, Anak Ile Ape Lembata, Bertemu Menteri BUMN Erick Thohir, Ini Kisahnya.
arselina Mala, yang berasal dari desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, menerima undangan khusus dari Kementerian Badan Usaha Milik Ne
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Marselina Mala, yang berasal dari desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, menerima undangan khusus dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Deputi Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi, Tedi Baratha, di Jakarta, pada Jumat dan Senin (8 dan 11 Oktober 2021).
Berbagai prestasi Mala sebagai penggerak perubahan di desanya membawa remaja 18 tahun itu ke Jakarta untuk bertemu Menteri Erick Thohir.
Pertemuan antara Mala dan Menteri Erick Thohir tak lepas dari pendampingan yang rutin dilakukan Yayasan Plan International (Plan Indonesia) di Kabupaten Lembata.
Melalui pendampingan itu, Mala mendapat banyak ilmu tentang edukasi dan advokasi berbasis pemberdayaan untuk anak-anak seusia dia di desanya.
Baca juga: Presiden Jokowi Apresiasi Birokrasi Go Digital di NTT
Berawal dari sana, Mala pun memutuskan bergabung dalam Forum Anak Desa (Forades) Laranwutun serta aktif sebagai kader Posyandu Remaja.
Melalui aktivitasnya, Mala tidak pernah surut menyuarakan kepemimpinan perempuan melalui advokasi kepada pemerintah desa.
Bahkan Mala menghendaki supaya anak perempuan yang sudah lulus SMA harus dilibatkan menjadi pemimpin desa, ketua RT maupun posisi strategis lainnya. Oleh sebab itu, Mala mendapat predikat sebagai penggerak perubahan di desanya.
Program Implementation Area (PIA) Manager Plan Indonesia, Erlina Dangu menjelaskan bahwa Marselina Mala merupakan salah satu anak dampingan Plan Indonesia di Lembata.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari Yayasan Plan International Indonesia mendorong kepemimpinan bagi remaja dan anak muda perempuan," kata Erlina kepada wartawan.
Dia menyebutkan, Mala merupakan alumni Plan Indonesia dalam program anak sponsor (sponsorship child programs) yang bertujuan melindungi hak dasar anak dan tumbuh kembang anak.
Sasaran dari program ini kata Erlina adalah anak-anak, khususnya anak perempuan usia 0-18 tahun yang tinggal di wilayah Nusa Tenggara Timur (Soe, Lembata, Nagekeo).
"Anak yang disponsori dipilih sebagai duta untuk menerima manfaat setelah melalui proses seleksi dari masyarakat tempat tinggalnya," ucapnya.
Interaksi antara pihak sponsor dan anak yang disponsori dapat terjalin melalui media surat-menyurat, bertukar pesan, foto hingga gambar.
Plan Indonesia juga memberikan laporan komunal berupa perkembangan dan capaian kerja kepada pihak sponsor mengenai perkembangan anak yang disponsori serta komunitas tempat tinggal anak.