Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 15 Oktober 2021: Ragi
Tuhan dalam Injil hari ini menggunakan ragi sebagai kiasan atau metafor untuk melukiskan kemunafikan orang Farisi (Luk 12:1).
Renungan Harian Katolik Jumat 15 Oktober 2021: Ragi (Luk 12: 1-7)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Tuhan dalam Injil hari ini menggunakan ragi sebagai kiasan atau metafor untuk melukiskan kemunafikan orang Farisi (Luk 12:1).
Ragi itu sesuatu yang sangat dekat dengan keseharian orang Yahudi.
Yesus selalu menggunakan hal yang dekat dan biasa untuk memudahkan pendengar-Nya memahami ajaran-Nya.
Kata Yunani hypokris yang berarti munafik sebenarnya bermakna “bermain sandiwara”, dan kata hypokrites artinya orang munafik sebenarnya berarti “pemain sandiwara”.
Orang munafik identik dengan pemain drama/sandiwara yang melakukan hal “yang lain” dari apa yang mereka katakan yang sesungguhnya mengalir dari hati.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 13 Oktober 2021: Dasar Kecaman
Dalam hidup keagamaan, kita sering mendengar kiasan ini terarah kepada orang-orang yang secara sadar dan sengaja berpura-pura menjadi orang saleh dengan kiblat buruk yaitu agar dipuji dan dihormati orang lain.
Dalam dunia politik kita kenal istilah pencitraan. Mereka buat sesuatu agar dinilai baik dan dipuji meski sangat jauh dari kemurnian hati.
Namun karena basisnya adalah bermain bersandiwara, maka tindakan keagamaan yang mereka lakukan itu sebenarnya tidak mempunyai nilai apa pun.
Tuhan mengecam sebagian orang Farisi karena kemunafikan di depan area publik seperti ini.
Hal yang benar dan baik pasti bertahan. Hal yang buruk dan munafik akan seperti angin: cepat datang tapi segera hilang.
Orang Farisi menjalani hidup keagamaan dengan penuh sandiwara.
Agama yang menjadi area suci untuk menuju Tuhan, mereka alihfungsikan sekadar sebuah panggung pertunjukan pencitraan di mata publik yang mudah tertipu.
Di satu sisi, mata orang banyak seolah memercayai perilaku mereka yang menjalankan aturan-aturan keagamaan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 12 Oktober 2021: Merawat Hati
Tampaknya mereka seolah-olah taat kepada Allah dan dekat dengan-Nya.
Tapi di sisi lain, hidup harian mereka sangat jauh dari kehendak Allah.
Hal yang aneh adalah bahwa mereka mengecam Yesus yang berbelas kasih kepada orang kecil dan menderita sebagai inti hidup keagamaan, misalnya sembuhkan orang sakit pada hari Sabat, tetapi mereka sendiri pada hari Sabat melakukan tindakan yang berlawanan dengan hukum Taurat seperti membawa lembu atau keledai ke tempat minuman.
Ragi orang Farisi seperti inilah yang diingatkan Tuhan kepada kita semua.
Ragi model ini dapat memberi pengaruh buruk kepada orang-orang yang bergaul dan mendengarkan ajaran kaum Farisi ini.
Gaya hidup mereka bisa berdampak pada kemunafikan.
Hidup keagamaan tidak boleh dijalankan di atas panggung sandiwara.
Orang munafik akan berbuat buruk secara tersembunyi supaya tidak dilihat dan berlaku baik secara terbuka supaya dilihat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 11 Oktober 2021: Iman Sederhana
Orang munafik hidup pakai topeng. Bibir tersenyum manis, tapi hatinya ingin menikam.
Kata-katanya bagus tapi hanya kamuflase yang senyatanya ingin menghancurkan.
Orang yang di luarnya pura-pura hidup baik tapi, sejatinya adalah kepalsuan. Orang yang tidak jujur, hidupnya dalam kebohongan.
Namun, Yesus mengingatkan bahwa semua keburukan yang dikatakan atau dilakukan secara tersembunyi oleh orang munafik akan diberitahukan secara terbuka, sehingga orang banyak akan mengetahuinya.
Di hadapan Allah, tidak ada sesuatu pun yang dapat disembunyikan oleh manusia (Luk 12: 2).
Pada waktunya pepatah ini akan berlaku; sepandai-pandai tupai melompat, tapi akhirnya jatuh ke pelimbahan juga.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 Oktober 2021, Minggu Biasa XVIII: Menjadi Bijaksana
Itulah akhir dari drama hidup orang yang tidak jujur.
Yesus sangat membenci kemunafikan. Dia mengajarkan kita agar jangan takut hidup jujur dalam kebenaran.
Konsekuensinya pasti dibenci, dimusuhi, dijauhi, disingkirkan dan bahkan dibunuh (Luk 12: 4).
Munir adalah pahlawan HAM yang tidak takut membela kebenaran dengan risiko mati dibunuh.
Apakah Munir bisa disebut orang gila yang tidak memelihara hidupnya di dunia ini?
Apakah Munir mengalami kebinasaan karena bersuara tentang kebenaran dalam ranah kemanusiaan?
Orang munafik akan berjalan menuju kebinasaan. Orang jujur akan menerima pahala keselamatan.
Tuhan pasti menunjukkan jalan bagi hidup orang jujur dan akan menjatuhkan mereka yang munafik.
Untuk yang satu ini, hanya soal waktu. Tuhan tidak menghendaki kemenangan dalam hidup ini.
Dia hanya menghendaki kesetiaan berjuang sampai akhir walau “akhir” itu di luar rencana manusia.
Orang munafik tidak memiliki satu karakter yang sangat penting dalam hidup, tapi jadi kemewahan zaman ini yaitu integritas.
Umumnya kita suka pada orang yang tampaknya baik. Mungkin karena ini maka banyak orang berlomba-lomba menjadi munafik.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Oktober 2021: Floating Mass
Tuhan butuh orang yang hidupnya benar-benar baik. Hidupnya merupakan keselarasan antara kebaikan yang ditampilkan dan iman yang memang ada di dalam hati.
Hidup menjadi sebuah "surat terbuka" yang sederhana, jujur dan tulus, tanpa ada yang ditutupi dari Tuhan dan sesama.
Hidup model inilah yang sangat menakutkan bagi orang munafik. Semoga kita tidak masuk golongan yang ketakutan ini. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 15 Oktober 2021:

Bacaan 1: Roma 4:1-8
Abraham tidak percaya kepada Allah, dan hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran
Saudara-saudara, apakah yang akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur kita?
Sebab jika Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia mendapat alasan untuk bermegah, tetapi bukan di hadapan Allah.
Sebab apa kata Kitab Suci? "Abraham percaya kepada Tuhan, dan Tuhan memperkirakan hal itu sebagai kebenaran."
Kalau ada orang bekerja, upahnya diperhitungkan sebagai hadiah, melainkan sebagai haknya.
Tetapi jika ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya akan menjadi kebenarannya.
Pujian juga Daud memuji orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya.
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, dan dosa-dosanya ditutup.
Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya.”
Demikian Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan: 32:1-2.5.11
Refr.: engkaulah persembunyian keindahan. engkau melindungi aku sehingga aku selamat dan bergembira.
1. Berbahagialah orang yang melanggarnya diampuni, dan dosa-dosanya ditutup! Berbahagialah orang yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu!
2. Akhirnya dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku salahku kusembunyikan; aku berkata, “Aku menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau sudah memaafkan kesalahanku.
3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, bersorak gembiralah, hai orang-orang jujur!
Bacaan Injil: Lukas 12:1-7
Rambut kepalamu terhitung semuanya
Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan.
Yesus lalu mulai mengajar pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya.
“Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi.
Tiada sesuatu yang tertutup yang takkan dibuka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak diketahui.
Karena itu apa yang kalian katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan yang kalian bisikkan ke telinga di dalam kamar akan dimaklumkan dari atas atap rumah.
Aku takut, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kalian terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Aku akan menunjukkan siapa yang harus kalian takuti.
Takutilah Dia yang setelah membunuh, memiliki kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.
Sungguh, aku berkata, takutilah Dia! burung pipit dijual lima ekor dua duit?
Sungguhpun demikian tidak ada pun dilupakan Allah.
Rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Karena kamu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit.”
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus