Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 11 Oktober 2021: Iman Sederhana
Tuhan mencela kedegilan hati para ahli Taurat dan orang Farisi yang meminta tanda kepada-Nya sebagai syarat untuk percaya.
Renungan Harian Katolik Senin 11 Oktober 2021: Iman Sederhana (Luk 11: 29-32)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Tuhan mencela kedegilan hati para ahli Taurat dan orang Farisi yang meminta tanda kepada-Nya sebagai syarat untuk percaya.
Sebenarnya Yesus telah membuat banyak tanda heran dan mukjizat di depan mata. Tapi hati mereka yang tertutup menjadi penghalangnya.
Sebuah pencarian egois yang tidak akan pernah terpuaskan, apalagi selesai. Mereka akan mencari tanda hingga meninggalkan dunia ini.
Maka hidup ini sebagai sebuah keindahan yang nikmat terlewatkan begitu saja tanpa sebuah jejak kenangan.
Tuhan menggunakan tanda Nabi Yunus untuk mencela kegedilan hati kaum Farisi dan ahli Taurat.
Yunus tinggal di dalam perut ikan besar tiga hari tiga malam. Umat Niniwe yang kafir bertobat setelah mendengarkan pewartaan Yunus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 9 Oktober 2021: Bahagia itu Sederhana
Yesus hendak bilang bahwa orang yang dianggap kafir ternyata lebih terbuka dan peka membaca tanda kehadiran Allah.
Keterbukaan orang Niniwe berbuah keselamatan dari rencana hukuman Allah atas kota itu.
Maka pertobatan orang Niniwe adalah tanda kehadiran Roh Kudus dalam hati mereka.
Ungkapan "tanda nabi Yunus" digunakan oleh Yesus sebagai metafora tipologis untuk penyaliban, penguburan, dan kebangkitan-Nya.
Tujuannya adalah agar kaum Farisi dan ahli Taurat percaya pada Yesus sebagai tanda kehadiran Allah yang sempurna.
Kematian dan kebangkitan adalah tanda yang tak terbantahkan bahwa Yesus dibenarkan oleh Allah untuk mengadili semua orang pada akhir zaman.
Tuhan mengundang kita agar meletakkan iman kita pada kuasa kebangkitan-Nya.