Berita Nasional
Geram dengan Tindakan KKB Papua yang Makin Beringas, KSAD Andika Perkasa Tegas Ambil Tindakan Ini
Atas tindakan yang membabibuta dari kelompok separatis tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Jenderal Andika Perkasa pun mengambil tindakan.
Salah seorang tokoh KKB Papua yang paling ditakuti, dikabarkan telah meninggal dunia Minggu 26 September 2021.
Sosok yang dipecat dari prajurit TNI tersebut meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Papua.
Sosok tersebut adalah Senat Soll, salah satu tokoh KKB Papua, yang dulunya merupakan prajurit TNI.
Selama mengemban tugas sebagai prajurit TNI, Senat Soll selalu melakukan tindakan yang melanggar aturan.
Salah satunya, adalah terlibat dalam jual beli senjata dan amunisi ke kelompok KKB Papua.
Belakangan terungkap fakta, bahwa senjata dan amunisi milik TNI itu, dijual kepada teman-temannya semasa kecil untuk digunakan berperang melawan TNI.
Atas perbuatan tersebut, Senat Soll pun terkena hukuman disersi, dipecat dari satuan TNI.
Sejak dipecat itu, Senat Soll langsung bergabung ke KKB Papua dan langsung menjadi salah satu tokoh yang paling didengar anggota KKB Papua.
Ditambah dengan keterampilannya sebagai prajurit terlatih semasa menjadi anggota TNI, Senat Soll pun kerap membagikan ilmunya kepada anggota-anggotanya.
Kabar tentang kematian Senat Soll itu, tentunya menjadi pukulan telak bagi anggota KKB Papua yang selama ini dididiknya.
Senat Soll meninggal di ruang ICU saat menjalani perawatan medis akibat luka tembak di bagian kaki.
"Benar ada laporan tentang meninggalnya Senat Soll di RS Bhayangkara dan belum diketahui akan dimakamkan di mana," ujar Direskrimum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani.
Faisal Ramahdani mengungkapkan itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin 27 September 2021.
Faizal menyatakan, pengurusan jenazah hingga pemakaman Senat Soll akan dilakukan oleh Polres Yahukimo.
Senat Soll meningal dunia seteah dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.
Senat Soll dirawat setelah ditangkap prajurit TNI Polri markas KNPB yang beralamat di Jalan Samaru, Distrik Dekai, 2 September sekitar pukul 05.00 WIT.
Saat ditangkap, Senat Soll mencoba menyerang dengan menggunakan kapak sehingga aparat terpaksa melumpuhkannya dengan tembakan di bagian kaki.
Senat Soll merupakan mantan anggota TNI yang melarikan diri setelah terlibat dalam jual beli amunisi dengan KKB di Mimika pada 2018.
Sejak itu sampai tahun 2021 ini, Senat Soll melakukan sejumlah aksi kejahatan di Yahukimo.
Polda Papua mencatat, ada 12 tindakan kejahatan yang melibatkan Senat Soll.
Dalam aksi-aksinya, terdapat beberapa tindakan keji berupa pembunuhan. Dan, kekejamannya itu mengakibatkan 11 orang tewas dan tak terhitung korban yang terluka.
Senat Soll Sempat Melawan
Untuk diketahui, Senat Soll yang merupakan tokoh kelompok kriminal bersenjata di Yahukimo itu ditangkap di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Kamis 2 September 2021.
Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Faisal Ramadhani mengatakan, Senat Soll ditangkap di markas Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Yahukimo.
KNPB merupakan organisasi politik dari Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TPNPB) yang diduga kerap menjadi aktor berbagai aksi demonstrasi di sejumlah wilayah di Papua.
"Dari hasil pengembangan penyelidikan akhirnya terungkap bahwa lokasi penangkapan Senat Soll adalah markas KNPB," ujar Faisal.
Mengenai keterkaitan KKB Yahukimo dengan KNPB, Faisal belum bisa menyimpulkannya.
"Ini masih dikembangkan, nanti kita lihat perkembangannya," kata dia.
Kabupaten Yahukimo, sambung Faisal, merupakan salah satu basis terbesar KNPB.
Sedangkan eksistensi KKB di wilayah tersebut baru mulai dalam beberapa bulan terakhir.
Senat Soll merupakan salah satu dari tiga tokoh KKB di Yahukimo.
Tokoh lainnya adalah Tendius Gwijangge dan Temianus Magayang.
Nama Senat Soll tertulis dalam 12 laporan polisi dengan jumlah korban cukup banyak.
Saat masih aktif menjadi anggota TNI, ia pernah terlibat kasus jual beli amunisi dengan KKB di Kabupaten Mimika pada 2018.
Sejumlah aksi kekerasan yang dilakukan telah menyebabkan 11 orang tewas, termasuk dua anggota TNI.
Senat Soll Serang Aparat
Penangkapan Senat Soll ternyata bukan pekerjaan gampang. Pasalnya, detik-detik saat hendak diringkus, Senat Soll masih sempat melakukan perlawanan.
“Saat ditangkap, Senat Soll masih melakukan perlawanan. Dengan menggunakan sebilah kapak di tangan, Senat Soll berusaha membunuh aparat,” ungkap Faisal.
Atas tindakannya yang mengancam nyawa petugas, maka Senat Soll pun dilumpuhkan dengan sebuah tembakan di kaki kanannya.
Senat Soll ditangkap oleh tim gabungan Satgas Ops Nemangkawi dan Polres Yahukimo yang dipimpin langsung Kapolres Yahukimo, AKBP Deni Hendriana.
Seusai melumpuhkan pria berbahaya tersebut, yang bersangkutan langsung diterbangkan ke Jayapura untuk dirawat di RS Bhayangkara Jayapura.
Dalam kepengurusan KKB Papua di Yahukimo, Senat Soll merupakan salah satu dari tiga orang yang ditokohkan.
Dua orang lainnya adalah Tenius Gwijangge dan Temianus Magayang.
Sosok Senat Soll
Senal Soll diketahui merupakan mantan anggota TNI yang membelot dan bergabung dengan KKB di Papua.
Dia pernah terlibat dalam jual beli amunisi senjata api di Kabupaten Mimika.
Senat Soll yang terakhir berpangkat Prada dipecat dari dinas militer lantaran melakukan desersi dan tak berdinas lebih dari 30 hari berturut-turut.
Senat diduga kuat terlibat dalam pembunuhan staf KPU Kabupaten Yahukimo, Hendry Jovinski.
Dia juga diduga sempat berkomplot dalam kasus pembakaran ATM di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo pada 2019.
Kepala Distrik Yahukimo Ditangkap
Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi melakukan penyelidikan pembunuhan dua pekerja PT Indo Papua pada 22 Agustus 2021 oleh Kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Dalam temuannya, petugas menahan empat orang yang diduga kuat terlibat dalam KKB di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.
Kepala Satgas Nemangkawi Kombes Faisal Ramadhani menjelaskan, awalnya sangat sulit mencari petunjuk mengenai keberadaan KKB tersebut.
Meski para tokohnya sudah dikenali, yaitu Tenius Gwijangge, Senat Soll, dan Temianus Magayang, tetapi aparat kesulitan melacak keberadaan KKB.
Bermula Dari Kendaraan Roda Empat
Beruntung, mereka mendapat informasi dari salah satu warga mengenai adanya sebuah kendaraan roda empat yang mencurigakan.
"Jadi ada satu mobil berwarna hitam yang suka mondar-mandir dari Dekai ke lokasi kejadian (jembatan Kali Brazza), ketika dilacak kendaraan tersebut justru melintas di depan Mapolres (Yahukimo) dan langsung digiring masuk ke dalam," ujar Faisal di Jayapura, Senin 30 Agustus 2021.
EH, sopir kendaraan tersebut, kemudian diperiksa oleh penyidik Polres Yahukimo.
Dari pemeriksaan diketahui, ada belasan orang yang terkait dengan KKB tengah berada di rumah Kepala Distrik Wusama, EB, di Dekai.
Faisal yang sempat berada di Dekai hingga 28 Agustus 2021 memerintahkan tim gabungan melakukan penangkapan pada Jumat 27 Agustus 2021 malam sekitar pukul 20.00 WIT.
Namun sayang, sekitar lima orang melarikan diri saat penangkapan.
"Jadi ada dua bangunan di kediaman EB, rumah di bagian depan dan honai di belakangnya. Delapan orang yang berada di rumah berhasil kita amankan semua, lima orang yang di honai kabur," kata dia.
Empat Orang jadi Tersangka, Termasuk Kepala DistrikSetelah diperiksa, polisi kemudian menetapkan EB, EH, Y, dan YH sebagai tersangka pembunuhan berencana, sedangkan sisanya dibebaskan.
Keempat tersangka diduga kuat merupakan bagian dari KKB yang dalam beberapa waktu terakhir kerap melakukan aksi di Yahukimo.
EB yang merupakan Kepala Distrik Wusama berperan sebagai otak dan penyandang dana untuk aktivitas KKB.
EH adalah sopir yang kerap mengantar keperluan KKB.
Sedangkan Y merupakan keponakan EB yang berperan untuk menyiapkan keperluan logistik KKB.
Adapun YH adalah anggota KKB yang kerap ikut langsung dalam berbagai aksi, termasuk pembunuhan empat pekerja bangunan di Kampung Bingky, Distrik Seradala, pada 29 Juni 2021 dan pembunuhan dua pekerja PT Indo Papua di Jembatan Kali Brazza pada 23 Agustus 2021. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Jenderal Andika Perkasa Tak Mau Serangan KKB Papua di Maybrat Terulang, KASAD Lakukan Perubahan