KKB Papua

Takut Diserang KKB Papua, Dua Guru Ini Minta Dievakuasi Dari Kiwirok ke Jayapura, Begini Respon TNI

Sampai saat ini, kondisi keamanan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, belum pulih. Situasi belum kondusif sejak 13 September 2021 lalu.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Dua guru SMP di Distrik Kiwirok bersama seorang ibu rumah tangga dievakuasi ke Jayapura pasca insiden berdarah 13 September 2021 lalu. Mereka takut karena suasana di tempat tugasnya belum aman. 

POS-KUPANG.COM – Sampai saat ini, kondisi keamanan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, belum pulih. Situasi belum kondusif sejak insiden 13 September 2021 lalu.

Masyarakat belum merasa aman sejak peristiwa mencekam, penyerangan kelompok kriminal bersenjata pada Senin pekan lalu.

Di tengah suasana yang demikian, dua orang guru bersama seorang warga sipil meminta untuk dievakuasi dari Kiwirok ke Jayapura.

Permintaan evakuasi itu dikabulkan, sehingga ketiga warga sipil tersebut akhirnya dijemput helikopter milik TNI.

Evakusi itu dilakukan langsung dari Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang ke Jayapura,

Evakuasi tersebut dilakukan oleh personel TNI dari Kolakops Korem 172/PWY, pada hari Rabu 22 September 2021.

Ketiga warga sipil tersebut, dievakuasi menggunakan helikopter tipe 412 EP TNI-AD.

Baca juga: Ditangkap KKB Papua, Gerald Sokoy Kini Masih Hidup, Nasibnya Di Tangan Musuh, Mencemaskan? Simak Ini

Dari ketiga orang tersebut, dua diantaranya perantau. Sedangkan seorangnya lagi warga asal Papua.

Kedua orang perantau itu, masing-masing Magdalena Esawaek (39) asal Biak dan berprofesi sebagai guru SMP, Rospiani Purba (55) asal Medan guru SMP, dan seorang warga asli Kiwirok, Yosepa Taplo (50) ibu rumah tangga.

Komandan Korem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan mengatakan, ketiga pengungsi tersebut telah diantar sampai ke rumah kerabat masing-masing di Jayapura.

Warga menyampaikan rasa terimaksih kepada pihak TNI yang telah mengevakuasi mereka dari Distrik Kiwirok.

"Pasca kejadian aksi teror yang dilakukan oleh Kelompok Separatis di Distrik Kwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, beberapa waktu lalu telah menyebabkan masyarakat mengungsi ke Pos TNI," ujar Izak dalam siaran pers kepada Tribun-Papua.com, Rabu 22 September 2021 petang.

Izak menyebut, masih ada 17 warga yang mengungsi ke Pos Satgas Pamtas Yonif 403/WP saat ini. Semuanya merupakan warga pendatang.

"Selama proses evakuasi, aparat TNI mendapatkan gangguan tembakan dari pihak Kelompok Separatis Ngalum Kupel, namun hal tersebut bisa diatasi sehingga evakuasi dapat berjalan aman," jelasnya.

Brigjen Izak Pangemanan menegaskan, proses evakuasi menyusul permintaan warga yang ingin keluar mencari rasa aman sementara waktu akibat gangguan kelompok separatis di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang

"Masyarakat menginginkan Distrik Kiwirok kembali aman dan kondusif serta roda pemerintahan berjalan normal kembali," ujarnya.

Baca juga: Gempur KKB Papua Kapolda Fakhiri Minta Bantuan Mabes Polri, Akankah Papua Jadi Zona Hitam Indonesia?

Izak mengungkapkan, kondisi masyarakat yang mengungsi kini baik dan untuk memenuhi kebutuhan mereka, TNI mengirimkan bantuan bahan makanan dari Jayapura menggunakan helikopter.

"Kami telah menambah jumlah pasukan di Distrik Kiwirok dalam rangka pemulihan keamanan dan melakukan penindakan terhadap kelompok Ngalum Kupel," tegas Izak.

Sebelumnya, seorang prajurit TNI gugur saat melakukan pengamanan proses evakuasi jenazah Suster Gabriella Maelani di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa 21 September 2021.

Personel TNI yang gugur yakni Pratu Ida Bagus Putu. Korban mengalami luka tembak persis di bagian kepala.

Sementara itu, jenazah suster Gabriella Maelani sudah dimakamkan di Kota Jayapura Rabu 22 September 2021.

Sampai saat ini situasi keamanan di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua belum normal seperti sedia kala.

TNI masih melakukan siaga penuh, sementara warga sipil merasakan situasi yang tegang setiap saat karena takut diserang KKB Papua.

Penyerangan dan pembakaran Puskesmas hingga menewaskan tenaga kesehatan (nakes) Suster Gabriella Maelani (23) dan seorang prajurit TNI Pratu Ida Bagus Putu telah membuat warga was-was.

Baca juga: Penangkapan Oknum ASN Yahukimo Pemasok Senjata untuk KKB Papua Didukung Barang Bukti

Warga memilih untuk mengungsi dari Kiwirok karena khawatir akan keselamatan mereka.

Terbaru, dua orang guru SMP dan seorang warga memilih minta untuk dievakuasi ke Jayapura. 

Akhirnya tiga orang warga sipil di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang tersebut dievakuasi ke Jayapura oleh personel TNI dari Kolakops Korem 172/PWY, Rabu 22 September 2021.

Mereka dievakuasi menggunakan menggunakan helikopter tipe 412 EP TNI-AD.

Gerald Sokoy Masih Hidup, Kini Di Tangan KKB Papua

Tenaga kesehatan Gerald Sokoy yang selama ini diduga meninggal dunia saat insiden Kiwirok, ternyata masih hidup.

Kabar tentang Gerald Sokoy yang masih hidup itu, diumumkan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM).

Sosok yang mengumumkan bahwa Gerald Sokoy kini diamankan KKB Papua, adalah Juru Bicara OPM, Sebby Sambom.

Tak hanya mengumumkan bahwa Gerald Sokoy masih hidup, Sebby Sambom juga memperlihatkan keberadaan Gerald bersama KKB Papua.

Kabar tentang Gerald Sokoy itu diumumkan kepada publik setelah sosok yang merupakan rekan kerja Gabriela Meilani itu diamankan 10 hari oleh KKB Papua.

Dalam pengumumannya itu, Sebby Sambom juga menyatakan bahwa KKB Papua tidak menyandera Gerald Sokoy.

Tetapi Gerald diamankan, setelah ditemukan KKB Papua sedang tersesat di dalam hutan Papua pasca insiden Kiwirok pada Senin 13 September 2021.

Dalam insiden tersebut, KKB Papua membakar habis sejumlah fasilitas umum yang ada di Distrik Kiwirok.

Baca juga: Para Nakes Gelar Doa Bersama untuk Gabriella Korban KKB Papua, Kadis Kesehatan Minta Maaf 

Fasilitas yang dibakar itu, antara lain, Gedung SD Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Kiwirok, Pasar Kiwirok dan Puskesmas Kiwirok serta beberapa rumah warga.

Bahkan dalam penyerangan tersebut, KKB Papua juga menganiaya salah seorang tenaga kesehatan perempuan bernama Gabriela Meilani.

Lantaran diperlakukan secara sewenang-wenang, Gabriela Meilani meninggal dunia setelah sebelumnya dilecehkan kemudian dilempar ke dasar jurang.

Pada tragedi tersebut, dokter dan beberapa perawat lainnya juga nekat menyelamatkan diri dengan melompat ke dasar jurang.

Salah satu tenaga kesehatan lainnya yang juga melompat ke jurang adalah Gerald Sokoy.

Setelah melompat ke jurang. Beberapa tenaga kesehatan lainnya berhasil diselamatkan. Begitu juga jenazah Gabriela Meilani telah berhasil dievakuasi.

Sedangkan Gerald Sokoy dinyatakan menghilang karena tidak ditemukan hingga batas waktu yang ditentukan oleh tim SAR.

Ketika publik Indonesia telah mendoakan keselamatannya karena dikhawatirkan sudah meninggal dunia, tiba-tiba KKB Papua mengumumkan kabar yang tak disangka-sangka.

KKB Papua melalui Juru Bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan, bahwa Gerald Sokoy kini di tangan KKB Papua.

Meski bersama KKB Papua, namun mereka membantah telah menyandera Gerald Sokoy.

KKB Papua beralasan bahwa Gerald Sokoy kini ada di tangan KKB Papua karena yang bersangkutan ditemukan dalam tersesat di hutan, dalam pelarian pasca insiden Kiwirok.

Gerald Sokoy hilang sejak 13 September 2021, setelah bersama beberapa tenaga kesehatan lainnya lompat ke dasar jurang.

Baca juga: Bos KKB Papua Ini Masuk Daftar Hitam TNI Polri, Ternyata Dulu Pernah Tembak Helikopter, Ini Sosoknya

Gerald Sokoy merupakan satu dari 10 tenaga kesehatan yang melonpat ke jurang di Distrik Kiwirok, saat KKB Papua secara membabibuta melakukan penyerangan ke Distrik Kiwirok.

"Gerald Sokoy bukan disandera namun tersesat dalam peristiwa penembakan di Distrik Kiwirok. Maka Pasukan TPNPB-OPM tetap lindungi Gerald Sokoy sebagai warga sipil non militer," tandas Sebby kepada Tribun-Papua.com, Kamis 23 September 2021.

Kini, Gerald sudah 10 hari bersama pasukan tentara OPM Kodap 15 Ngalum Kupel . 

"Menurut laporan resmi dari Brigadir Jenderal Lamek Taplo, akan serakan Gerald Sokoy melalui pihak gereja atau pemerintah daerah Kabupaten Pengunungan Bintang secara terhormat," ujar Sebby.

Menurut Sebby, informasi terkait rangkaian peristiwa yang terjadi di Distrik Kiwirok selama ini simpang siur.

"Gerald Sokoy akan jelaskan kepada publik terkait dokter bersenjata dan nasip Nakes korban meninggal dunia," lanjutnya.

Sementara itu, Panglima Kodap XV Ngalum Kupel, Lamek Taplo melaporkan pihaknya akan tetap mempertahankan klaimnya atas apa yang terjadi di Kiwirok. 

"Banyak pihak yang menyudutkan kami pasukan TPNPB-OPM, (publik) akan dengar langsung dari mantri Gerald Sokoy," ujar Lamek. 

Sementara, TPN-OPM akan mengatur waktu penyerahan Gerald Sokoy ke pihak gereja atau pemerintah daerah setempat, sesuai situasi dan kondisi keamanan.

"Karena itu semua pihak khususnya Seluru Rakyat Papua tetap bersabar."

Baca juga: Satgas Nemangkawi Pukul Mundur KKB Papua di Kiwirok Walau Sempat Dihadang di Tengah Hutan, Simak Ini

Lamek berharap aparat gabungan TNI dan polisi tidak menghalangi proses penyerahan Gerald Sokoy, nantinya.

"TNI-Polri jangan menghalangi proses ini, tetap di tangani Pemerintah Kabupaten Pengunungan Bintang dan Pihak Gereja mana yang tepat, kami akan atur," pungkas Taplo.

Sebelumnya, seorang prajurit TNI gugur saat melakukan pengamanan proses evakuasi jenazah Suster Gabriella Maelani di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa 21 September 2021.

Personel TNI yang gugur adalah Pratu Ida Bagus Putu, mengalami luka tembak di bagian kepala.

Sementara itu, jenazah suster Gabriella Maelani korban KKB yang dianiaya di jurang sudah dimakamkan di Kota Jayapura pada Rabu 22 September 2021.

Berita Lain Terkait KKB Papua

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved