Berita Sumba Timur
Bupati Praing : Kalau Air Teratasi, Tidak Terlalu Sulit Kita Keluar Dari Kemiskinan
Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang beriklim sabana tropis dengan musim kemarau yang panjang.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang beriklim sabana tropis dengan musim kemarau yang panjang.
Musim kemarau di kabupaten yang berdiri pada 1958 itu biasanya berlangsung sejak pertengahan April hingga dasarian kedua bulan November. Adapun puncak musim kemarau berlangsung pada Juli hingga September.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam wilayah yang cukup kering karena curah yang rendah di wilayah itu. Curah hujan tahunan hanya berkisar 700-1.800 milimeter dengan jumlah hari hujan tahunan berkisar antara 60–130 hari hujan.
Bupati Sumba Timur Khristofel A. Praing menyebut air menjadi salah satu persoalan terbesar yang dialami masyarakat di wilayah itu. Tak hanya air bersih untuk kebutuhan keluarga, lahan-lahan pertanian pun belum maksimal pengelolaannya karena ketersediaan air yang terbatas.
Karena itu, dirinya mengapresiasi dukungan TNI AD melalui Kodim 1601 Sumba Timur yang kini membangun pompa hidram untuk membantu akses air di wilayah itu. Kodim 1601 Sumba Timur juga membuka lahan pertanian seluas 460 hektar di Desa Laindeha Kecamatan Pandawai serta 10 hektar di lokasi TMMD 112 di Desa Rambangaru Kecamatan Haharu.
Di lokasi pertanian Pandawai, Kodim 1601 membangun 10 unit pompa hidram untuk mengalirkan air dataran rendah ke lahan pertanian yang dibangun.
"Saya pikir itu (pembukaan lahan dan pembangunan pompa hidram) sebuah terobosan yang menjawab kebutuhan masyarakat," ujar Bupati Khristofel Praing kepada wartawan usai membuka program TMMD ke-112 di Desa Rambangaru Kecamatan haharu, Rabu 15 September 2021.
Ia menyebut, pemerintah dengan dukungan berbagai pihak seperti TNI kini terus mencari lahan baru untuk dibuka menjadi lahan pertanian masyarakat. Karena itu, keberhasilan program pembukaan lahan dan penyediaan air melalui pompa hidram tersebut menjadi garansi untuk direplikasi di wilayah itu.
"Kita terus mencari tempat atau lahan yang dimungkinkan, karena kalau sekiranya sekarang ini bisa berhasil maka kita akan mereplikasi lagi, karena kita persoalan utama sumba timur adalah air," bener Bupati Khristofel Praing.
Menurut dia, pemenuhan kebutuhan air menjadi salah satu strategi untuk membawa kabupaten Sumba Timur keluar dari persoalan kemiskinan. "Jadi kalau air bisa teratasi maka saya pikir tidak terlalu sulit kita keluar dari kemiskinan," pungkas Bupati Khristofel Praing.
Selain upaya pembangunan pompa hidram oleh aparat TNI AD, pemerintah Kabupaten Sumba Timur juga telah menetapkan program daerah untuk menghadirkan air di wilayah itu. Program tersebut juga sekaligus dibuat untuk menjawab menjawab persoalan kekeringan di kabupaten dengan seluas 7.000,50 km2 itu.
Seluruh desa dan kelurahan di wilayah itu ditargetkan untuk memiliki pompa air agar dapat menyediakan air bersih bagi warga. Bupati Khristofel Praing mengaku, program tersebut telah dimasukan dalam rancangan APBD Perubahan tahun 2021.
"Untuk bahaya kekeringan itu kita menjawab sekarang dengan program kita, salah satunya adalah menghadirkan air. Di perubahan (alokasi anggaran dalam perubahan APBD) ini kita hadirkan pompa yang cukup signifikan," ujar
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sumba Timur Franky Mbani menyebut pemerintah mendorong program desa untuk mengadakan pompa air melalui dana desa.
