KKB Papua
Waterpauw Perintah Buru KKB Hidup atau Mati, Tapi Akses ke Okhika dan Kiwirok Terhambat Cuaca Buruk
Kabaintelkam Polri, Komjen Paulus Waterpauw tidak bisa mentolerir tindakan KKB Papua yang terus saja menebar ketakutan dan memakan korban di Papua.
Hingga saat ini situasi di Distrik Okhika belum dapat terpantau aparat keamanan.
Suara Pengamat Pendidikan
Sementara itu, Pengamat Pendidikan Papua, Christian Sohilait meminta aparat keamanan menindak tegas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan perusakan fasilitas publik termasuk sekolah, serta penyerangan sejumlah tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sepekan terakhir.
"Saya dukung penegakan hukum kepada para pelaku," kata Sohilait kepada Tribun-Papua.com, di Kota jayapura, Kamis 16 September 2021.
Dia menyerukan kepada pihak KKB agar aksi pembakaran fasilitas pendidikan tidak terulang lagi di Papua.
"Cukup ini kali kedua di Papua, jangan ada lagi. Sekolah itu gudang ilmu bagi anak-anak kita," tegasnya.
Menurutnya, aksi penyerangan tenaga medis serta pembakaran fasilitas umum seperti gedung Sekolah Dasar dan Puskesmas di Distrik Kiwirok, sangat merugikan masyarakat.
"Saya secara pribadi cukup prihatin," akunya.
Kata Christian, seharusnya KKB tahu kalau tenaga kesehatan dan para guru harus dilindungi, sebab merekalah para pejuang bangsa.
"Generasi penerus bangsa ada di tangan guru dan tenaga kesehatan, jangan dijadikan korban," ungkapnya.
Diketahui, Kelompok Lamek Taplo melakukan aksi penyerangan di Ibu Kota Distrik Kiwirok, beberapa hari lalu.
Dalam aksi penyerangan itu sempat terjadi baku tembak dengan aparat, satu anggota TNI mengalami luka serempet rekoset.
Ironisnya, KKB membakar fasilitas umum seperti sekolah, kantor kas Bank Papua, pasar, rumah warga dan perumahan guru.
Bahkan, KKB menyerang sejumlah tenaga medis yang berujung gugurnya seorang tenaga kesehatan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com