KKB Papua

Waterpauw Perintah Buru KKB Hidup atau Mati, Tapi Akses ke Okhika dan Kiwirok Terhambat Cuaca Buruk

Kabaintelkam Polri, Komjen Paulus Waterpauw tidak bisa mentolerir tindakan KKB Papua yang terus saja menebar ketakutan dan memakan korban di Papua.

Editor: Agustinus Sape
tribun-papua.com/istimewa
Tim gabungan TNI dan Polri sedang mengikuti apel siaga di Polres Puncak, Papua. 

Waterpauw Perintahkan Kejar KKB Papua Hidup atau Mati, Tapi Akses ke Okhika dan Kiwirok Terhambat Cuaca Buruk

POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Kabaintelkam Polri, Komjen Paulus Waterpauw tidak bisa mentolerir tindakan KKB Papua yang terus saja menebar ketakutan dan memakan korban di Papua.

Tindakan keji mereka yang terakhir terjadi di Distrik Okhika dan Distrik Kiwirok Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, Senin 13 September 2021.

Mereka membakar sejumlah fasilitas umum dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan melukai sejumlah tenaga kesehatan yang sedang melayani pengobatan gratis.

Ada juga tenaga kesehatan yang ketakutan akhirnya lari ke jurang hingga ditemukan tewas.

Melihat tindakan keji KKB Papua ini, Paulus Waterpauw memerintahkan Kapolda Papua dan jajaran memburu KKB di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Waterpauw menilai tindakan yang dilakukan KKB sangat keji dan tak berperikemanusiaan.

"Kapolda dan jajaran harus bisa memburu pelaku, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata Kabaintelkam Paulus, dalam pesan singkatnya, Kamis 16 September 2021.

Menurut Paulus jika KKB berhasil ditangkap, maka kelompok ini tidak terus menerus melakukan kekacauan, kekerasan ataupun sejenisnya.

"Apalagi pemerintah sedang sibuk membangun dan membuka tabir kehidupan masyarakat Papua ke depan," jelasnya.

KKB Ngalum Kupel pimpinan Lamek Alipki Taplo pada Senin, 13 September 2021 melakukan aksi pembakaran dan menyerang tenaga kesehatan yang bertugas di Distrik Kiwirok.

Selain membakar puskesmas, KKB Lamek Taplo juga membakar sekolah, kantor Bank Papua, pasar hingga rumah guru dan tenaga kesehatan.

Danrem 172/PWY, Brigjen TNI Izak Pangemanan menyebutkan KKB di Kiwirok menyerang tenaga kesehatan saat melakukan pengobatan gratis bersama warga di pasar.

"Aksi brutal KKB ini membuat para nakes menyelamatkan diri. Ada 3 orang nakes yang kena luka tusuk dan babak belur dianiaya KKB," jelas Izak.

Sampai saat ini, satu tenaga kesehatan bernama Gilbert Sokoy masih dikabarkan hilang. Sedangkan Suster Gabriela Meilan (22) ditemukan meninggal dunia.

7 tenaga kesehatan lainnya masih bertahan di Pos TNI Kiwirok untuk menyelamatkan diri.

Cuaca Buruk

Personel Polda Papua tidak henti-hentinya mengejar anggota KKB Papua yang terus mengganggu keamanan bahkan membunuh anggota TNI dan Polri di Papua.

Namun, terkait serangan KKB Papua di Distrik Okhika dan Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, polisi belum bisa bertindak maksimal karena mereka berhadapan dengan cuaca buruk di wilayah tersebut

Lantaran cuaca buruk, bantuan personel dari Polda Papua belum dapat menjangkau Distrik Okhika dan Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Hal tersebut diungkapkan Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis 16 September 2021 siang.

Kata dia, akses menuju Distrik Okhika dan Kiwirok hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat terbang.

“Sejak kemarin cuaca buruk, sehingga perbantuan kekuatan tidak bisa bergeser,” jelasnya.

Apabila nantinya cuaca sudah membaik, maka 2 pleton Brimob Polda Papua akan di geser.

“Kalau sudah bagus, kami geser perkuatan yang ada,” jelasnya.

Ia pun menerangkan saat ini situasi di Distrik Kiwirok berangsur kondusif.

Sedangkan Distrik Okhika belum terpantau.

“Kalau Kiwirok sudah aman, meski ada gangguan sedikit, sedangkan Okhika disana tidak ada aparat,” jelasnya.

Selain melakukan aksi penyerangan di Distrik Kiwirok KKB Pimpinan Lamek Taplo pun melakukan aksi yang sama di Distrik Okhika.

Tercatat berdasarkan informasi Kapolres ada 10 lebih bangunan yang dibakar, salah satunya Sekolah, puskesmas dan rumah para dinas kesehat.

Hingga saat ini situasi di Distrik Okhika belum dapat terpantau aparat keamanan.

Suara Pengamat Pendidikan

Sementara itu, Pengamat Pendidikan Papua, Christian Sohilait meminta aparat keamanan menindak tegas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan perusakan fasilitas publik termasuk sekolah, serta penyerangan sejumlah tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, sepekan terakhir.

"Saya dukung penegakan hukum kepada para pelaku," kata Sohilait kepada Tribun-Papua.com, di Kota jayapura, Kamis 16 September 2021.

Dia menyerukan kepada pihak KKB agar aksi pembakaran fasilitas pendidikan tidak terulang lagi di Papua.

"Cukup ini kali kedua di Papua, jangan ada lagi. Sekolah itu gudang ilmu bagi anak-anak kita," tegasnya.

Menurutnya, aksi penyerangan tenaga medis serta pembakaran fasilitas umum seperti gedung Sekolah Dasar dan Puskesmas di Distrik Kiwirok, sangat merugikan masyarakat.

"Saya secara pribadi cukup prihatin," akunya.

Kata Christian, seharusnya KKB tahu kalau tenaga kesehatan dan para guru harus dilindungi, sebab merekalah para pejuang bangsa.

"Generasi penerus bangsa ada di tangan guru dan tenaga kesehatan, jangan dijadikan korban," ungkapnya.

Diketahui, Kelompok Lamek Taplo melakukan aksi penyerangan di Ibu Kota Distrik Kiwirok, beberapa hari lalu.

Dalam aksi penyerangan itu sempat terjadi baku tembak dengan aparat, satu anggota TNI mengalami luka serempet rekoset.

Ironisnya, KKB membakar fasilitas umum seperti sekolah, kantor kas Bank Papua, pasar, rumah warga dan perumahan guru.

Bahkan, KKB menyerang sejumlah tenaga medis yang berujung gugurnya seorang tenaga kesehatan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved