Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 12 September 2021: Menyangkal Diri dan Memikul Salib

Kecenderungan umum manusia adalah cari enak, cari gampang, cari yang serba menyenangkan dan memberi rasa aman, walaupun palsu.

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD. Siprianus S. Senda 

Yesus justeru ketika berbicara, tidak seperti nabi lainnya. Dengan tegas Ia mengatakan: Aku berkata kepadamu. Pernyataan ini penuh wibawa. Keluar dari diriNya sendiri sebagai yang memiliki otoritas ilahi. 

Dari gambaran di atas kelihatan bahwa tingkat pengenalan orang-orang itu tidak mendalam. Mereka tidak mengenal Yesus sampai ke kedalaman. Hanya sebatas seperti nabi-nabi Perjanjian Lama. 

Jawaban dari para murid berbeda. Petrus yang mewakili para murid lainnya mengungkapkan jatidiri Yesus yang sebenarnya. "Engkaulah Mesias, Anak Allah."

Jawaban ini bukan saja jawaban intelektual belaka. Ini adalah jawaban iman. Di dalamnya terungkap tingkat pengenalan yamg lebih dalam, sekaligus ungkapan iman akan Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. 

Bagian kedua injil berisi pemberitahuan tentang penderitaan Yesus dan tanggapan para murid yang lagi-lagi diwakili oleh Petrus.

Petrus pada babak sebelumnya begitu apik tampil sebagai murid yang mengenal Yesus, justeru pada babak ini babak belur ditegur Yesus. "Enyahlah iblis!"

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 4 September 2021: Utamakan Manusia

Petrus pada babak ini mengungkapkan sisi kelemahan dalam pengenalannya akan Yesus. Bagi dia, Yesus sebagai Mesias seharusnya Mesias yang pemenang, bukan yang kalah dan menderita.

Maka dia tidak terima kalau Yesus harus menderita. Itu tidak sesuai dengan gambarannya tentang Mesias dengan prototipe Daud, sang Raja Israel terurapi yang selalu menang perang.

Gambaran Petrus ini kiranya juga ada dalam benak banyak orang yang menghendaki Yesus sebagai raja Mesias politik yang dapat menghancurkan penjajahan Romawi. 

Inspirasi Injil

Dari ulasan teks di atas, ada dua butir inspirasi untuk kehidupan kristiani masa kini. Pertama, mengenal Yesus secara mendalam semestinya berangkat dari pengalaman personal akan Yesus, dan bukan berdasarkan perkataan orang yang mengambang.

Petrus dan kawan-kawannya mengenal Yesus sampai pada tahap itu karena mereka mengalamiNya dalam relasi personal. Ada kedekatan spiritual denganNya, yang melampaui kedekatan fisik belaka.

Kedekatan spiritual ini berkembang menjadi kuat dan matang melalui olah rohani intensif. Murid Kristus masa kini hendaknya memiliki basis rohani yang kuat untuk tetap mengenal Yesus yang sejati, di antara aneka tipuan pengajaran tentang Yesus yang seolah-olah sejati.

Yesus yang sejati adalah Yesus yang memikul salib. Jalan salib adalah bagian dari hidup Yesus yang menyelamatkan manusia. 

Kedua, dengan basis pengenalan yang mendalam dan benar akan Yesus, orang beriman dapat memahami jalan hidupNya dan mengikuti Dia dalam jalan tersebut. Sebab Dia telah bersabda, "Barangsiapa mau mengikuti Aku, dia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku."

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 Agustus 2021: Menjadi Manusia Otentik

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved