Berita Ngada

BREAKING NEWS : Kampung Malapedho Diterjang Banjir, Satu Bocah Tewas & Satu Pasutri Belum Ditemukan

korban lainnya bernama Neymar Gaya berumur 7 tahun mengalami luka berat. Kakak kandung dari korban Milka Tuna mengalami patah kaki.

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Milka Tuna ditemukan meninggal dunia usai diterjang banjir badang di Kampung Malapedho, Jumat 3 September 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi

POS-KUPANG.COM,  BAJAWA-Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada diterjang banjir bandang pada hari, Jumat 3 September 2021.

Banjir bandang tersebut disebabkan oleh hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Jerebuu dan sekitarnya pada hari, Jumat 3 September 2021 sore hingga malam hari sekira pukul 10:00 Wita.

Akibat dari bencana tersebut, sebanyak lima rumah warga yang ada di kampung tersebut tertimbun lumpur. Banjir yang mengalir di kali Waesugi tersebut menyebabkan tiga dapur dan dua rumah induk rusak berat.

Selain kerugian material, banjir bandang yang mengalir dari kaki Gunung Inerie tersebut juga menelan korban jiwa.

Satu orang bocah perempuan berumur sekitar 4 tahun dilaporkan meninggal dunia. Bocah tersebut diketahui bernama Mikla Tuna.

Selain seorang bocah yang sudah dipastikan meninggal dunia, masih ada pasangan suami istri yang sampai dengan saat ini belum ditemukan.

Baca juga: Bupati Ngada Berlakukan PPKM Level 3 dan Optimalisasi Penanganan Covid-19

Pasangan suami istri tersebut yakni, Mikael Jeko (40) dan istrinya Maria Goreti Dhiu (38). Pasangan tersebut belum ditemukan sampai dengan saat ini.

Sementara itu, korban lainnya bernama Neymar Gaya berumur 7 tahun mengalami luka berat. Kakak kandung dari korban Milka Tuna mengalami patah kaki.

Kepala Desa Inerie, Benediktus Milo, kepada Pos Kupang, Sabtu 4 September 2021 membenarkan peristiwa memenaskan itu.

Benediktus mengatakan, kejadian bermula ketika hujan mengguyur di wilayah tersebut pada hari Jumat 3 September 2021 sekira pukul 18:00 sampai dengan 22:30 Wita.

Banjir badang yang mengalir dari Kaki Gunung Inerie di Kali Waesugi tiba-tiba mengalir dengan deras dan menghanyutkan sejumlah rumah warga.

"Akibatnya dapur ada tiga unit rusak berat, dan dua unit rumah besar (satu rumah permanen dan satu rumah naja) juga rusak berat," jelas Benediktus.

Benediktus menjelaskan, bencana alam tersebut juga menelan korban jiwa. Sebab satu orang bocah yang diketahui bernama Milka Tuna meninggal dunia.

Baca juga: Dapat Opini WTP, Fraksi Nasdem DPRD Ngada Ingatkan Bahwa WTP Bukan Tujuan Akhir

Selain Milka Tuna, satu pasangan suami istri sampai dengan saat ini belum ditemukan. Keduanya adalah Mikael Jeko (40) dan istrinya Maria Goreti Dhiu (38).

Benediktus mengungkapkan, setelah banjir basang menghantam Kampung Malapedho, pemerintah desa dan warga setempat langsung melakukan pencarian.

"Setelah banjir badang selesai, kami juga langsung mencari korban dibantu dengan anggota TNI Polri," ungkapnya.

Benediktus mengaku, selain mencari korban, pihaknya juga sudah melaporkan bencana alam tersebut kepada BPBD Kabupaten Ngada untuk segera mengirim alat berat guna mencari para korban yang belum ditemukan.

"Tapi sampai dengan saat ini, belum ada tim dari kabupaten yang datang untuk melakukan pencarian terhadap korban. Alat berat belum ada, hanya masyarakat dan TNI Polri yang masih melakukan pencarian," ungkapnya.

Benediktus berharap, BPBD Kabupaten Ngada segera mengirim alat berat ke lokasi kejadian supaya mudah melakukan pencarian para korban yang belum ditemukan. (*)

Berita Ngada Terkini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved