Berita Sikka

PPKM di Sikka Turun Jadi Level 3, Dokter Asep Purnama : Solusi Tetap Lakukan 5 M, 3 T dan Vaksin

Dokter Asep Purnama di RSUD Dr.TC.Hillers Maumere angkat bicara terkait turunnya level PPKM dari level 4 menjadi level 3 di Kabupaten Sikka

Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ARIS NINU
Dokter Asep Purnama 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu

POS-KUPANG.COM, MAUMERE-Dokter Asep Purnama yang bertugas di RSUD Dr.TC.Hillers Maumere angkat bicara terkait turunnya level PPKM dari level 4 menjadi level 3 di Kabupaten Sikka dan beberapa daerah di NTT.

Asep kepada POS-KUPANG,COM di Maumere, Selasa, 24 Agustus 2021 siang mengatakan, solusi akan bisa mencegah adanya Covid-19 adalah perlu solusi tetap dengan melakukan 5 M, 3 T dan vaksin secara cepat.

24/8 15:11] Dr Asep: Solusi tetap, melakukan 5M, 3T dan Vaksinasi

"Rasa syukur kita semua atas pencapaian ini (level 4 menjadi level 3) karena ini semua atas kerja keras kita semua. Saya bersyukur atas capaian ini, atas kerja sama dan kerja keras kita semua dan warga Sikka," kata Asep.

Baca juga: Beras Bantuan PPKM di Sikka Sudah Tiba di Desa

Ia mengatakan, sebagai nakes juga ia beryukur, kerja keras di hulu menyebabkan penurunan kasus Covid-19 dan akhirnya pasien yang dirawat di rumahs akit juga menurun

"Perlu saya sampaikan kalau semua ini tentu sangat Dinamis. Bisa saja kembali meningkat kasusnya. Ini tentu tidak kita harapkan tapi bisa saja semakin menurun. Penurunan level ini, menunjukkan, bahwa jika kita bekerja keras, bekerja sama dengan disiplin, maka kita bisa berhasil mengendalikan Covid-19.

Semoga capaian ini, bisa membuat kita semakin yakin dan bersemangat, untuk bekerja keras dan bahu membahu, mencapai tujuan bersama bahwa Sikka "aman" dari Covid-19. Covid-19 terkendali.Kita bisa beraktifitas kembali dengan protokol kesehatan," ujar Asep.

Ia mengatakan, dalam pencegahan corona 3 T sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular termasuk Covid-19.

Baca juga: Penanganan Covid-19 di Sikka, Pemkab Sikka Bangun 49 Ruangan

"Dengan melakukan test, maka kita akan mengetahui siapakah yg sudah tertular dan mana yang belum. Untuk yg sudah tertular (penyintas C19) segera diobati dan diisolasi (Treatment) supaya sembuh dan tidak menularkan ke orang lain. Selain diobati dan diisolasi, penyintas C19 dilakukan penelusuran lebih lanjut, menanyakan siapa saja yg telah kontak erat, untuk dilakukan test C19. Jika dilakukan test hasilnya positive maka dilakukan ritual yang sama yaitu pengobatan dan isolasi. Dan seterusnya 3T dilakukan dengan tujuan utama memutus rantai penularan C19.Pelaksanaan 3T bisa dianalogikan seorang nelayan yang menjala ikan.Misalnya seorang nelayan biasanya menurunkan jalanya 50 kali per hari. Dan kemudian karena sedang tidak enak badan, sang nelayan hanya menurunkan jalanya 25 kali sehari. Tentu jumlah ikan yang tertangkap akan menurun.Jika kita mengurangi test C19 per hari, tentu jumlah kasus C19 yang terdeteksi akan lebih sedikit," paparnya.

Ia mengungkapkan, seorang nelayan bisa memperbesar ukuran jaring-jaring jalanya sehingga "ikan" yang kecil kecil tidak tertangkap. Otomatis jumlah ikan yg tertangkap akan menurun karena hanya akan menangkap ikan yang besar-besar saja. Ikan yg kecil akan lolos dari tangkapan jala.

"Idealnya jika ada 1 penyintas C19, harus di-tracing (ditelusuri) dan minimal di test kontak erat nya sebanyak 20 orang. Jika kita malas melakukan tracing dan hanya memeriksa kurang dari 20, tentu jumlah kasus C19 yang terdeteksi akan rendah.Jika kita mau menurunkan kasus C19 di suatu daerah, maka caranya mudah. Kurangi test C19, dan jangan ditracing jika ada kasus C19 yang baru.Analoginya, sang nelayan pasti akan sedikit mendapatkan ikan jika jarang menebar jala dan memperbesar ukuran jaring-jaring jalanya. Bukan berarti samudra tempat sang nelayan menjala ikan tidak mengandung ikan, tetapi karena sekali lagi- sang nelayan mengurangi frekuensi menebarkan jala-nya dan memperbesar jaring jala-nya.Data apa yang bisa membantu sang nelayan tahu bahwa suatu samudra mengandung banyak ikan," paparnya.

Bagaimana kita tahu bahwa jumlah kasus C19 di suatu daerah sudah sangat sedikit ?, Asep menyebutkan, jumlah warga yang ditest C19 minimal 1 orang/1000 penduduk/minggu (WHO), jumlah warga yg di tracing setiap kali ada kasus baru C19 (kasus index), minimal 20-30 orang, jumlah warga yang positive C19 setelah ditest C19 (Positivity Rate) dibawah 5% dan jumlah warga yang di test C19 harus terus ditingkatkan, jika Positivity Rate (PR) meningkat. Jika PR mingguan <5%, jumlah test sebanyak 1/1000 penduduk/minggu.Jika PR mingguan 5-14%, jumlah test sebanyak 5/1000 penduduk per minggu. Jika PR mingguan 15-24%, jumlah test sebanyak 10/1000 penduduk per minggu.Jika PR mingguan diatas atau sama dengan 15 %, jumlah test sebanyak 15/1000 penduduk per minggu.

"Jangan takut jika tim tracing menelusuri dan melakukan test C19. Ayo tetap dukung 3T dalam rangka memutus mata rantai penularan Covid-19," ungkapnya. (*)

Berita Kabupaten Sikka Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved