Berita Lembata

Soal Kenaikan Tarif Air: Dirut PDAM Lembata: Pengusaha Sudah Untung Dengan Harga Jual Selama Ini

Sebanyak 15 sopir tangki air komersial melakukan aksi mogok di depo pengisian air bersih PDAM Lembata, wilayah Komak, Kelurahan Lewoleba Selatan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Sebanyak 15 sopir tangki air komersial melakukan aksi mogok di depo pengisian air bersih PDAM Lembata, wilayah Komak, Kelurahan Lewoleba Selatan, Senin, 23 Agustus 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA- Sebanyak 15 sopir tangki air komersial melakukan aksi mogok di depo pengisian air bersih PDAM Lembata, wilayah Komak, Kelurahan Lewoleba Selatan, Senin, 23 Agustus 2021.

Mereka tidak puas karena PDAM Lembata menaikan harga tarif pengisian air bersih di depo PDAM Lembata dari Rp 25 ribu menjadi Rp 50 ribu untuk mobil tangki 5000 liter. Kenaikan ini menurut mereka tentu berdampak pada harga jual konsumen khususnya untuk para pengungsi.

Direktur PDAM Lembata, Lukas Lipataman, menjelaskan aksi mogok itu dilakukan oleh sopir mobil tangki air komersial. Tarif yang selama ini berlaku yakni Rp 25 ribu per 5000 liter, sudah ditetapkan sejak tahun 2010. Itu artinya sudah 11 tahun tarif ini bertahan. Setelah dilakukan evaluasi manajemen perusahaan, kata dia, tarif pengisian akhirnya dinaikan supaya perusahaan milik daerah ini bisa bertahan.

Dijelaskannya, harga yang selama ini dijual kepada pengungsi Rp 15 ribu per drum itu saja sudah memberi untung kepada para pengusaha mobil tangki air.

Baca juga: Tarif Air Bersih PDAM Lembata Naik 100 Persen, Sopir Tangki Air: Kasihan Pengungsi Ile Ape

"Jual Rp 15 ribu saja dia sudah untung besar, mana mau kasi naik lagi. Dia mau naikan berapa, kalau dia naikan pasti kita panggil. Rp 15 ribu saja dia sudah untung besar," tegas Lukas saat dihubungi Pos Kupang.

"Dia itu pengusaha, dia beli truk harganya Rp 500 juta untuk dagang air. Bagaimana perusahaan terima Rp 25 ribu dari 10 tahun lalu sampai dengan sekarang. Tidak bisa ini," tambahnya.

Abdul Gani, salah satu sopir, berujar kenaikan harga tarif ini akan berdampak langsung pada harga jual air bersih konsumen khususnya para pengungsi bencana Ile Ape Lembata.

"Kami bisa beli dengan harga Rp 50 ribu. Kami sanggup beli. Tapi nanti kasihan dengan pengungsi di Ile Ape. Ini kan otomatis harga jual naik," kata Lukas ketika ditemui Pos Kupang.

Baca juga: Lukas Lipataman Jadi Plt Dirut PDAM Lembata, Diharapkan Tingkatkan PAD

Menurut dia, selama ini, dengan tarif Rp 25 ribu di pengisian PDAM Lembata, pengungsi membeli dengan Rp 15 ribu per drum. Harga jual seperti ini saja menurutnya sudah mencekik warga. Apalagi kalau tarif Rp 50 ribu. Maka harga jualnya menjadi Rp 25 ribu.

"Harga selama ini saja, konsumen sudah mengeluh. Orang di kampung makin susah. Apalagi pengungsi. Masyarakat ini penghasilannya bertani saja," kata mantan Asisten 2 Setda Lembata ini.

Menurut dia, pihak PDAM Lembata sebaiknya terlebih dahulu menyampaikan kenaikan tarif ini kepada publik sehingga tidak terjadi konflik di tengah masyarakat saat harga jual konsumen naik. (*)

Berita Kabupaten Lembata Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved