Wawancara Eksklusif
Tugas Berat Dirut Garuda Irfan Setiaputra Atasi Utang Rp 70 Miliar (Bagian-1)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan amanah yang diberikan harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab
Gagal sama sekali tidak ada tapi berhasil 100 persen baru sebagian. Karena kita ngomongnya selain harga sewa juga bagaimana penyelesaian utang. Mungkin kita jangan bayar sewanya aja. Ada beberapa yang straight dan ada beberapa yang fleksibel. Karena mereka juga dalam kondisi yang tidak mudah. Tapi kita harus win-win bisnis carinya.
Kecuali mereka kekeh maunya mereka. Kita juga kekeh maunya kita. Tapi mayoritas dengan banyak variasinya mereka mau diajak ngomong.
Konon katanya terlalu banyak jenis pesawat yang dikelola Garuda dan kesalah model bisnis yang seharusnya fokus penerbangan domestik, bisa di elaborasi?
Jenis pesawat kita ini menakjubkan udah kaya showroom kita semua punya. Boeing, Narrow Body, Airbus Narrow Body kalau kita gabung dengan Citilink. Kemudian kita punya CRJ dan ATR dengan spesifikasi macam-macam. Saya tidak tahu apakah kemauan manajemen atau tekanan.
Makanya Garuda disenangi oleh produsen pesawat. Tetapi dampaknya jadi tidak efisien. Pilot tidak bisa dipindahkan, kedua kalau pesawat rusak kan tidak bisa di parkirkan pesawat jenis lain. Jadi ada beberapa persoalan komplikasi.Model bisnis sebenarnya tidak ada yang salah. Tolong dipahami mandat Garuda kan menghubungkan suku-suku bangsa dan provinsi dan pulau.
Implikasinya pesawat kecil dalam negeri pesawat besar ke luar negeri. Selama puluhan tahun bisnis kita domestik menguntungkan ke luar negeri selalu rugi. Kalau saya sebagai orang garuda, garuda tidak serius amat terbang ke luar negeri. (tribun network/reynas abdila)
Berita Garuda Indonesia Lainnya