Presiden Timor Leste Ini Tak Sejalan Xanana Gusmao, Ingin Benahi Pendidikan Tapi Xanana Harapkan Ini

Pentas politik di Timor Leste kini menarik untuk dicermati. Pasalnya, presiden berencana memajukan pendidikan & kesehatan, tapi Xanana harapkan ini.

Editor: Frans Krowin
intisari.grid.id
Presiden keempat Timor Leste, Fransisco Gutteres bersama Xanana Gusmao 

POS-KUPANG.COM – Pentas politik di Timor Leste kini menarik untuk dicermati. Pasalnya, presiden berencana memajukan pendidikan dan kesehatan, tapi sang pendahulu justeru mengharapkan lain.

Fakta di Timor Leste itu terkuak ketika pemerintahan di negara tersebut diemban oleh sosok yang dulunya menjadi pemimpin revolusioner Fretelin.

Sosok tersebut yakni Fransisco  Gutteres, presiden yang menggantikan Taun Matan Ruak yang telah usai mengemban jabatan pada Maret 2017 silam.

Ketika itu, Fransisco Gutteres menginginkan pembenahan mendasar negara itu dengan memulainya dari bidang kesehatan dan pendidikan.

Kedua bidang tersebut menjadi penentu masa depan negara yang baru merdeka secara paripurna pada tahun 2002 silam itu.

Baca juga: Terkuak Begini Kondisi Timor Leste Pasca Merdeka dari Indonesia, Peristiwa Tak Terduga Ini Terjadi

Bagi Presiden Fransisco Gutteres, kesehatan menjadi hal prioritas lantaran rakyat di negara itu belum terlayani kesehatannya secara maksimal.

Demikian juga bidang pendidikan. Sampai saat ini, tingkat pendidikan rakyat masih sangat minim. Padahal sumber daya manusia (SDM) menjadi penentu maju tidaknya negara tersebut.

Oleh karena itu, di masa pemerintahan Timor Leste ke depan, bidang kesehatan dan pendidikan menjadi prioritas, termasuk sejumlah program prioritas lainnya yang sebelumnya telah ditunaikan oleh pemerintah.

Akan tetapi, cara pandang presiden Fransisco Gutteres itu, berbeda dengan Xanana Gusmao yang merupakan dedengkot politik di negara tersebut.

Baca juga: Xanana Gusmao Kecewa, Di Tangan Presiden Taur Matan Ruak Timor Leste Jadi Negara Mati 10 Tahun Lagi

Bagi Xanana Gusmao, yang terpenting adalah bagaimana mengontrol pengelolaan uang. Karena sampai dengan saat ini, penyalahgunaan keuangan negara itu, masih dominan di lingkaran birokrasi.

Sebagaimana Timor Leste pada masa pemerintahan sebelumnya, di mana Presiden Taur Matan Ruak menomorsatukan korupsi, kata Xanana Gusmao, itu yang harus dilanjutkan, sehingga penggunaan uang menjadi terkendali.

Harapan itulah yang sekarang ini dititipkan lagi Xanana Gusmao terhadap Presiden Fransisco  Gutteres yang kini sedang berkuasa.

Bagi Xanana, apabila pengontrolan pengelolaan dan penggunaan uang secara ketat, maka apa pun program pemerintah di negara itu, semuanya akan berjalan sebagaimana cita-cita kemerdekaan yang diraih negara tersebut pada tahun 1998 silam.

Baca juga: Tak Ada yang Tahu, Ini Nama Lengkap Mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, Jarang Disebut

Di Timor Leste, Xanana Gusmao merupakan sosok yang paling dihormati dan disegani oleh seluruh komponen di negeri matahari terbit tersebut.

Pasalnya, sosok tersebut merupakan pejuang sejati yang berhasil mengantar negara tersebut meraih kemerdekaan dari tangan Indonesia.

Atas peran besarnya itulah setiap Presiden di Timor Leste akan selalu mendengarkan nasihat Xanana Gusmao, sosok yang selalu menempatkan rakyat sebagai yang paling utama dalam seluruh penyelenggaraan pemerintahan.

Oleh karenanya, Presiden Fransisco Gutteres pun mutlak mendengarkan apa kata Xanana Gusmao. Apalagi semasa kampanye dulu, Gutteres berhasil mendulang kemenangan atas peran Xanana Gusmao.

Artinya, tak mungkin mengguncang perahu’ Francisco Gutteres, Presiden Timor Leste, yang telah menjanjikan reformasi pada negaranya bila tanpa Xanana Gusmao.

Baca juga: Karlito Nunes, Wakil Tetap Baru Timor Leste di PBB Menyerahkan Kredensial

Kala itu, pemungutan suara yang berlangsung Maret 2017, Timor Leste sedang diguncang oleh krisis ekonomi.

Meski perekonomian negara itu demikian morat marit, tapi rakyat harus memilih presidennya, sehingga diharapkan mampu membawa Timor Leste keluar dari masalah tersebut.

Dan, pada saat pemilihan presiden, Fransisco Gutteres terpilih sebagai pemenang. Kemenangannya itu merupakan wujud dari besarnya peran Xanana Gusmao.

Francisco Guterres merupakan seorang tokoh terkemuka dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste.

Ia merupakan Presiden Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka (Fretilin), bagian dari koalisi pemerintahan de facto negara itu.

Baca juga: Timor Leste Mendeteksi Transmisi Lokal Pertama Covid-19 varian Delta

Fransisco Gutteres Presiden Timor Leste
Fransisco Gutteres Presiden Timor Leste (intisari.grid.id)

Setelah invasi  Indonesia ke pulau itu pada tahun 1975, Guterres menjadi pejuang gerilya di bawah nom de guerre Lu-Olo, yang berarti merpati.

Pada tahun 1978, dia mengambil peran politik pertamanya di Fretilin.

Guterres dua kali gagal mencalonkan diri sebagai presiden sejak negara itu memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002.

Bulan Mei 2017, Guterres dilantik sebagai presiden keempat Timor Leste, peran simbolis tetapi berpotensi berpengaruh, setelah meraih kemenangan dalam putaran pertama pemilihan presiden pada 20 Maret.

Kemenangan Guterres tidak terlepas dari dukungan Xanana Gusmão, pahlawan kemerekaan negara dan pembuat raja politik terkemuka.

Baca juga: Nasib Istri Xanana Gusmao, Dulu Jadi Ibu Negara Timor Leste Kini Kristy Sword Menderita di Australia

Tanpa dukungan Gusmão dalam dua pemilihan presiden terakhir, Guterres hanya menerima 30% suara, jumlah yang naik menjadi 57% kali ini.

Guterre menandai kemenangannya dengan janji perbaikan di bidang kesehatan dan pendidikan.

Tetapi presiden pertama yang berafiliasi dengan partai di negara itu, mengharapkannya memainkan peran seperti pendahulunya, Taur Matan Ruak, yaitu untuk memerangi korupsi dan penyalahgunaan anggaran.

 “Kritik Ruak terhadap pemerintah akan kehilangan sebagian pengaruhnya sebagai presiden, dan Lu-Olo dapat diharapkan untuk tetap menjadi orang partai yang setia,” kata Damien Kingsbury, seorang profesor politik internasional di Universitas Deakin Australia, melansir southeastasiaglobe.

Dan langkahnya bukan tanpa preseden, dengan Gusmão menjadi perdana menteri negara itu tiga bulan setelah mengosongkan kursi kepresidenan pada 2007.

Baca juga: Timor Leste Waspada Varian Delta Covid19, Distrik Ini Paling Parah Jumlah Kasus Aktif Tertinggi

Gusmão diperkirakan akan melanjutkan perannya sebagai dalang politik di masa mendatang, menyisakan sedikit ruang bagi Guterres untuk ‘mengguncang perahu’.

Masalah utama Timor-Leste adalah uang.

Pemerintah menarik dana minyak senilai $16 miliar lebih cepat daripada mendiversifikasi ekonominya, dan para kritikus mengatakan nepotisme dan korupsi menambah masalah.

Pendapatan minyak akan membiayai sekitar 85% dari anggaran negara tahun ini.

Baca juga: WN Timor Leste masuk Indonesia Secara Ilegal, Konsulat RDTL Bertemu Danrem 161 Wirasakti Kupang 

Lalu, apa yang akan dilakukan negara saat minyak mengering?

“Tantangannya menakutkan; hanya sedikit negara yang berhasil berevolusi dari perang selama satu generasi melalui ledakan sumber daya berumur pendek untuk mencapai kemakmuran yang stabil,” kata Charles Scheiner, seorang analis di La'o Hamutuk, sebuah lembaga penelitian lokal.

Berita Lain Terkait Timor Leste

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved