Miliaran Rupiah Untuk Pengadaan Buku di Perpustakaan Daerah Lembata
Sejak tahun 2018, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata gencar melakukan pengadaan buku
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA-Sejak tahun 2018, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata gencar melakukan pengadaan buku. Namun, sampai saat ini masih tampak tumpukan buku di perpustakaan daerah.
Tugas berat Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lembata, Burhanudin Kia adalah bagaimana menyelesaikan kasus segudang buku yang ditinggalkan mantan Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Longginus Lega yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lembata.
Pengadaan buku selama tiga tahun sejak tahun 2018, 2019 dan 2020 dengan dana kurang lebih Rp 9 miliar. Kepala Dinas Kearsipan dan Burhanudin Kia kepada wartawan di ruang kerjanya membenarkan kalau pengadaan buku selama tiga tahun belum didistribusikan ke desa-desa.
Ia mengatakan dirinya dilantik menjadi kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah pada bulan Maret 2021. Sementara pengadaan buku sudah dilakukan sejak tahun 2018.
Baca juga: Wabup Langoday Geram, Buku Untuk Desa Tertumpuk di Perpustakaan Daerah, Jabatan Kadis Terancam
Pengadaan buku-buku tersebut dilakukan saat Longginus Lega menjabat sebagai kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah.
Ia mengatakan, pengadaan buku tahun 2018 sampai sekarang tinggal 3 kecamatan yang belum distribusikan yaitu Kecamatan Ile Ape, Buyasuri dan Kecamatan Omesuri.
“Desa-desa di tiga kecamatan itu sampai sekarang belum didistribusikan," ujarnya.
Menurutnya, pengadaan buku tahun 2018 baru didistribusikan awal Januari 2021. Pengadaan buku tahun 2018, belum bisa didistribusikan saat itu, karena pengadaan buku tersebut tidak bisa dihibahkan ke desa karena pemerintah desa bukan objek hibah. Karena itu, lanjutnya, diubah menjadi kerjasama pemerintah desa tentang penyediaan dan pengembangan bahan pustaka.
Baca juga: Longginus Akui Gedung Perpustakaan Daerah Lembata Akan Jadi yang Termegah
Untuk pengadaan buku tahun 2019 dan 2020, sampai saat ini belum didistribusikan ke desa-desa .
”Semua buku buku penuh di gudang dan yang lain ditaruh di ruang perpustakaan,” ujar Kia.
Ia menyebutkan salah satu persoalan utama sekarang ada untuk pengolahan buku tersebut mulai dari klasifikasi buku hingga pelabelan buku. Buku yang jumlahnya ratusan ribu tersebut tidak bisa diklasifikasikan hanya dengan tenaga 5 orang saja.
Ia mengatakan tahun 2018 ada pengadaan buku 76.608 buah buku, 266 judul. Pengadaan buku tahun 2018 belum dibagikan ke desa-desa, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan melakukan pengadaan buku lagi tahun 2019, sebanyak 37.440 eksemplar, 9360 judul. Buku-buku tersebut masih berserakan dan tertumpuk di gudang. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah melakukan pengadaan buku lagi tahun 2020 sebanyak 43.044 eksemplar, 10.761 judul.
“Buku tahun 2019 dan tahun 2020 masih tertumpuk di gudang, gudang penuh sekali," kata mantan Sekretaris DPRD Lembata itu.
Tidak bosan dengan pengadaan buku selama tiga tahun berturut-turut, Dinas ini lagi-lagi melakukan pengadaan buku tahun 2021.