Berita Pemprov NTT
Jadi Wisata Religius di Pulau Timor, Pemprov NTT 'Sulap' Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
menjadi pusat paroki dengan jumlah umat kurang lebih 4000 jiwa dengan profesi umat 99% adalah petani dan peternak.
Jadi Wisata Religius di Pulau Timor, Pemprov NTT 'Sulap' Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menyulap Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus di Kabupaten Atambua untuk dijadikan sebagai tempat wisata religius di daratan pulau Timor.
Kepala Dinas, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Provinsi NTT, Marianus Djawa, mengatakan pembangunan gereja ini telah dimulai pada tahun 2015 ditandai dengan peletakan batu pertama.
Gereja ini dibangun dengan konsep lokal, dari segi design gambar maupun material. Model design awal berbentuk rumah adat (lingkaran penuh) yang disesuaikan dengan kondisi lokasi (mengikuti kontur tanah), yakni setengah lingkaran) seperti sekarang ini.
"Sebagian material juga lokal, mulai dr batu untuk tembok dan kayu untuk kerangka atap dan plafon," katanya, Rabu 4 Agustus 2021.
Marianus menjelaskan, estimasi anggaran pembangunan pembangunan kurang lebih 5 Miliar. Hingga saat ini, proses pembangunan telah menghabiskan anggaran kurang lebih 3, 7 Miliar dengan presentase pembangunan hampir 80 %, tersisa lantai dan finishing.
Baca juga: Limbah Medis Meningkat, Incinerator Pemprov NTT Masih Gunakan Genset
Gereja paroki Laktutus terletak persis di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Paroki ini terdiri dari 2 Stasi dan menjadi pusat paroki dengan jumlah umat kurang lebih 4000 jiwa dengan profesi umat 99% adalah petani dan peternak.
"Sejak akhir tahun 2019, gereja Laktutus menjadi salah satu destinasi wisata. Banyak orang berkunjung ke tempat ini, sekedar untuk melihat keunikan model gereja. Ke depan, diharapkan gereja ini bisa menjadi salah destinasi wisata rohani," tandasnya.
Proyek ini, kata Marianus, berkonsep bisnis inklusif yang berarti pemprov tidak hanya mengejar profit tapi cenderung pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan juga proyek ini menggunakan sistem BOT atau pendanaan awal dari pemodal.
"Ada transfer ilmu dan transfer teknologi," ujarnya.
Dia mengklaim sejak awal pihak daerah dalam hal ini PT Undastra Bima Santosa (PT Milik Keuskupan Atambua) telah dilibatkan. Baginya, konsep bisnis inklusif ini salah satu pengembangannya adalah wisata rohani.
Baca juga: 3 Daerah PPKM Level 4, Pemprov NTT Ingatkan Koordinasi Untuk Pelaksanaan Penyekatan
"Gereja Laktutus dan Gua Maria Siti Bitauni Kefamenanu, Kapela Ikhtus Lalian Tolu, wisata rohani atapupu dan gedung gereja kuno Nualain dan lahurus," tambahnya.
Pemprov menyebut, pihaknya akan berkomitmen untuk melibatkan orang-orang setempat dalam proyek ini juga memanfaatkan hasil proyek. Marianus berkata hasil proyek ini tentu akan sangat membantu geliat pertumbuhan ekonomi di Timor.
Ia menambahkan, dengan adanya ketersediaan energi listrik yang surplus, akan memberi minat bagi para investor untuk datang dan menanamkan modalnya di pulau Timor. (*)