Kader Demokrat Ini Heran, Rakyat Susah Diserang Covid-19, Kok Pemerintah Cat Pesawat Kepresidenan?

Kader  Partai Demokrat , Kamhar Lakumani  benar-benar geram terhadap keputusan anak buah Presiden Joko Widodo.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Dua orang pekerja menyaksikan pesawat Kepresidenan yang ditumpangi Presiden RI Joko Widodo saat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kamis 24 Mei 2018 silam. Ini pendaratan perdana pesawat kepresidenan tanda dimulai beroperasinya bandana internasional di bandara seluas 1.800 hektare itu. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Kader  Partai Demokrat , Kamhar Lakumani  benar-benar geram terhadap keputusan anak buah Presiden Joko Widodo.

Kamhar kesal karena pemerintah ternyata lebih memilih mengecat pesawat yang digunakan Presiden Jokowi ketimbang peduli terhadap rakyat yang susah diterpa covid-19.

Pemerintah rela mengalokasikan dana sekitar Rp 2 miliar untuk proyek pengecatan body pesawat daripada membeli tabung oksigen, membeli obat untuk pasien covid-19.

Kamhar Lakumani melontarkan pernyataan pedas itu ketika merespon sikap pemerintah yang mengecat pesawat kepresidenan dan mengubah warnanya dari biru-putih menjadi merah-putih.

Baca juga: Cat Pesawat Kepresidenan Di Tengah Pandemi Covid-19, Demokrat Singgung Nyawa Presiden, Ada Apa?

Saat ini, Kamhar Lakumani mengemban jabatan sebagai Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat.

"Kami tegaskan bahwa kritikannya bukan pada persoalan diubahnya warna biru putih menjadi warna merah putih.”

“Jadi bukan persoalan politik warna atau warna sebagai identitas politik, tapi pada urgensi persoalan yang terjadi di negeri ini" kata Kamhar di Jakarta, Rabu 4 Agustus 2021.

Kritik yang dilontarkan itu, kata Kamhar Lakumani, jauh lebih subtantif dimana situasi objektif bangsa kini sedang berada di tengah pandemi covid-19  saat  ini.

Baca juga: Putra Asli Maumere Penerbang TNI AU Terbangkan Pesawat Kepresidenan, Bawa Jokowi Sumba &Sikka;

Saat ini, katanya, ketika bangsa ini prihatin atas terpaan badai pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan dan malah terus melonjak, pemerintah malah memilih mengecat pesawat kepresidenan.

"Di sisi lain keterbatasan anggaran negara. Namun pemerintah malah lebih memperhatikan dandanan atau sibuk bersolek," kata Kamhar.

Kamhar mengatakan pemerintah sungguh tak punya sensitifitas dan empati dalam menilai situasi dan tak punya kebijaksanaan dalam mengalokasikan anggaran.

"Buta mata dan buta hati," kata dia.

Baca juga: INFO NTT TERKINI - Mayor Penerbang Nian Tanah Sikka Terbangkan Pesawat Kepresidenan Jokowi ke Sikka

Apalagi, menurut Kamhar, jika argumentasinya bahwa perubahan warna  pesawat kepresidenan RI ini telah direncanakan sejak jauh-jauh hari, sejak 2019.

"Semakin menunjukan kebodohan dan ketidakpekaan untuk memahami bahwa negara kita tengah mengalami krisis yakni krisis kesehatan dan krisis ekonom," kata Kamhar.

Menurut dia, dalam situasi krisis diperlukan manajemen dan pengelolaan pemerintahan mesti disesuaikan termasuk dalam mekanisme pengalokasian dan penggunaan anggaran yang telah direspon melalui UU No. 2 Tahun 2020 dimana otoritas anggaran sepenuhnya oleh eksekutif agar lebih cepat dalam mengkonsolidasikan sumberdaya keuangan dalam mengatasi krisis kesehatan dan krisis ekonomi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved