Cat Pesawat Kepresidenan Di Tengah Pandemi Covid-19, Demokrat Singgung Nyawa Presiden, Ada Apa?

Pesawat pemerintah yang selama ini digunakan presiden, kini dicat baru. Pengecatan pesawat kepresidenan itu menghabiskan Rp 1,9 miliar.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Dua orang pekerja menyaksikan pesawat Kepresidenan yang ditumpangi Presiden RI Joko Widodo saat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kamis 24 Mei 2018 silam. Ini pendaratan perdana pesawat kepresidenan tanda dimulai beroperasinya bandana internasional di bandara seluas 1.800 hektare itu. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Pesawat pemerintah yang selama ini digunakan presiden, kini dicat baru. Pengecatan pesawat kepresidenan itu menghabiskan Rp 1,9 miliar.

Pengecatan pesawat kepresidenan itu seketika menimbulkan kegaduhan di Tanah Air.

Pasalnya, di tengah suasana seperti sekarang, pemerintah malah mengalokasikan anggaran untuk pengecatan pesawat kepresidenan.

Dana yang dihabiskan pun cukup besar, berkisar antara Rp 1,4 miliar hingga Rp 1,9 miliar.

Baca juga: Presiden Jokowi Disarankan Berlakukan PPKM Hingga Akhir Tahun 2021

Terhadap fakta tersebut, beragam pandangan pun seketika mencuat ke permukaan. 

Tak sedikit kalangan mengungkapkan asumsinya terhadap proyek pengadaan cat pesawat kepresidenan tersebut.

Para pihak yang turut berpendapat, diantaranya Pengamat Penerbangan Alvin Lie. Alvian Lie memberikan pandangannya seperti ini.

Alvian Lie menyayangkan adanya perubahan warna pesawat kepresidenan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Menurut dia, pemerintah seharusnya lebih mementingkan kebutuhan penanganan pandemi daripada mengubah warna pesawat kepresidenan.

Baca juga: Provinsi NTT Dapat 300 Unit Oksigen Konsentrator Bantuan Hibah Presiden Jokowi 

"Saat negara sedang menghadapi pandemi dan krisis ekonomi, pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis," kata Alvin kepada Kompas.com, Selasa 3 Agustus 2021.

"Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penggulangan pandemi," tandasnya.

Alvin mengatakan, dia pertama kali mengetahui perubahan warna pesawat kenegaraan tersebut dari rekan-rekannya sesama spotter atau orang yang hobi memotret pesawat.

Ia menjelaskan bahwa biaya perubahan warna pesawat tersebut tidak sedikit. Setidaknya, ada dua motode pengecatan ulang pesawat.

Baca juga: Anggota Termuda DPR RI Ini Surati Presiden Jokowi, Singgung Nama Kapolri & Kapolda Sulut, Simak Ini

Pertama sanding atau cat lama diampelas hingga hilang warnanya dan tersisa warna primer dasar, kemudian dicat dengan warna dan pola baru. Kedua, stripping atau cat lama dikupas total hingga ke kulit pesawat (bare metal) kemudian dicat ulang.

"Yang lazim dilakukan adalah metode sanding, biaya berkisar 100.000 dollar Amerika Serikat per pesawat," ujar Alvin. "Biaya cat ulang saya merujuk pada biaya yang umumnya berlaku untuk pengecatan ulang pesawat B737-800 penerbangan sipil," kata dia.

"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pswt Kepresidenan Biaya cat ulang pswt setara B737-800 berkisar antara USD100ribu sd 150ribu Sekitar Rp.1,4M sd Rp.2.1M @KemensetnegRI@setkabgoid@jokowi," cuit akun @alvienlie21, Senin 2 Agustus 2021.

Lebih jauh, Alvin menilai pengecatan ulang atau mengubah warna pesawat bukanlah kebutuhan mendesak. Apalagi pesawat kepresidenan yang kini dipakai pemerintah baru berusia 7 tahun

Baca juga: Bantuan Akidi Tio Rp 2 Triliun Belum Kelar, Kini Warganet Tagih Janji Presiden Jokowi Rp 11 Ribu T

"Perawatan bagus, penampilan juga masih layak. Tidak ada urgensi dicat ulang atau ubah warna," kata Alvin "Ingat, tunjangan dan insentif ASN dan anggaran berbagai Lembaga dan Kementerian dipangkas untuk refocusing Anggaran," tutur dia.

Pesawat Sudah Berusia 7 Tahun

Pihak Istana Kepresidenan membenarkan adanya pengecatan ulang pesawat kepresidenan RI A-001 Boeing 737-8U3 (BBJ 2).

Pengecatan dilakukan bersamaan dengan perawatan pesawat.

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono menyebut pesawat sudah berusia tujuh tahun, sehingga harus dilakukan perawatan besar.

Baca juga: PPKM Level 4 Kembali Diperjang Presiden Jokowi Mulai Berlaku 3 Hingga 9 Agustus 2021

"Pesawat itu sudah tujuh tahun, secara teknis memang harus memasuki perawatan besar, overhaul. Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan," kata Heru kepada Kompas.com, Selasa (3/8).

Terkait pengecatan ulang, kata Heru, sudah waktunya dilakukan pembaharuan warna pada pesawat. "Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan Merah Putih, warna bendera nasional," ujar dia.

Sebelumnya, dalam siaran persnya Heru menyebut bahwa pengecatan pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019. Hal ini berkaitan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan RI di tahun 2020.

Heru menjelaskan bahwa proses pengecatan merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ. Namun, pada tahun 2019 pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga dilakukan pengecatan Heli Super Puma dan pesawat RJ terlebih dahulu.

Baca juga: PPKM Level 4 Kembali Diperjang Presiden Jokowi Mulai Berlaku 3 Hingga 9 Agustus 2021

"Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi, sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu," terang Heru.

Jadwal perawatan rutin pesawat BBJ 2, kata Heru, jatuh pada tahun 2021. Ini merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik.

Oleh karenanya, tahun ini dilakukan perawatan sekaligus pengecatan bernuansa merah putih sesuai dengan rencana sebelumnya. "Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," kata dia.

Ia juga beralasan ada beberapa sisi pesawat yang catnya sudah terkelupas. "Ada beberapa bagian yang sudah terkelupas," kata Heru.

Baca juga: Presiden Jokowi Sidak Apotik di Bogor, Moeldoko Bilang Begini,  Apa?

Heru pun menepis anggapan yang menyebutkan bahwa pengecatan ini merupakan bentuk foya-foya keuangan negara. Sebab, pengecatan pesawat telah direncanakan sejak tahun 2019. Alokasi untuk perawatan dan pengecatan pun sudah dialokasikan dalam APBN.

Sementara, sebagai upaya pendanaan penanganan Covid-19, Kementerian Sekretariat Negara telah melalukan refocusing anggaran pada APBN 2020 dan APBN 2021, sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan.

"Dapat pula kami tambahkan, bahwa proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri, sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi," kata Heru.

Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Bobot SKS Bagi Mahasiswa untuk Belajar dari Praktisi Harus Lebih Besar, Kenapa

Begini Sorotan Partai Demokrat 

Partai Demokrat  mempertanyakan pengecatan pesawat kepresidenan RI yang menghabiskan dana besar di saat negara sedang dilanda pandemi Covid-19.

Di media sosial beredar foto pesawat presiden baru dicat ulang.

Foto tersebut disertai caption bahwa biaya pengecatan makan biaya Rp 1,4 miliar hingga Rp 1,9 miliar.

Tidak hanya pesawat Kepresidenan RI, helikopter khusus presiden pun  dikabarkan turut mendapat pengecatan baru.

Baca juga: Luhut Pandjaitan Dipilih Jadi Panglima Covid-19, Begini Kata Moeldoko Tentang Sikap Presiden Jokowi

Dalam unggahan tersebut, tampak pesawat Kepresidenan yang telah dicat merah putih bersanding dengan helikopter kepresidenan yang juga dicat dengan warna senada.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan, pemerintah sebenarnya menganggap penanganan pandemi Covid-19 ini prioritas atau tidak, ya?

Atau, apakah pemerintah punya road map yang jelas dalam penanganan pandemi ini, atau tidak? 

"Apakah penting dan prioritas mengecat pesawat kepresidenan saat ini? Apakah kalau tidak dicat saat ini, membahayakan nyawa presiden saat memakai? Anggaran terbatas, banyak hutang, tapi malah memilih mengecat pesawat presiden daripada menambah stok oksigen atau stok vaksin gratis yang sangat bermanfaat untuk menyelamatkan sebanyak mungkin rakyat Indonesia," tegas Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan tertulisnya, Rabu 4 Agustus 2021.

Baca juga: Mahasiswa Ini Ditangkap Polisi Gegara Unggah Seruan Copot Presiden Jokowi, Kini Sudah Ditahan, Lho?

Herzaky pun mengatakan, masukan kader Demokrat terkait warna itu masukan halus saja.

Namun, esensi sebenarnya adalah kalau tidak membahayakan nyawa presiden saat memakai, mengapa perlu mengecat pesawat sekarang?

"Kan jauh lebih baik fokuskan semua anggaran yang tidak penting, untuk penyelamatan nyawa rakyat Indonesia dulu di tengah kepungan pandemi Covid-19," kata Herzaky.

Ia mengatakan, bahwa  pemerintah anggarannya terbatas. Hutangnya juga luar biasa. 

Baca juga: RESMI! Presiden Jokowi Perpanjang PPKM Level 4 Mulai 26 Juli hingga 2 Agustus 2021

Daripada dipergunakan untuk cat pesawat, lebih baik uang miliaran itu dipakai buat nambah stok oksigen, stok vaksin gratis, bahkan insentif untuk nakes yang tertunda terus pembayarannya. 

"Jangan sibuk buat proyek-proyek yang tidak ada kaitan dengan penanganan pandemi saat ini," terangnya.

Kalau alasannya semua sudah dianggarkan sejak 2019, kata Herzaky, semakin menunjukkan pemerintahan saat ini tidak punya prioritas dan punya road map jelas dalam menangani pandemi covid-19. 

Dengan dalih sudah dianggarkan, lalu seakan-akan semua dibenarkan. 

Baca juga: Sosok Ini Sebut Presiden Jokowi dan Pimpinan KPK Bisa Digugat Jika Tak Taati Rekomendasi Ombudsman

Padahal, pemerintah sudah punya power luar biasa dengan UU No.2 Tahun 2020 untuk realokasi anggaran ke penanganan pandemi Covid-19

Pemerintah tunjukkan punya sensitifitas dan empati terhadap rakyat Indonesia yang kehilangan nyawa keluarganya karena Covid-19. 

Stop buat program yang tidak ada relevansinya dengan penanganan covid-19, apalagi sampai terkesan ada yang mencari untung di tengah pandemi. 

"Mari fokus selamatkan nyawa rakyat dari bahaya pandemi, karena seperti yang selalu diingatkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, tidak ada yang lebih berarti daripada nyawa manusia. Ayo, bantu rakyat!" jelasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi Langsung ke Apotek Cek 4 Jenis Obat Ini Tapi Tak Ditemukan, Lantas Apa Keputusannya?

Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa pesawat kepresidenan yang dicat ulang yakni pesawat BBJ2. 

Pengecetan pesawat tersebut sudah direncanakan sejak 2019 berkaitan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020.

"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," kata Heru kepada wartawan, Selasa 3 Agustus 2021.

Hanya saja kata Heru pengecetan pesawat BBJ2 pada 2019 urung dilakukan karena belum masuk jadwal perawatan rutin.

Baca juga: Tuan Guru Bajang Bela Presiden Jokowi Perihal Status Idul Adha yang Di-bully Nitizen, Begini Katanya

Heru mengatakan, perawatan pesawat kepresidenan harus sesuai dengan interval waktu yang telah ditetapkan. 

Pesawat BBJ2 baru dicat ulang pada tahun ini berbarengan dengan jadwal perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik.

"Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," katanya.

Heru membantah bawa pengecatan pesawat tersebut merupakan bentuk foya-foya keuangan negara. 

Baca juga: Catut Nama Presiden Jokowi, AH Diduga Tipu Artis Fahri Azmi Sebesar 75 Juta Rupiah, Ini Kronologinya

Ia mengatakan anggaran pengecatan pesawat telah dialokasikan dalam APBN.

Lagi pula Kementerian Sekretariat Negara telah melakukan refocusing anggaran APBN 2020-2021 untuk penanganan Covid-19 sesuai dengan yang telah ditetapkan Menteri Keuangan. (fitria/kps/aji)

Berita Lain Terkait Presiden Joko Widodo

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Demokrat Soroti Cat Pesawat Kepresidenan Rp 2 Miliar: Apakah Kalau Tidak Dicat Bahayakan Presiden?

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BERITA LENGKAP : Pengecatan Pesawat Kepresidenan saat Pandemi Disorot, Ini Alasan Istana

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved