Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Tetap Bersyukur

Tuhan Yesus memandang orang banyak setia mengikuti-Nya dengan belas kasihan. Ia menyembuhkan orang-orang sakit.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Tetap Bersyukur (Mat 14: 13-21)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Tuhan Yesus memandang orang banyak setia mengikuti-Nya dengan belas kasihan. Ia menyembuhkan orang-orang sakit. Orang banyak ini tidak memiliki apa-apa untuk dimakan.

Namun, Yesus tahu bahwa mereka tidak sekadar lapar perut, tapi juga mau mengikuti dan mendengarkan Sabda-Nya. Orang banyak itu tidak pernah mengeluh bahwa mereka lapar.

Boleh jadi Injil tidak mencatatnya. Justru para muridlah yang gelisah dengan orang banyak itu. Apalagi hari mulai malam.

Para murid mendesak Yesus agar menghentikan aktivitas-Nya dan menyuruh orang-orang ini pulang mencari makan.

“Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa” (Mat 14: 15).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Kamu Harus Memberi

Apa yang terbaca dari “suruhan” para murid di atas? Boleh jadi para murid ini bingung soal kalkulasi atau perhitungan berapa besar biaya membeli makanan bagi orang sebanyak itu.

Uang dalam kantong bendahara mungkin tinggal sedikit saja. Belum lagi hitungan biaya ke kota dan desa-desa sekitar untuk membeli makanan.

Tapi hal yang jauh lebih mendalam adalah para murid hendak melarikan diri dari tanggung jawab besar dan urgen yaitu memberi makan orang banyak.

Kalkulasi ekonomis remeh temeh hasil hitung lambat otak para rasul mengikis habis rasa belas kasihan dan desakan solidaritas terhadap penderitaan orang banyak yang menjadi simbol dari orang kecil, sederhana dan miskin.

Para rasul berkelit dan mau “main politik” dengan mengalihkan tanggung jawab mendesak di depan mata yaitu memberi makan kepada orang banyak kepada pihak lain, entah siapa.

Padahal mereka adalah orang-orang miskin dan sederhana dari desa-desa yang tidak memiliki apa-apa untuk dimakan. Mereka hanya mengandalkan keinginan jiwa mendengarkan warta keselamatan dari Tuhan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Mukjizat

Yesus tahu kegelisahan pikiran para rasul. Kuasa Yesus melampaui otak mereka yang amat terbatas itu. Kegelisahan para rasul itu benar-benar merepresentasikan iman mereka yang belum berakar dalam Kristus. Kekhawatiran masih sangat kuat menguasai hati.

Padahal Yesus sudah banyak membuat mukjizat. Saat krusial ini, Yesus justru memberi tantangan baru sebagai jawaban atas permintaan para murid-Nya.

Ketika berkelit hendak mengarahkan tanggung jawab akan kebutuhan makanan kepada pihak lain, Yesus menegaskan, “Kamu harus memberi mereka makan” (Mat 14: 16).

Yesus menggunakan kata “harus” berarti perintah yang tidak bisa ditawar lagi, apalagi dilawan. Perintah itu tidak bisa tidak dilaksanakan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 1 Agustus 2021: Motif Perjuangan Hidup

Perintah Yesus ini seolah menyingkap kemurnian keterbatasan diri mereka yang menggelisahkan kerapuhan mereka.  “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan” (mat 14: 17).

Tantangan dari Yesus seolah “membuka” tabir kegelisahan para rasul yang bisa saja berbasis pada perhitungan ekonomis soal biaya makan minum orang banyak ini.

Yesus memakai momen berahmat ini untuk mengajar para murid dan kita semua yang sudah sekian puluh tahun mengikuti-Nya, tapi keterbatasan dan kerapuhan lebih mendominasi diri dan hidup.

Tuhan membuka mata sekalian menginsafkan kita agar lebih membuka diri pada keagungan kasih Tuhan ketika kita menghadapi kesulitan dan tantangan.

Kita pasti memiliki “lima buah roti dan dua ekor ikan” saja yang menjadi simbol keterbatasan, yang terkadang lebih dominan menghadirkan kecemasan dan menggerakkan pelarian diri dari tanggung jawab kemanusiaan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 31 Juli 2021: Mengikuti Kristus dengan Sikap Lepas Bebas

Kita hanya terpaku melihat milik kita yang sangat terbatas. Terkadang kita mencari kambing hitam dengan pembelaan diri: tidak mau ikut campur masalah orang lain. Takut membuat skandal bagi diri. Mau hidup nyaman dengan dunia kita sendiri.

Yesus justru ingatkan agar membuka dan membiarkan hati kita dibimbing oleh sikap bela rasa dan perhatian terhadap sesama. Tuhan memberi kita “lima roti dan dua ekor ikan” itu sudah sangat cukup sesuai kebutuhan hidup.

Tuhan tahu apa yang paling kita butuhkan. Yang terbatas itu akan menjadi berlimpah ketika kita serahkan semua itu kepada Tuhan. Ia akan mencukupkan bahkan melipatgandakannya untuk kita dan orang lain yang lebih membutuhkan.

Tuhan butuhkan inisitiaf tulus dan kreativitas yang jujur memulai, melakukan sesuatu demi kebaikan dan kebahagiaan sesama.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 30 Juli 2021: “Nazareth”

Apa yang akan kita kerjakan mungkin terlampau kecil dan sederhana untuk banyak orang, tapi bagi Tuhan itu sesuatu yang indah. Hal-hal yang kurang akan Tuhan tambahkan dengan hal-hal besar asalkan hati kita terbuka kepada-Nya.

Salah satu skandal besar dunia saat ini adalah banyak orang kelaparan dan gizi buruk di tengah lebih banyak orang yang mati karena kelebihan makanan. Penyakit peradaban saat ini adalah obesitas, jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes menjadi pembunuh wahid di dunia modern ini.

Artinya, di zaman ini lebih banyak orang mati karena kelebihan makanan daripada kelaparan dan wabah penyakit. Makan telah berubah menjadi sebuah gaya, mode hidup dan status sosial.

Banyak orang kita yang mempunyai uang, pakaian dan makanan lebih dari yang dibutuhkan. Kita mungkin tidak memiliki sebanyak yang kita inginkan tetapi mungkin saja memiliki lebih daripada yang kita butuhkan.

Keinginan memang tidak akan pernah membuat kita puas. Hanya kebutuhan yang memuaskan kita.

Maka Yesus mengingatkan kita melalui peristiwa penggandaan roti dan ikan ini agar setia berbagi dengan orang-orang kecil di sekitar kita. Semakin kita memberi, hidup kita akan semakin kaya karena lebih banyak lagi menerima.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 1 Agustus 2021, Minggu Biasa XVIII: Percaya Dia

Kita tidak pernah menjadi miskin hanya karena rajin berbagi. Dengan memberi, kita menerima.

Yesus mampu bersyukur atas lima roti dan dua ikan yang diterima-Nya dari persembahan orang-orang sederhana. Kesadaran untuk bersyukur atas apa yang diterima itu memungkinkan kita mampu memenuhi kebutuhan dasar. Hal itu sudah cukup untuk menikmati hidup dengan sukacita.

Maka, bersyukurlah kepada-Nya setiap saat. *

Renungan harian lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved