Berita Manggarai Timur
PLN Operasikan Tol Listrik Flores Sepanjang 864 Kms, Edi Rihi Sampaikan Terima Kasih Kepada Jokowi
sangat tinggi bahwa daerah-daerah yang tidak terjangkau listrik selama ini semoga dengan masuknya SUTT ini akan terjangkau
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
PLN Operasikan Tol Listrik Flores Sepanjang 864 Kms, Edi Rihi Sampaikan Terima Kasih Kepada Jokowi
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, RUTENG--PLN Operasikan Tol Listrik Flores Rp 1,1 Triliun menyambungkan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat hingga Maumere, Kabupaten Sikka.
Tol listrik sepanjang 864 Kms ini diharapkan bisa mendorong investasi dan perekonomian Flores.
Terkait dengan hal ini, Anggota DPRD Manggarai dari Partai Hanura, Thomas Edison Rihimone ketika dimintai tanggapannya kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 31 Juli 2021 sore, mengatakan sebagai wakil rakyat menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden RI Ir Joko Widodo atau Jokowi yang telah memberikan sumbangsih yang besar.
Menurutnya, karena semangat Presiden Jokowi pada Tahun 2021 ini Indonesia terang artinya 99 persen wilayah-wilayah di Indonesia sudah terterangi oleh listrik PLN.
"Kalau kita berbicara tentang Flores, efek dominonya sangat tinggi bahwa daerah-daerah yang tidak terjangkau listrik selama ini semoga dengan masuknya SUTT ini akan terjangkau,"ungkap Edi Rihi.
Baca juga: 169 Desa di Manggarai dan 157 Desa di Manggarai Timur Sudah Berlistrik PLN
Edi Rihi juga menyampaikan terima kasih kepada Dirut PLN karena sudah menjawab harapan masyarakat dengan menyelesaikan/menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
"Artinya merdekanya Nusa Tenggara Timur itu kan satu air harus dekat dan dua penerangan juga harus dekat, jika dua komponen ini sudah terjawab maka NTT sudah masuk dalam domino atau daerah yang sudah tidak terisolir lagi khususnya listrik,"ungkap Edi Rihi.
Edi Rihi juga mengharapkan agar dengan beroperasinya Tol Listrik Flores ini semua wilayah termasuk wilayah-wilayah di Manggarai dan khususnya di Satar Mese dan Satar Mese Barat juga memberikan efek domino.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda, dalam rilis yang diberikan Lidya Natalya,
Asisten Manager Komunikasi & Stakeholder Management PLN UIW NTT kepada POS-KUPANG.COM, Sabtu 31 Juli 2021, mengatakan, PT PLN (Persero) mempertegas komitmennya untuk memperkuat keandalan listrik dan meningkatkan rasio elektrifikasi di wilayah Indonesia Timur. Kali ini, PLN telah menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Tol Listrik Flores sepanjang 864 kilometer sirkuit (kms) yang tersambung dari Labuan Bajo sampai Maumere pada 30 Juli 2021.
Kehadiran tol listrik ini diharapkan dapat menarik investasi dan mendongkrak perekonomian di Pulau Flores dan sekitarnya.
Baca juga: Penyandang Disabilitas di Manggarai Timur Dapat Perhatian dari Kemensos RI
"Kami percaya listrik merupakan energi yang menggerakkan kehidupan dan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PLN akan terus berupaya memperluas akses listrik dan meningkatkan keandalannya,"ungkap Huda.
Huda juga menjelaskan, kondisi sistem kelistrikan Pulau Flores saat ini memiliki daya mampu sebesar 104,1 Megawatt (MW) dengan beban puncak untuk melayani pelanggan total sebesar 71,6 MW.
Dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, selama ini terpisah dalam 2 Sistem, yaitu Sistem Flores Bagian Barat dan Sistem Flores Bagian Timur. Di mana untuk Sistem Flores Bagian Barat kapasitas total pembangkit 40,7 MW, antara lain PLTMG Rangko 23 MW dan PLTD Golobilas 3,4 MW di Labuan Bajo, PLTP Ulumbu 10 MW, PLTD Faobata Bajawa 2,2 MW di Kabupaten Manggarai serta pembangkit lainnya.
Sedangkan, Sistem Flores Timur memiliki kapasitas total 63,4MW, dengan pembangkit antara lain: PLTMH Ndungga 2 MW, PLTS Wewaria 1 MW, PLTD Mautapaga 3 MW, PLTU Ropa 14 MW di Ende, dan PLTS Waeblerer 1 MW, PLTD Wolomarang 3 MW dan PLTMG Maumere 40 MW di Kabupaten Sikka.
"Sebelumnya, Sistem Flores Barat cadangannya terbatas, sehingga mudah defisit jika ada gangguan salah satu pembangkit besar. Sedangkan Sistem Flores Timur cadangannya sangat mencukupi. Dengan bergabungnya kedua sistem, maka cadangannya menjadi sangat mencukupi dan lebih andal. Selain itu, dengan gabungan sistem yang lebih besar, maka akan membuat sistem lebih efisien dan dapat menurunkan biaya operasi sekitar 3-4%,"jelas Huda.
Huda menambahkan, untuk mendukung keandalan suplai di Sistem Flores telah beroperasi 11 Gardu Induk dengan kapasitas 225 MVA dan saluran transmisi sepanjang transmisi 864 kms yang terdiri dari 1.319 tapak tower tersebar di seluruh Kabupaten Flores.
Baca juga: Tujuh Bulan Nakes di Manggarai Timur Belum Diberikan Insentif, Begini Penjelasan Sekda Boni!
Terakhir, Gardu Induk Aesesa di Kabupaten Nagekeo yang sudah energize pada 4 Juni 2021 lalu.
Lebih lanjut Huda juga menyampaikan terkait perjuangan dalam pembangunan Tol Listrik Flores.
Dikatakan Huda, upaya yang dirintis PLN untuk membangun infrastruktur tol listrik ini kini berbuah manis setelah berhasil tersambung dari Labuan Bajo sampai Maumere pada 30 Juli 2021.
Untuk mewujudkan tol listrik Flores ini, PLN menginvestasikan anggaran sekitar Rp 1,1 triliun.
Dalam masa pembangunannya,kata Huda, kondisi geografis cukup menyulitkan pembangunan tol listrik Flores.
PLN melakukan pembangunan Tol listrik Flores sejak tahun 2006 mulai dari proses perizinan, survei lokasi tapak tower, sampling uji tanah, penyusunan desain gambar hingga pembebasan lahan tapak tower disepanjang jalur transmisi dari Labuan Bajo sampai Maumere.
Baca juga: Peduli Masyarakat dari Covid-19, Polres Manggarai Timur Vaksinasi Massal Untuk 1.080 Orang
Dengan kondisi geografis yang beraneka ragam mulai tanah datar, perkebunan, pertanian, kawasan hutan, perbukitan, lembah, cukup menyulitkan dalam pengerjaan pembangunan pondasi tapak tower, perakitan tower hingga pembebasan jalur kawat transmisi dan penarikan transmisi SUTT 70 kV.
"Kendala utama yang dihadapi di lapangan selain pembebasan lahan tapak tower juga tantangan geografis pada saat proses konstruksi, seperti membawa material baik untuk pembangunan pondasi, pemasangan tower, dan proses penarikan kabel, karena akses untuk mencapai lokasi masih dilakukan dengan memaksimalkan tenaga manusia dan metode yang sederhana,"ungkap Huda.
Huda juga mengaku, selama kurun waktu satu tahun terakhir dengan kondisi pandemi Covid-19, seluruh tim tetap berjuang melaksanakan tugas dan tanggung jawab meskipun pergerakan dan aktivitas lapangan memiliki keterbatasan karena harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
"Pandemi jelas memberikan dampak, tetapi semangat PLN untuk menerangi negeri tidak surut,"imbuhnya.
Baca juga: Karang Taruna Rana Mbata Manggarai Timur Tanam Anakan Pohon di Kawasan Mata Air
Saat ini, kata Huda, rasio elektrifikasi Provinsi NTT mencapai 88,82 persen dan rasio desa berlistrik telah mencapai 96,57 persen per Juni 2021. (*)