Berita sumba timur
Pasien Covid-19 Asal Kambera Sumba Timur Meninggal Dunia, 91 Orang Sembuh
Kambera 39 kasus, Pandawai dua kasus, Umalulu lima kasus, Lewa empat kasus, Haharu satu kasus, Mahu satu kasus
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Pasien Covid-19 Asal Kambera Meninggal Dunia, 91 Orang Sembuh
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- Satu pasien positif Covid-19 asal Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur meninggal dunia pada Sabtu tanggal 31 Juli 2021. Sementara itu ada 91 orang dinyatakan sembuh.
Berdasarkan data dari Posko Satgas Penanganan Covid-19 Sumba Timur, menyebutkan, ada satu pasien Covid-19 meninggal dunia.
Pasien ini berasal dari Kecamatan Kambera. Adanya satu kasus meninggal ini,maka total pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Sumba Timur sudah mencapai 70 orang.
Sementara itu ada 91 kasus dinyatakan sembuh. Ke-91 kasus itu berasal dari, Kecamatan Pandawai 13 kasus,
Kambera 75 kasus, Haharu satu kasus dan Kecamatan Kahaunga Eti dua kasus.
Sedangkan hasil pemeriksaan PCR, ada 22 sampel positif dan 51 sampel negatif.
Baca juga: Kasus Covid-19 Fluktuatif, Pemkab Sumba Timur Perketat Pengawasan PPKM Level IV
Sedangkan pemeriksaan Rapid Antigen dengan hasil 71 sampel positif dan 185 sampel negatif. Penambahan kasus positif sebanyak 93 kasus berasal dari:
Kecamatan Kota Waingapu 37 kasus, Kambera 39 kasus, Pandawai dua kasus, Umalulu lima kasus, Lewa empat kasus, Haharu satu kasus, Mahu satu kasus.
Pahunga Lodu satu kasus, Rindi satu kasus, dan Kecamatan Kanatang dua kasus.
Sekertaris Dinas Kesehatan Sumba Timur, Tinus Ndjurumbaha, SKM yang dikonfirmasi Sabtu 31 Juli 2021 mengatakan, kasus Covid-19 di daerah itu terus berfluktuasi, yakni ada penambahan kasus baru maupun yang sembuh.
Dia juga mengakui ada satu kasus meninggal dunia pada Sabtu 31 Juli 2021.
Baca juga: Tingkat Kematian Pasien Covid-19 di Sumba Timur 2.00 Persen
"Kita minta masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan dan anjuran pemerintah, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan meminimalisasi mobilitas," kata Tinus.(*)