Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juli 2021: Lalang
Lalang adalah pengganggu tanaman gandum. Kata asli dalam bahasa Yunani: Zizanion berarti lalang yang mengganggu di ladang gandum.
Setelah sekian waktu bekerja, petani itu menyadari ada musuh jahat yang hendak menghancurkan harapannya. Dia tetap tegar menghadapi musuh dengan jalan damai, tanpa kekerasan. Ia menaklukkan dirinya sendiri untuk memenangkan kebaikan.
Saat panen, ia mengumpulkan gandum ke dalam lumbung. Sementara berkas-berkas lalang bersama jerami menjadi bahan bakar menghadapi musim dingin.
Melalui “perumpamaan tentang lalang di antara gandum”, Yesus tidak sebatas omong mengenai orang-orang baik dan orang-orang jahat di dunia, melainkan juga ajakan bagi segenap anggota Gereja agar bersikap kritis sebagai bukti kualitas iman untuk melihat keberadaannya.
Hidup kita setia diliputi kegelapan dan terang. Kita mesti berani dan kritis mengakui bahwa selalu saja ada orang-orang di dalam Gereja yang dibalut dosa, terbawa arus keduniawian dan memanfaatkan privilese kedekatan dengan Tuhan tapi sangat membahayakan keberadaan Gereja dan sesama.
Yesus memperingatkan kita bahwa Gereja adalah jalan keselamatan tapi keselamatan itu tidak mesti dengan membinasakan orang lain yang bisa saja dikategorikan sebagai “orang berdosa” yang Yesus sebut sebagai “lalang.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 21 Juli 2021: Gagal, Haruskah Mundur?
Gereja mesti mengakui kehadiran orang-orang yang masuk golongan “lalang” itu sebagai momen pembaruan dan pemurnian iman dalam ziarah di atas dunia ini.
Justru Gereja mesti menjadi saksi konkret agar bisa menobatkan “lalang”, bukan membinasakannya. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa “Gereja merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri.
Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu dibersihkan, serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan” (Lumen Gentium, 8).
Kita diingatkan bahwa justru kehadiran “lalang” itu mesti merefleksikan ziarah Gereja di atas dunia ini. Selain menjadi tantangan dan gugatan kualitas iman kita, “lalang” berperan menegaskan bagaimana Gereja mesti berjuang untuk mengubah “lalang” itu menjadi gandum.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 20 Juli 2021: Menjadi Saudara Yesus
Tugas gereja, kita semua, bukanlah menjadi hakim yang menghukum “lalang.” Tuhan justru memeliharanya agar pada waktunya kualitas hidup menjadi ukuran.
Ketika kita menjadI angkuh lalu entah atas kuasa dari mana mulai bergerak mengidentifikasi “lalang” lantas menghakimi mereka, kita justru menjadi “lalang” yang lebih destruktif, kejam dan melawan nilai-nilai yang Kristus ajarkan. Yesus mengingatkan kita agar tidak melupakan balok di mata kita sendiri.
Yang jadi soal bukan orang lain yang jadi “lalang” tapi bagaimana saya, kita semua yang mengikuti Kristus “menyalibkan” egoisme dan berhenti mencongkakkan dan mengangkuhkan diri sendiri.
Tuhan menuntut kita berbelas kasihan kepada semua orang, bahkan kepada segenap makhluk ciptaan.
Kita mesti membuka hati kita setiap saat agar Roh Kudus menerangi nurani dan membebaskan kita dari dosa karena kehadiran “lalang” dalam diri kita. *