Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 23 Juli 2021: Tanah Subur
Saya menggeluti dunia jurnalisme sebagai salah satu jalan untuk membawa “rahmat” melalui pikiran dan gagasan kepada orang lain.
Banyak tarekat Gereja yang getol memperjuangkan keutuhan lingkungan tapi lingkungan di belakang kamar bahkan depan kamar tidak ada tanaman satu pun.
Kata-kata memang sangat terasing dari kenyataan sebagai hasil tindakan. Kata-kata yang menjadi praksis itulah yang akan menghasilan buah di tengah dunia. Manusia tidak bisa hidup hanya dari serakan kata-kata.
Pengalaman indah ini mengantar saya memahami bagaimana tanah yang subur itu diolah agar benih bisa tumbuh, berkembang dan jika memungkinkan berbunga dan berbuah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Juli 2021: Buluh dan Sumbu
Tuhan memberi kita banyak sarana yang bisa menjadi alternatif menata dunia menjadi ruang hidup yang tenang dan damai.
Yesus menyatu dengan lingkungan sekitar: petani, nelayan, laut, gunung, bukit, ladang gandum, kebun anggur, danau, perahu, pukat, pendayung dan sebagainya.
Kedekatan dan kebersatuan dengan alam ini mengalirkan banyak inspirasi yang memerkaya kebijaksanaan pewartaan-Nya. Benih hanya tumbuh di atas tanah subur.
Benih yang tumbuh menjadi tanaman di atas tanah subur pun perlu pemeliharaan. Rumput liar mesti dicabut.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 16 Juli 2021: Salus Animarum
Batu-batu yang menghimpit diambil. Onak dan duri mesti dibersihkan. Butuh kesabaran. Hasilnya pasti melimpah ruah. Kepuasaan yang tak ternilai.
Yesus mengajarkan, ketika benih gagal berakar, kita tidak akan mampu bertahan menghadapi kesulitan. Yesus menggambarkan hati sebagai tanah yang baik, yaitu “orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah” (Mat 13:8).
Perumpamaan ini mengajak kita setia memupuk hati sehingga ketika Sang Penabur menaburkan benihnya, kita siap untuk menerima benih itu dan “memahaminya.”
Kita menerima Firman Tuhan dan mengolahnya dalam hidup sehingga bertumbuh subur dan berbuah lebat agar dirasakan “manisnya oleh orang lain. Orang yang berakar teguh dalam Tuhan, tidak akan goyah oleh terjangan badai sekeras apa pun.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 16 Juli 2021: Ibadat Sejati
Semoga hati kita menjadi tanah subur bagi jatuh, tumbuh, berkembang dan berbuahnya benih Sabda Allah. Kita terbuka menerima benih dan membiarkan diri kita menjadi area tumbuhnya.
Selalu ada tangan yang menyiangi, membersihkan dan menyegarkan benih di tanah diri kita. Kita pun mesti rela ditaburi pupuk untuk membuat benih tumbuh lebih subur lagi agar bisa menghasilkan lebih banyak buah.
Kita pun mesti rela memangkas ranting agar tidak terjadi perebutan makanan sehingga buah melimpah dan ranum bentuknya. Buah yang berkualitas adalah narasi panjang perihal kesabaran, keuletan, keterbukaan dan kerendahan hati untuk diubah oleh Tuhan. *