Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Juli 2021: Buluh dan Sumbu
Buluh mudah patah karena batangnya tipis dan kosong di bagian dalam. Buluh yang patah biasanya tidak bisa dipergunakan lagi dan dibuang.
Ketidakmampuan atau keterbatasan diri membuat saya mudah tertinggal, tersingkir, tereliminasi dalam banyak hal, seakan membuat diri saya seperti sumbu yang pudar semangat dan gairah untuk hidup.
Beberapa hari yang lalu, terdengar jelas kata-kata penuh simpatik Yesus, "Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat". Kali ini Dia bertutur lembut, "Buluh yang patah tak diputuskan dan sumbu yang berkedip-kedip tak dipadamkan".
Saya beri garis bawah dan bold (huruf dibuat tebal) pada "tak diputuskan, tak dipadamkan". Ya ... saya tetap punya harapan, saya pasti akan bisa bangkit dan berfaedah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 15 Juli 2021: Beban Hidup
Kata-kata nasihat sering terdengar, "Tuhan tak pernah memberi derita melebihi kemampuanmu". Saya pun pernah memberi advis kepada orang berdosa, "Gelas memang pecah dan serpihan masih bisa berkilau".
Seorang teman pernah menulis, "Sekuntum bunga bisa menarik karena rupanya. Tapi lebih-lebih karena harumnya. Sebab ada juga bunga yang molek rupa, tapi busuk baunya. Makanya orang suka mencium bunga, bukan karena rupanya, melainkan keharumannya. Dan, agar kembangnya bagus, orang pelihara pohonnya: dipupuk, disiram teratur dan dipangkas ranting atau daunnya yang kering. Bahkan konon bunga-bunga liar pun bisa jadi sopan jika ia diperlakukan secara begitu. Mungkin! Selanjutnya, ada kembang yang dipotong hati-hati untuk dijadikan hiasan. Ada yang dibiarkan, sebab daripadanya bisa diharapkan bakal lahir buah-buah yang sedap. Ada lagi yang ditinggalkan sebagai hiasan taman, dengan sengaja".
Saya jadikan tulisan menarik itu sebagai ibarat. Diriku dan hidupku yang terkulai dan berkedip-kedip hanya dibersihkan, dipangkas bagiannya. Maksudnya jelas agar saya bisa tumbuh lebih baik dan bernyala lebih terang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juli 2021: Tak Lebih dari Guru
Maka, saya kuatkan lagi hati, bulatkan tekad lagi karena saya yakin Tuhan tak mungkin sampai hati mematahkan dan mematikan hidup saya.*