Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Juli 2021: Belajar dari “Hamba Yahwe”
Orang-orang Farisi bersekongkol membunuh Yesus. Kata “bersekongkol” menyiratkan ada banyak orang yang bersatu dalam rencana pembunuhan itu.
Kedua, kita mesti selalu berjuang sebisa mungkin sepanjang hidup untuk menghindarkan diri dari pikiran-pikiran jahat yang hendak “membunuh” sesama. Mengapa?
Keinginan jahat itulah yang menyingkirkan Tuhan dari diri dan hidup kita. Kita tahu bahwa Tuhan memang datang untuk orang berdosa.
Tentu saja orang berdosa itu mesti mau bertobat dan mau mendekati-Nya dengan maksud yang baik (Luk 5:32), bukan mendekati-Nya dengan maksud jahat seperti orang-orang Farisi tersebut.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juli 2021: Hidup yang Menginspirasi
Orang yang berniat jahat adalah orang angkuh yang merasa diri sangat berkuasa, entah secara politik maupun ekonomi.
Sebaliknya, kita sadar sebagai orang lemah maka Tuhan akan meneguhkan kita.
Seperti “Hamba Yahwe” sejati yang selalu mengandalkan hidup-Nya pada Allah, hendaknya kita tanpa takut menyerahkan diri pada kerahiman dan pengajaran Yesus.
Kita mesti berani menyingkirkan para pemimpin agama yang memakai otoritas dan kuasanya, yang terkadang memaksakan “kekakuan” sikap agama mereka agar kita menganggap mereka “tuhan seolah-olah” sebagai manifestasi dari kesombongan iman yang dangkal.
Maka, iman mesti kita wujudkan melalui jalan rendah hati. *