Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Juli 2021: Belajar dari “Hamba Yahwe”

Orang-orang Farisi bersekongkol membunuh Yesus. Kata “bersekongkol” menyiratkan ada banyak orang yang bersatu dalam rencana pembunuhan itu.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Yesus terlalu jauh dan tinggi melampaui keberadaan dan ajaran serta pengaruh ahli Taurat dan kaum Farisi di tanah Palestina.

Penginjil Matius mengutip ramalan Nabi Yesaya mengenai “Hamba Yahwe” (Yes 42:1-4) untuk membuka kesadaran orang banyak agar mengerti kehadiran Yesus dan betapa mulia misi-Nya di atas bumi ini.

Yesus adalah perwujudan paling konkret dari predikat “Hamba Yahwe.” Dia dipilih dan dikasihi Allah.

Dia diutus Allah untuk memaklumkan hukum-hukum Tuhan sekaligus merenovasi otak dan pikiran ahli Taurat dan kaum Farisi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 14 Juli 2021: Syukur Indah

Proses pembaruan ajaran Kitab Taurat justru sangat melukai hati para ahli Taurat dan kaum Farisi karena memang selama ini tafsiran yang mereka ajarkan sangat membelenggu kebebasan nurani orang-orang kecil yang tak berdaya.

Agama menjadi sesuatu yang elitis, milik orang-orang yang punya kuasa politik dan ekonomi semata.

Konsekuensi logis, ajaran dan mukjizat Yesus pasti sangat ditentang oleh kedua kelompok elite agama Yahudi ini.

Tapi, meskipun ajaran-Nya ditentang, Dia tidak akan berbantah. Yesus itu Allah. Dia bisa melakukan apa saja untuk “menghentikan” laju penyesatan para ahli Taurat dan kaum Farisi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 13 Juli 2021: Dosa Nirtindakan

Tapi “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang” (Mat 12: 20).

Yesus menjadi kokoh bagaikan batu karang. “Tuhan Allah menolong aku, sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu” (Yes. 50:7).

Apa yang bisa kita pelajari dari Yesus dalam catatan Matius hari ini?

Pertama, kita belajar bagaimana menghadapi orang-orang yang bermaksud jahat kepada kita.

Jalan perlawanan bukan dengan kekerasan tetapi dengan damai. Kita bisa berdialog tapi tetap berpegang teguh pada kebenaran Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juli 2021: Belajar dari Amos

Jika menemui jalan buntu, baiklah kita “menyingkir” tapi bukan menyerah kalah. Kita bisa tetap berjuang dalam kesunyian. Pelayanan kasih tidak perlu tampak megah dan menonjol.

Kasih adalah medium advokasi yang kerjanya pelan tapi pasti, tersembunyi tapi berarti. Di titik ini, jangan kita lupakan pesan Yesus: mendoakan mereka (Mat 5:44).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved