Berita Nasional
Tak Mampu Bayar Denda PPKM Darurat Senilai Rp 5 juta, Pemuda Ini Pilih Masuk Penjara di Tasikmalaya
"Saya mau memilih dikurung aja, Pak. Dari mana saya dapat uang lima juta. Pemasukan sehari-hari aja repot," ungkap Asep saat mengikuti sidang, Selasa
Agus mengaku sedih karena anaknya harus menjalani kurungan karena melanggar PPKM darurat.
Di sisi lain, Agus merasa bangga dengan keputusan yang dipilih oleh Asep.
"Saya sedih, prihatin, tapi sekaligus bangga dengan sikap Asep yang bertanggungjawab mengakui kesalahan dan memilih dikurung," kata Agus saat ditemui di depan Lapas Tasikmalaya.
Agus menuturkan, dirinya sempat terkejut ketika mengetahui anaknya memilih dikurung ketimbang membayar denda.
"Tapi setelah mendengar penjelasan dia, saya dan ibunya Asep akhirnya memaklumi."
"Uang Rp 5 juta di mata anak saya tergolong besar, dari mana mau mencarinya," ungkapnya.
Baca juga: Uskup Leo Laba Ladjar Angkat Bicara, Pasca Wali Kota Jayapura Umumkan Hal Penting Soal PPKM Darurat
Ayah datangi lapas tengah malam
Sementara itu, pada Kamis tengah malam, Agus kembali mendatangi Lapas Kelas II B Tasikmalaya.
Dirinya khawatir sekaligus ingin memastikan kebenaran rambut anaknya diplontos, memakai pakaian tahanan, serta satu sel dengan tahanan lainnya.
Agus datang bersama adik Asep, Adi Tria Suparman (21).
Ia kemudian berdialog dengan seorang sipir yang berjaga di depan gedung lapas.
Akhirnya, Adi diperbolehkan masuk ke dalam lapas untuk megecek keadaan kakaknya.
Baca juga: Luhut Pandjaitan Bicara Nasib PPKM Darurat, Ada Skenario Terburuk jika Kasus Covid Tembus 100 Ribu?
"Rambutnya masih ada sedikit, seperti cepak saja. Lalu ditahannya terpisah tak disatukan."
"Kakak saya sendirian di tahanan di ruangan depan, di dalam lapas sendirian," kata Adi kepada wartawan setelah mengecek kakaknya di dalam lapas, Kamis malam, dilansir Kompas.com.
Keluarga Asep pun mengaku tenang setelah mengetahui kondisi anaknya.