Opini Pos Kupang
Mencermati Pertumbuhan Ekonomi NTT Q1-2021
Terdapat tanda pemulihan ekonomi NTT pada kuartal 1 (Q1) tahun 2021. Saat pertumbuhan ekonomi nasional (Q1-2021) negatif 0,74 persen
Karena itu yang bisa diandalkan dalam situasi seperti ini adalah komponen pengeluaran konsumsi dan belanja modal pemerintah (pusat dan daerah).
Selanjutnya percepatan pengeluaran konsumsi dan belanja modal pemerintah akan memperbesar aliran dana kedalam masyarakat, sehingga melalui mekanisme transfer, akan meningkatkan pengeluaran konsumsi rumah tangga, yang dalam kondisi normal menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang diandalkan.
Bagaimana dengan ekspor dan impor barang dan jasa? Ekspor barang dan jasa masih terkendala pembatasan dari sisi transportasi, sehingga yang bisa didorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah mengurangi impor barang dan jasa, sebagaimana terjadi pada Q1-2021.
Kesimpulannya, pertumbuhan ekonomi pada Q2-2021, dari sisi LU masih tergantung pada pertanian dan perbaikan dalam administrasi pemerintahan dan konstruksi. Dari sisi pengeluaran tergantung pada konsumsi dan belanja modal pemerintah.
Data per April 2021, realisasi belanja modal pemerintah pusat untuk infrastruktur sebesar 42,37 persen; belanja dana BOS 28,60 persen; realisasi dana desa 12,35% dan realisasi DAK fisik 0,42 persen.
Sementara itu realisasi belanja pemerintah provinsi per Juni 2021 sekitar 24 persen. Uraian di atas menunjukkan betapa landasan pertumbuhan ekonomi NTT melulu bertumpu pada sektor pertanian dan konsumsi/belanja modal pemerintah.
Kondisi demikian sejatinya sudah berlangsung lama sebelum terjadinya pandemik Covid 19. Landasan ekonomi yang terbentuk kurang kuat dan kurang berorientasi pada pembentukan nilai tambah.
Komoditas yang diekspor umumnya bahan baku dengan nilai tambah yang relatif rendah. Dukungan industri pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah sangat kecil.
Hal penting yang perlu dicermati dari uraian diatas adalah dalam jangka yang sangat pendek, harus terjadi percepatan pengeluaran konsumsi dan belanja modal pemerintah, sehingga konsumsi rumah tangga dapat meningkat.
Inilah yang akan menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif pada Q2-2021. Sementara dalam jangka menengah dan panjang, landasan ekonomi harus cepat berubah dan berorientasi pada penciptaan nilai tambah.
Pada sisi hilir, pariwisata menjanjikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, tetapi hal ini baru akan terwujud bila didukung dengan penguatan sisi hulu dan antara, dimana sektor pertanian dalam arti luas dan industri pengolahan harus bersisnergi kuat dengan perdagangan untuk menghasilkan dan mendistrubusikan produk olahan dengan nilai tambah yang tinggi. *
Baca Opini Pos Kupang Lainnya