Anak Petani Asal Sumba Barat Lolos Seleksi Akpol Polda NTT 2021, Simak Kisahnya
ibunya menyewa kontrakan di sekitar perumahan RSS Liliba, Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Anak Petani Asal Sumba Barat Lolos Seleksi Akpol Polda NTT 2021, Simak Kisahnya
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG--Ungkapan bahwa Doa, usaha dan kerja keras pasti membuahkan hasil melekat erat pada perjuangan yang dilakukan Richard Daddy Balli Leba Ari.
Richard Daddy Balli Leba Ari adalah Calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2021 asal Panda Polda NTT ini meraih peringkat pertama dalam perangkingan kelulusan Akpol tahun 2021 yang diselenggarakan Rabu, 23 Juni 2021 di aula Rupatama Lantai III Polda NTT.
Richard hadir bersama ibunya, Lusia Puting saat pengumuman kelulusan sementara.
Selama 4 bulan lebih ia bersama ibunya menyewa kontrakan di sekitar perumahan RSS Liliba, Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Baca juga: Jaksa Beri Petunjuk ke Penyidik Polda NTT Agar Periksa Bupati Lembata Terkait Kasus Awololong
Ibunya, Lusia Puting yang merupakan PNS di Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Sumba Barat terpaksa harus ijin dari tugasnya guna menemani anaknya mengikuti proses seleksi.
Beruntung pimpinan di tempat kerja Lusia Puting bisa memahami sehingga memberikan ijin bagi sang ibu menemani selama proses seleksi di Kota Kupang.
Sejak kelas I SMA Kristen Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Richard berlatih dan belajar.
Sejak kecil pun ia memang memiliki cita-cita menjadi seorang polisi dari jalur Akpol.
Baca juga: Tersangka Kasus Korupsi Bawang Malaka Menang Gugatan Praperadilan Atas Kapolda NTT
"Saya terinspirasi saat melihat Akpol di media sosial dan televisi. Saya pun punya tekad untuk seperti mereka," ujarnya di Mapolda NTT, Rabu 23 Juni 2021.
Ia pun memanfaatkan waktu pulang sekolah untuk berlatih olahraga dan jasmani.
Ia juga menggunakan waktu disela-sela membantu ayahnya bertani untuk belajar dan berolahraga.
Richard sendiri merupakan anak sulung dari lima bersaudara anak pasangan Lele Leba Ari, seorang petani dan ibu Lusia Puting yang juga PNS.
Baca juga: Tersangka Kasus Korupsi Bawang Malaka Menang Gugatan Praperadilan Atas Kapolda NTT
Sebagai anak sulung, banyak tanggungjawab yang dibebankan orang tua kepadanya.
Ia juga ingin memberi contoh kepada keempat adiknya. Mulailah ia berlatih dan belajar secara otodidak.
"Saya berusaha cari literatur di internet tentang soal psikologi dan soal akademik ujian masuk Akpol. Demikian pula cara dan tips ujian jasmani saya pelajari sendiri," tandasnya.
Menjelang ujian akhir SMA, siswa SMA Kristen Waikabubak ini ikut mendaftar sebagai calon taruna Akpol di Polres Sumba Barat.
Baca juga: Kapolda NTT Perintahkan Tutup Tempat Hiburan Yang Pekerjakan Anak Dibawah Umur
Walau sesi ini merupakan hal pertama bagi nya namun ia memiliki tekad bulat untuk berusaha maksimal.
Ia juga menjaga kesehatan dengan menjauhi rokok dan minuman keras.
Ia bangga saat dinyatakan lolos tes kesehatan tahap pertama.
Ia juga tidak menyangka lolos di ujian psikologi walau dengan nilai 68. Nilai ini jauh dibawah beberapa rekannya yang lain.
Baca juga: 88 Kantong Darah Disumbangkan Anggota dan Bhayangkari Polda NTT
Menjelang ujian akademik, ia pun berusaha maksimal.
Sejumlah literatur dicari melalui internet.
Waktu yang ada dimanfaatkan sebaik mungkin untuk belajar mata ujian pengetahuan umum, wawasan kebangsaan, matematika dan bahasa Indonesia.
Sejumlah buku pelajaran juga ia beli dari toko buku dan menambah pengetahuan menjelang ujian akademik.
Baca juga: Empat Anggota Satlantas Polda NTT Keracunan Makan Bakso yang Diduga Mengandung Bahan Berformalin
Hasil dan usaha nya berbuah baik. Ia meraih nilai tertinggi di bidang ujian akademik.
Ia juga berhasil lolos saat pemeriksaan kesehatan tahap II.
Saat ujian jasmani, Richard kembali berusaha maksimal dengan modal ilmu dan tips yang dipelajari secara otodidak.
Di bidang jasmani ia ada di peringkat kedua namun ia tetap optimis bisa lolos.
Baca juga: Polisi Razia Tempat Hiburan, Jaring 17 Pekerja Anak, Dua Hamil, Ini Penjelasan Kabid Humas Polda NTT
Orang tua dan keluarga pun terus mendukung dalam doa dan support.
Richard sendiri tidak menduga kalau hasil usaha dan kerja keras secara otodidak selama tiga tahun ini membuahkan hasil menggembirakan.
"Saya tidak menyangka hasil ini. Selama ini saya belajar secara mandiri," ujarnya.
Ia bertekad akan tetap berusaha keras dan menjaga kesehatan selama proses ujian di tingkat pusat.
Di tingkat pusat, ia harus menjalani sejumlah rangkaian seleksi mulai dari pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, wawancara psikologi, pendalaman PMK.
Baca juga: 17 Pekerja Dibawah Umur di Kabupaten Sikka Diamankan Polda NTT, Ada 2 Orang Sedang Hamil
Selanjutnya tes akademik meliputi TPA dan bahasa Inggris dengan sistem CAT serta pemeriksaan penampilan atau parade.
Ia berharap semoga usaha dan kerja kerasnya bisa sukses.
"Saya berharap bisa sukses dan menjadi contoh serta inspirasi bagi anak-anak di Kabupaten sumba Barat," ungkap dia
Ia juga berterima kasih kepada Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, S.H. M.Hum, Karo SDM, Kombes Pol Wisnu Widarto dan panitia penerimaan Biro SDM Polda NTT yang melakukan rekrutmen secara bersih, humanis dan transparan karena seluruh hasil seleksi langsung disampaikan.
Baca juga: Polisi Razia Tempat Hiburan, Jaring 17 Pekerja Anak, Dua Hamil, Ini Penjelasan Kabid Humas Polda NTT
Lusia Puting, sang ibu juga terharu dengan hasil ini.
"Semoga Richard sehat selalu dan sukses hingga akhir. Kami hanya bisa mendoakan dan memberikan support," tutur Lusia (*)