Luncurkan Travel Pattern 30 Desa Tematik Khas NTT, BPOLBF Ingin Wisatawan Nikmati Kearifan Lokal

Luncurkan Travel Pattern 30 Desa Tematik Khas NTT, BPOLBF Ingin Wisatawan Nikmati Kearifan Lokal

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Dokumentasi Divisi Komunikasi Publik BPOLBF untuk POS-KUPANG.COM
Dirut BPOLBF, Shana Fatina (kiri) bersama Menparekraf, Sandiaga Uno (kanan) dalam perhelatan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) ke-7, di Nusa Dua, Badung, 8 Juni hingga 12 Juni 2021 lalu. 

Luncurkan Travel Pattern 30 Desa Tematik Khas NTT, BPOLBF Ingin Wisatawan Nikmati Kearifan Lokal

POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores ( BPOLBF) meluncurkan peta perjalanan (travel pattern) 30 Desa Wisata Tematik khas Nusa Tenggara Timur dari wilayah Flores, Alor, Lembata dan Cagar Biosfer Komodo.

Peluncuran tersebut dilakukan dalam perhelatan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) ke-7, di Nusa Dua, Badung, 8 Juni hingga 12 Juni 2021 lalu.

Direktur Utama (Dirut) BPOLBF, Shana Fatina menjelaskan, kehadiran 30 Desa Wisata tematik ini merupakan bagian dari program BPOLBF yang berkolaborasi dengan 11 kabupaten yang ada di Bima, Alor, Flores dan Lembata.

Baca juga: Polisi Segera Reka Ulang Kasus Pembunuhan di Rote Ndao

Baca juga: Permalukan Rizieq Shihab Di Muka Persidangan, JPU Sebut Terdakwa Imam Besar Tapi Hanya Isapan Jempol

Inisiatif ini, lanjut Shana, dalam rangka mendorong aktivitas baru bagi para wisatawan untuk bisa merasakan sensasi dan keunikan serta kearifan lokal yang otentik dari setiap desa wisata.

Keunikan tersebut membuat setiap kunjungan ke desa wisata ini akan terasa mempunyai tema dan makna tersendiri. Beda desa tentu beda tema.

"Kehadiran desa wisata tematik diharapkan wisatawan akan memperpanjang waktu tinggalnya atau 'length of stay' sehingga pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," katanya.

Selain itu, BPOLBF juga menghadirkan road map desa wisata ini agar menciptakan sebuah keharmonisan antara pariwisata, alam, budaya serta produk ekonomi kreatif yang ada di desa wisata tersebut.

Baca juga: Bank NTT Serahkan 6000 Lembar Seng untuk Pemkot Kupang

Baca juga: TRIBUN WIKI: Air Terjun Bertingkat Padha Watu, Surga Tersembunyi di Kabupaten Ngada

Hal itu dilakukan untuk mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan serta berdampak positif yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat desa.

Shana menjelaskan dari peta perjalanan yang ada, 30 desa wisata tematik itu tersebar dari Bima, Alor, Flores dan Lembata.

Menurutnya, ikon desa wisata misalkan dapat direpresentasikan dengan bentuk rumah adat atau atraksi unggulan dan dapat dikelompokkan berdasarkan rumpunnya atau kemiripan bentuknya, seperti Rumah Panggung/Uma Lengge: BTN Komodo dan Kabupaten Bima
Rumah Mbaru Niang: Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur: Rumah Sao: Kabupaten Ngada, Nagekeo, Ende
Rumah Lepo: Kabupaten Sikka
Rumah Koke Bale/Ebang: Kabupaten Flores Timur, Lembata, Rumah Langwa: Kabupaten Alor, Rumah Lakatuil : Kabupaten Alor

"Selain dari rumah adat, tentunya produk aktivitas wisatanya berbeda mulai dari laut, gunung, sawah, dan lainnya. Dengan kebudayaan setempat yang berbeda-beda pula mulai dari kekhasan masyarakat pesisir, berladang, berkebun, dan masih banyak lagi," jelasnya.

BPOLBF, lanjut Shana, selalu hadir untuk mendukung kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Labuan Bajo Flores. Tidak terkecuali masyarakat yang ada di desa.

Menurutnya, selama hampir 3 tahun kehadiran BPOLBF, pihaknya telah mengunjungi ke berbagai pelosok desa dan mendengarkan masukan dan melihat potensi desa wisata yang luar biasa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved