Bantuan untuk Bocah 11 Tahun yang Alami Luka Bakar di Labuan Bajo Terus Mengalir

sumbangan kasih dari Pastor Paroki, Dewan Pastoral Paroki (DPP), Orang Muda Katolik (OMK) dan umat Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Waesambi

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG.COM/GECIO VIANA
Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa, Romo Ardi Obot, Pr (kiri) saat berada di kamar tidur Mariano Indra Mali, Minggu 13 Juni 2021.  

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis 25 Februari 2021, merupakan hari yang tidak bisa dilupakan pasangan suami-istri Robertus Mandus (43) dan Margareta Limut (38), warga Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi NTT.

Sekitar pukul 15.00 Wita, Margareta Limut (38), dikagetkan rintihan kesakitan puteranya, Mariano Indra Mali (11).

Tubuh siswa yang duduk di bangku SD kelas 6 di SD Batu Cermin itu, terbakar akibat cairan spritus tumpah ke tubuhnya.

Kejadian tersebut terjadi di bengkel milik ayahnya, tidak jauh dari Mapolres Mabar. Cairan spritus sehari-hari digunakan untuk menambal ban kendaraan bermotor.

Tidak diketahui secara pasti kronologi kejadian, namun api yang membakar tubuh mungil Mariano membuat sekujur tubuhnya mengalami luka bakar yang cukup serius.

"Saat kejadian, tak seorang pun tahu, mamanya (Margaretha Limut) ada di kios tetangga, sementara saya sendiri sedang pergi belanja di toko," Robertus Mandus, Kamis (10/6/2021).

Robertus mengisahkan, istrinya sempat membuka pakaian Mariano yang hampir terbakar habis. Tubuh Mariano penuh luka bakar hingga 60 persen.

Setelah dihubungi sang istri via telepon, Robertus langsung kembali ke tempat usahanya, betapa terkejutnya ia menemukan putera ketiganya tak berdaya menahan sakit dan perihnya luka bakar.

Robertus melarikan Mariano ke Puskesmas Labuan Bajo untuk segera mendapatkan penanganan kesehatan.

Tim medis Puskesmas Labuan Bajo 'angkat tangan', kondisi Mariano tak mampu ditangani. Alhasil, bermodal BPJS, penanganan medis selanjutnya oleh RS Siloam Labuan Bajo.

"Anak saya di puskesmas masih bisa bicara, kami masih berbincang, tapi saat ditanya bagaimana sampai terbakar dia diam saja," tutur Robertus.

Pada 26 Februari 2021, lanjut Robertus, Mariano menjalani operasi luka bakar. Mariano sadar keesokan harinya dengan balutan perban dan berbagai alat medis.

Mariano yang sadar meminta makan dan minum, namun permintaannya untuk mengisi perut tidak diizinkan pihak rumah sakit.

Selama 3 hari pascaoperasi, Mariano tidak secara langsung mengonsumsi makanan.

Kondisi Mariano semakin parah di ruang ICU, bahkan di hari ketiga pada 1 Maret 2021 itu, Mariano mengalami kejang-kejang dan tidak sadarkan diri.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved