Opini Pos Kupang
Urgensi Utang untuk Siapa?
Perubahan makro pembangunan NTT, yang direncanakan berlangsung secara evolutif, bertahap dan terencana
Ia tidak hanya melanggengkan sikap lebih besar pasak ketimbang tiang, tetapi juga memperbesar pasak yang ada dibanding tiang karena dilandasi postulat ekonomi yang spekulatif tentang penerimaan dan belanja daerah ke depan.
Politik Anggaran
Sulit dimungkiri bahwa praksis politik anggaran merupakan upaya mewujudkan wajah anggaran untuk kepentingan tertentu, bisa pragmatis atau ideologis. Namun, sangat tidak mungkin untuk menyususn anggaran 100 persen ideologis karena bagaimanapun akan terdapat berbagai kepentingan politik pribadi, kelompok dan parpol di belakang semua program ataupun anggaran yang disusun.
Bisa saja suatu anggaran terlihat ideologis karena konkret dan berpihak kepada rakyat. Namun dapat dipastikan akan tetap ada rente ekonomi maupun kepentingan politik tertentu dari kekuasaan yang menyusunnya meski kadang terlihat samar.
Oleh karena itu, di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu, sepertinya tak ada jalan pintas menuju kesejahteraan. Yang ada hanya jalan panjang yang harus dilalui agar pembangunan bisa berkelanjutan, tidak sebentar-sebentar berubah haluan. Kita sudah berada dijalur yang benar, hanya harus sabar dan konsisten.
Agar terhindar dari pesimisme Qohelet: "apa yang pernah ada akan ada lagi dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi". Nihil sub sole novum! (*)