Anggota DPR RI Ansy Lema Beri Kuliah Umum Terbatas di Kampus Stiper Flores Bajawa
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si memberi kuliah umum terbatas di Kampus Sekolah Tinggi Perta
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Ferry Ndoen
Berdasarkan data, jelas Ansy, jumlah penyuluh pertanian di Indonesia sebanyak 40 ribu orang yang terdiri dari penyuluh swadaya, tenaga harian lepas, tenaga bantu penyuluh pertanian, dan penyuluh PNS. Para penyuluh tersebut ditugaskan untuk memberikan pendampingan kepada 600 ribu lebih kelompok tani, 64 ribu gabungan kelompok tani, 11 ribu lebih kelembagaan petani. Sedangkan jumlah petani di Indonesia sebanyak 38 juta.
"Kalau dibuat perbandingannya maka satu penyuluh mendampingi 931 petani. Padahal idealnya kalau tidak salah, satu desa satu orang penyuluh. Dan ini menjadi potret persoalan kita," ungkapnya.
Persoalan lain terkait dengan kualitas penyuluh. Menurut Ansy, berbicara mengenai kualitas, maka para penyuluh harus diberikan pelatihan dan diberikan informasi baru mengenai pertanian sehingga para penyuluh bisa mengupdate terus pengetahuan tentang pertanian.
"Jadi selain masalah kuantitas, juga masalah kualitas penyuluh. Dan yang tidak kalah penting terkait persoalan kesejahteraan penyuluh. Bagaimana kita menginginkan penyuluh mendedikasikan dirinya untuk bekerja mendampingi para petani kalau tingkat kesejahteraan mereka jauh dari angka layak. Dan ini peta persoalan pertanian," ungkapnya.
NTT Harus Berorientasi Pada Kedaulatan Pangan
Ansy Lema mengatakan, pengelolaan lahan pertanian di Indonesia dan Provinsi NTT harus berorientasi pada kedaulatan pangan. Maksudnya, pangan yang dihasilkan harus bersumber dari lahan pertanian sendiri. Dengan begitu, maka pangan Indonesia dan NTT tidak bergantung pada pihak lain.
"Jadi kasarnya, kalau kita mau makan, maka makan dari sumber sendiri. Kita tidak boleh beli dari impor," ungkapnya.
Ansy menjelaskan, berbicara kedaulatan pangan, maka juga berbicara mengenai diversifikasi pangan. Dimana pemerintah harus bisa kembangkan pangan lokal yang sesuai dengan iklim dan cuaca di daerah tersebut.
"Di NTT saya bisa sebut ada sorgum, jagung, ubi kayu, dan lain sebagainya. Jadi pangan lokal yang ada di daerah harus dikembangkan untuk pemenuhan pangan keluarga," ujarnya.
Ucapkan Terima Kasih
Sementara itu, Ketua Stiper Flores Bajawa Dr. Nicolaus Noywuli dalam sambutannya mengatakan bahwa, segenap civitas Stiper Flores Bajawa bersukacita atas kunjungan dari Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ansy Lema yang sudah berkenan mengunjungi Stiper Flores Bajawa dan memberi kuliah umum walaupun tanpa perencanaan yang matang dan bukan konstituen.
Namun segenap civitas Stiper Flores Bajawa menyakini bahwa karena kecintaannya pada dunia pertanian dan keberpihakannya kepada NTT serta atas restu Tuhan maka dapat memberikan kuliah umum di Stiper Flores Bajawa.
Untuk itu, dirinya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Anggota DPR RI Ansy Lema yang bersedia memberikan kuliah umum terbatas kepada para mahasiswa dan dosen di Stiper Flores Bajawa.
"Meski bukan konstituen kita, tetapi kehadiran Pak Ansy di Kampus Stiper Flores Bajawa ini sudah memberikan manfaat kepada mahasiswa dan dosen serta lembaga ini," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, didepan seluruh Civitas Stiper Flores Bajawa, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ansy Lema langsung merespon permintaan lembaga pendidikan tinggi dengan mengalokasikan satu unit traktor roda satu, dua unit traktor roda dua, dan program UKO kepada lembaga pendidikan tersebut. *)
