Dikonfirmasi Soal Bonleu, Bupati Egusem Piter Tahun "Lempar" ke Asisten II dan Direktur PDAM Soe
apakah dirinya akan menghadiri pertemuan tersebut hanya menjawab singkat, Cek di Direktur PDAM atau di Assiten II.
Penulis: Dion Kota | Editor: Rosalina Woso
Hal senada juga diutarakan Yerem Fallo. Menurutnya sejak awal seharusnya pemerintah melakukan pendekatan humanis dengan mengedepankan dialog bukan justru mempolisikan masyarakat.
Penutupan sumber mata air Bonleu sebenarnya merupakan ekspresi dari kekecewaan masyarakat Bonleu atas janji-janji manis pemda TTS yang tak kunjung ditepati pemerintah sejak tahun 1996. Sebagai orang tua, pemerintah seharusnya tidak mempolisikan anaknya (masyarakat) hanya karena "merengek" menagih janji pemerintah daerah. Dirinya mengingatkan pemda TTS akan tugas pemerintah yaitu menyelesaikan persoalan masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca juga: PDAM Soe Polisikan Masyarakat Bonleu, Araksi Siap Bela Masyarakat Kecil
" Mana ada orang tua yang anaknya merengek menagih janji lalu mempolisikan anaknya. Ini baru terjadi di TTS. Saya kira, langkah yang diambil pak wakil bupati merupakan langkah yang paling tepat. Cabut laporan polisi lalu kedepankan dialog dengan masyarakat," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Para amaf Desa Bonle'u yang terdiri dari Liem-Olla, Baun-Anone bersama meob, Ollin-Fobia, memimpin masyarakat melakukan aksi penutup sumber mata air Bonleu, Minggu 30 Mei 2021. Tak kurang dari 97 masyarakat nampak menghadiri aksi penutupan sumber mata air Bonleu yang dilakukan secara adat.
Sebelum melaksanakan ritual adat penutupan sumber mata air, Meo Ollin-Fobia, Joni Babu mematahkan ranting daun lalu diberikan kepada Obed Liem, Markus Liem dan Simon Liem yang merupakan amaf di wilayah tersebut.
Ranting daun tersebut lalu digantungkan di dekat saluran pipa pembuangan sebagai tanda larangan agar tidak serta merta orang dapat melepaskan air kembali ke Kota Soe tanpa sepengetahuan para Amaf serta Meob di wilayah tersebut.
Baca juga: Warga Bonleu Kecewa Pemda TTS Tak Perhatikan Jalan Ke Bonleu, Ada Warga Ancam Tutup Mata Air
Soleman Fallo, yang merupakan amaf di Desa Bonleu mengatakan, sudah sejak lama sebenarnya masyarakat memiliki niat untuk menutup sumber mata air Bonleu.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap Pemda TTS yang dinilai ingkar janji sejak tahun 1996 silam.
Dimana saat pertama kali merintis pembangunan jaringan pipa air Bonleu, Bupati TTS kala itu, Piet Sabuna berjanji kepada masyarakat akan membangun jalan hotmix di desa Bonleu, jalan sumbu kabupaten (Saubalan-Bonleu), membangun jembatan Noebesi yang menghubungkan kabupaten TTS dan TTU, pembagian hasil 10 persen dari pengelolaan air Bonleu serta menyediakan jaringan listrik untuk masyarakat Bonleu.
Namun hingga kini, janji-janji tersebut hanya isapan jempol semata.

Dirinya merasa, selama ini Desa Bonleu diperlakukan layaknya anak tiri, sangat minim perhatian walaupun memiliki potensi air dan hasil pertanian.
Warga Desa Bonleu hanya bisa menjadi penonton dari pembangunan di desa lain. (Laporan Reporter Pos-Kupang.Com, Dion Kota)