Opini Pos Kupang
Multi-Talenta Generasi Milenial Lokal
Atribut generasi milenial selalu dihubungkan dengan generasi yang berpendidikan; generasi yang peduli pada pola hidup sehat
Oleh Silverius CJM Lake, Dosen Universitas Bina Nusantara dan Pemerhati Masyarakat Lokal
POS-KUPANG.COM - Atribut generasi milenial selalu dihubungkan dengan generasi yang berpendidikan; generasi yang peduli pada pola hidup sehat; generasi yang bekerja di bidang perbankan, bisnis, dan pelayanan masyarakat. Orientasi generasi milenial terdidik dan terampil adalah profesionalitas dan penguasaan hal teknis untuk masuk ke Dunia Usaha dan Dunia Industri ( DUDI).
Penguasaan pengetahuan teoretis dan praktik terutama teknologi dan inovasi menjadi tuntutan zaman serta kriteria populer generasi milenial. Mereka menyadari bahwa kemajuan teknologi dan inovasi memiliki berbagai dampak positif. Selain itu, sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi memengaruhi dan memampukan mereka untuk prediksi teknologi baru yang akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang.
Atribut generasi milenial sesungguhnya koneksi dengan multi-talenta yang dimiliki. Bagaimana aktualisasi dan realisasi potensi serta multi-talenta generasi milenial? Bagaimana institusi pendidikan lokal menggali dan menciptakan generasi milenial lokal yang profesional dan karakteristik?
Baca juga: Segera Atasi Bendung Kambaniru
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Jumat 28 Mei 2021: KUTUKAN & BERBUAH
Analisis terhadap pertanyaan tersebut akan diurai melalui kategori pendidikan. Dalam hal ini, kategori pendidikan yang orientasi pada keterampilan personal dan profesional. Pencapaian ini hanya mungkin terwujud jika didukung pendidikan menengah kejuruan dan perguruan tinggi vokasional.
Pendekatan Pemerintah Lokal
Di sini pemerintah lokal yang otonom berperan untuk mengkaji dan mengeluarkan kebijakan terkait persiapan masa depan generasi milenial lokal. Tanggal 5 Mei 2021 yang lalu, Badan Pusat Statistik Provinsi NTT menyampaikan berita pertumbuhan ekonomi triwulan satu sebesar 0,12 persen.
Dan, struktur ekonomi Provinsi NTT masih dikuasai bidang usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 29, 43 persen. Sementara, tingkat pengangguran terbuka bulan Februari 2021 sebesar 3,38 persen.
Pengangguran terbuka yang sering terlihat antara lain pencari kerja. Selain itu, mereka yang sedang menyiapkan suatu usaha bisnis. Namun, masih ada juga segenap masyarakat yang pasrah pada keadaan dan tidak memiliki inisiatif untuk bergerak menemukan pekerjaan.
Baca juga: Pemerintah Provinsi NTT Bantu Mesin Penyulingan Air Laut Jadi Air Tawar Untuk Warga Nuca Molas
Baca juga: Indeks Profesionalitas ASN Manggarai Tempati Urutan Ke-18, Thomas Edison Berharap Ada Perubahan
Sebaliknya mereka yang sudah bekerja merencanakan pengalihan ke bidang kerja yang lain karena satu dan lain hal tertentu.
Data tersebut sebetulnya mendorong pemerintah lokal, pihak swasta, dan peran akademik untuk mencari jalan keluar meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menurunkan angka pengangguran terbuka menuju titik nol.
Strategi yang dapat dilakukan sebagai berikut; Pertama, generasi milenial lokal yang potensial dan multi-talenta memiliki kompetensi dasar yang harus diolah sehingga menjadi terampil dan inovatif bagi DUDI. Strategi ini menjadi sangat penting dan efektif ketika setiap lokal di Provinsi NTT fokus pada realisasi proses pendidikan dan pelatihan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan akademi komunitas yang bermutu.
Kedua,terkait dengan bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan yang dominan dalam struktur ekonomi Provinsi NTT. Dalam hal ini, SMK dan akademi komunitas wajib mengutamakan setiap bidang tersebut sebagai program studi utama.
Karena itu, pemerintah lokal dan pihak swasta harus memertimbangkan infrastruktur kampus, fasilitas perkuliahan, media pembelajaran, serta laboratorium pendukung pada setiap program studi.
Ketiga, hal yang penting dan relevan dengan generasi milenial lokal yaitu transfer teknologi dari setiap laboratorium program studi di SMK dan akademi komunitas ke bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan yang akan menjadi tempat alumni SMK dan akademi komunitas berkarya.
Dalam membahas orientasi generasi milenial lokal menuju satu abad kemerdekaan Indonesia tahun 2045, patut dipahami dan digarisbawahi bahwa pendidikan merupakan jembatan bagi generasi milenial lokal untuk proses aktualisasi multi-talenta serta realisasi keterampilan secara khusus melalui model pendidikan vokasi.
Sejarah perjalanan pendidikan vokasi perlu dilihat lagi serta dikembangkan terus sebagai model pendidikan alternatif yang diutamakan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendidikan vokasi dan alumninya kontribusi tenaga kerja dan daya cipta yang mengagumkan bagi pembangunan bangsa.
Konsep pendidikan vokasi memang tidak terlepas dari SMK, akademi komunitas, akademi, dan Politeknik.
Konteks pendidikan vokasi justru merupakan sambungan dan koneksi dengan visi Presiden Joko Widodo pada bulan Mei 2019 tentang sumber daya cipta manusia yang hebat dan unggul. Visi Presiden Joko Widodo menegaskan peranan pendidikan vokasi yang bertumpu pada empat pilar Visi 2045 yaitu: pertama, pembangunan sumber daya cipta manusia dan penguasaan Iptek.
Kedua, pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ketiga, pemerataan pembangunan. Keempat, penguatan ketahanan nasional serta tata kelola pemerintahan yang baik dan benar.
Nilai Suatu Akademi Komunitas
Berbicara tentang Akademi Komunitas, tidak mungkin dilepaskan dari asas hukum. Menurut UU No.12 Tahun 2012, Pasal 59 tentang Bentuk Perguruan Tinggi, Akademi Komunitas adalah Perguran Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan atau diploma dua dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan atau teknologi tertentu yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.
Berdasarkan data akademi komunitas.ristekdikti.go.id tercatat 91 Akademi Komunitas Negeri (AKN) tersebar di seluruh kabupaten/kota Indonesia. Ke-91 AKN (18 persen) merupakan representasi dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Betapa jauh dari harapan 100 persen AKN hadir di 514 kabupaten/kota se-Indonesia. Sementara satu abad kemerdekaan Indonesia dengan ekspektasi tinggi pada generasi baru masih tertinggal 24 tahun ke depan.
Semoga pemerintah dan pihak swasta tidak lupa akan visi emas 2045, sehingga mengejar ketertinggalan dan menciptakan sumber daya manusia Indonesia.
Akademi Komunitas sebagai salah satu bentuk perguruan tinggi vokasi di tanah air dipercayai memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas dalam menciptakan generasi baru seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Akademi Komunitas sebagai model pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan diploma dua, mampu menciptakan keterampilan generasi milenial lokal basis keunggulan lokal. Karena itu, kontribusi Akademi Komunitas tidak hanya terbatas pada ke-91 kabupaten/kota melainkan diperluas mencapai514 kabupaten/kota di Indonesia.
Mendikbud (2009-2014) Mohammad Nuh menunjukkan tujuan Akademi Komunitas dengan sangat jelas sebagai penguatan pendidikan vokasi dan peningkatan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi. Dengan demikian, siswa lulusan SMK yang linear dengan akademi komunitas. berpeluang besar untuk melanjutkan pendidikan tinggi pada akademi komunitas.
Dengan kata lain, alumni SMK boleh memilih bidang pertanian, kehutanan, perikanan, teknologi informasi, otomotif, pariwisata, perhotelan, administrasi perkantoran, dan akuntansi pada akademi komunitas yang tersedia di kabupaten/kota Indonesia.
Merujuk pada konteks visi emas 2045, minat dan kemampuan alumni SMK sepatutnya terarah pada linearitas keterampilannya. Selain itu, keunggulan lokal dan budaya lokal yang melekat dalam diri alumni SMK tentu memiliki konsekuensi logis yang jelas yaitu meningkatkan kemampuan dan keterampilannya pada akademi komunitas basis keunggulan lokal.
Baik akademi komunitas negeri maupun swasta, tentu menyediakan program studi yang selaras dengan keunggulan lokal, budaya lokal, serta kebijakan lokal pemerintah daerah kabupaten/kota. Seruan penting di sini adalah pemerintah lokal dan pihak swasta setempat perlu duduk bersama dan menyepakati untuk menyiapkan generasi milenial lokal menjajagi visi emas satu abad kemerdekaan Indonesia tahun 2045.
Alternatif yang perlu dilirik adalah akademi komunitas sebagai konsep lokal daerah mampu mengantar generasi milenial lokal menuju universalitas ke-Indonesiaan.
Sesungguhnya akademi komunitas negeri dan swasta telah mengukir berbagai prestasi dalam bidang akademik dan non-akademik. Mulai dari prestasi seni kuliner, budaya dan pariwisata, olah raga futsal, bola basket, bola volly, turnamen sepak bola, kompetisi pengelasan nasional, lomba fotografi, menjadi duta genre, sampai dengan lomba karya ilmiah.
Begitu juga yang menarik adalah mahasiswa AKN sudah diterima bekerja sebelum lulus perkuliahan di berbagai industri dan perkantoran ketika melakukan internship (praktik kerja lapangan -PKL).
Hampir satu dekade akademi komunitas hadir di tanah air Indonesia, bersama dengan karier alumni di berbagai bidang kerja, DUDI, bekerja di Kapal Pesiar American Line, serta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Dosen AKN menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi sepenuhnya melalui pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Hasil pemikiran dan karya dosen AKN antara lain mendapatkan Sertifikat Kompetensi Oracle Academy, Database Design & Programming with SQL, serta Inovasi Bidang IT. AKN sebagai institusi pun mendapat kewenanganan untuk memberikan pelatihan dan memberikan sertifikat.
Barangkali masih ada pihak yangmencemaskan orientasi akademi komunitas dan menganggapnya sebagai model pendidikan tinggi yang tidak tinggi. Mungkin juga ada pihak yang mengabaikan keterampilan pada level diploma satu dan dua akademi komunitas.
Pemerintah daerah bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi perlu meyakinkan publik tentang eksistensi dan kontribusi pendidikan vokasi bagi pembangunan Indonesia. Prestasi dan publikasi AKN di Indonesia dan ASEAN pun tidak tertinggal.
Karya cipta akademi komunitas pasti memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia zaman sekarang dan di masa yang akan datang. Akademi komunitas telah berada di tengah masyarakat serta sedang mengantar generasi milenial lokal menuju perwujudan Visi Emas 2045. Di sana terdapat keseimbangan yang baik antara multi-talenta generasi milenial lokal dengan keunggulan lokal. (*)