Begini Tujuan UNHCR Temui Pengungsi Afghanistan di Kupang Provinsi NTT
Begini Tujuan UNHCR Temui Pengungsi Afghanistan di Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penulis: OMDSMY Novemy Leo | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POS-KUPANG.COM - Begini Tujuan UNHCR Temui Pengungsi Afghanistan di Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hari Rabu (26/5/2021) siang, tim UNHCR dari Jakarta datang ke Kupang untuk menemui ratusan pengungsi Afghanisntan di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ).
Pertemuan yang berlangsung sejak pagi hingga petang di beberapa shelter pengungsi itu tertutup untuk wartawan.
Dalam wawancara tertulis wartawan dengan pihak UNHCR yang diwakili Dwi Prafitria, Publik Information Unit UNHCR , UNHCR menjelaskan berbagai hal terkait kebutuhan pengungsi Afghanistan di Kupang.
Demikian hasil wawancara wartawan terhadap UNHCR :
Apa tujuan UNHCR menemui para pengungsi afghanistan di kupang, apakah ada kaitannya dengan aksi demo damai pengungsi di depan kantor IOM Kupang, ataukah ini kunjungan rutin?
UNHCR melakukan kunjungan ke Kupang secara rutin untuk bertemu dengan mitra pemerintah dan non-pemerintah, dan yang terutama dengan teman-teman pengungsi di Kupang.
Dalam pertemuan dengan teman-teman pengungsi, UNHCR melakukan protection monitoring dan juga individual counselling untuk mengetahui kondisi mereka.
Pada kunjungan rutin kali ini, memang kami juga sempatkan untuk berdiskusi dengan teman-teman pengungsi berkaitan dengan resettlement dan alternatif lain ke negara ketiga.
Setelah mendengar sejumlah permintaan pengungsi, apa langkah tindaklanjut solusi yang akan diambil UNHCR untuk keberlangsung hidup pengungsi di kupang?
UNHCR bekerja sama dengan mitra-mitra kami berkaitan dengan bagaimana hak-hak dasar pengungsi bisa dipenuhi selama mereka tinggal di Indonesia.
Di Kupang, teman-teman pengungsi diberikan hak-hak dasarnya termasuk akomodasi, akses ke perawatan kesehatan, dll oleh IOM.
Baca juga: Tim UNHCR Temui Pengungsi Afghanistan di Kupang Provinsi NTT
Baca juga: Pengungsi Afghanistan di Kupang Minta UNHCR, Pemda NTT, Selamatkan Mereka
Baca juga: Wagub NTT, Josep Nae Soi Minta IOM Segera Selesaikan Masalah Pengungsi Afghanistan di Kupang
Untuk bisa 'lebih dekat' dengan pengungsi afghanistan di kupang, apakah UNHCR akan membuka kantor cabang UNHCR di Kupang? mengapa?
Wilayah Kupang sudah ditangani oleh staff UNHCR yang berada di Jakarta dan Makassar, yang datang secara rutin ke Kupang.
Terlebih dari itu, teman-teman pengungsi di Kupang tetap bisa komunikasi dengan UNHCR setiap hari melalui online platform yang berbeda seperti email, online inquiry form dan juga Hotline/whatsApp yang bisa di akses kapan saja oleh teman-teman pengungsi. Walaupun tidak berada di Kupang, komunikasi dengan pengungsi kami terus lakukan setiap hari.

Apakah UNHCR akan berkodinasi dengan IOM terkait penanganan terhadap pengungsi afghanistan di Kupang?
UNHCR terus melakukan koordinasi dengan IOM di tingkat pusat maupun di lokasi-lokasi lainnya, terutama di lokasi yang UNHCR tidak memiliki kantor perwakilan.
Teman-teman IOM selalu memberikan informasi terbaru mengenai keadaan pengungsi di Kupang dan juga membantu UNHCR dalam mengidentifikasi kasus-kasus yang harus dilakukan intervensi secara cepat, termasuk kasus-kasus yang bisa dirujuk untuk proses resettlement.
Apa harapan UNHCR terhadap pengungsi afghanistan di kupang selama menunggu proses pemindahan ke negara lain?
Selama tinggal di Indonesia, pengungsi bisa terlibat kegiatan-kegiatan komunitas baik yang dilakukan atas inisiatif sendiri atau juga yang diselenggarakan dengan mitra-mitra kami.
Di Kupang, IOM memiliki peran penting dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan untuk anak-anak, pelatihan vokasi, kelas Bahasa, dan lain sebagainya.
Apakah program yang akan dilakukan UNHCR untuk peningkatan kapasitas pengungsi afghanistan di kupang selama menunggu proses ke negara ketiga?
Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di point 5 untuk pengungsi di Kupang diselenggarakan oleh IOM.
Baca juga: IOM Kupang Pastikan Ikuti Regulasi Dalam Penanganan Pengungsi Afghanistan di Kupang NTT
Baca juga: Kubra Hasani Pengungsi Afghanistan di Kupang Menangis Disamping Wagub NTT, Josep Nae Soi
Baca juga: Husein Pengungsi Afghanistan di Kupang Mendadak Bisu
Baca juga: Curhatan Pengungsi Afganistan, Kami Seperti Burung Dalam Sangkar Tolong Buka Hatimu IOM & UNHCR
Pemda NTT dalam hal ini Wagub NTT, Josep Nae Soi siap bekerjasama dengan IOM dan UNHCR terkait pemberian pelatihan dan ketrampilan bagi pengungsi, apakah hal ini akan dipertimbangkan dan disambut oleh UNHCR?
UNHCR dan IOM selalu bekerjasama dengan Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah berkaitan dengan penanganan pengungsi. (https://www.unhcr.org/id/relasi-dengan-pemerintah-peningkatan-kapasitas)
Hal ini sejalan dengan amanat dari Peraturan Presiden No.125/2016 mengenai Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri yang menjelaskan perananan instansi pemerintah dan juga lembaga kemanusiaan seperti UNHCR.
Di Global Refugee Forum bulan December 2019 di Jenewa, Indonesia mengirimkan delegasi yang diwakilkan oleh Ibu Meutya Hafid dari Komisi I DPR dalam pidatonya Ibu Meutya Hafid menyampaikan komitment pemerintah Indonesia untuk melakukan program pemberdayaan pengungsi di Indonesia.
(https://mission-indonesia.org/2019/12/18/statement-by-hon-ms-meutya-hafid-chair-of-the-foreign-affairs-and-defence-committee-of-the-indonesian-house-of-representatives-for-the-first-global-refugee-forum-17-18-december-2019-geneve-switze/)
Untuk lebih lantut mengenai kegiatan ini, bisa lihat di website UNHCR https://www.unhcr.org/programme-and-practical-information.html

Kenapa para pengungsi menjadi lama sekali terus berada di kupang dan tidak bisa pindah ke negara ketiga, apa kendalanya, dan bagaimana mekanisme pemindahan pengungsi dari kupang ke negara ketiga?
Resettlement atau penempatan ke negara ketiga merupakan salah satu dari solusi jangka panjang bagi pengungsi yang ada di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Dua solusi jangka panjang lainnya adalah pemulangan secara sukarela ke negara asal (Voluntary Repatriation) jika memungkinkan dengan mempertimbangkan faktor keamanan, dll dan Integrasi Lokal (local integration).
Berkaitan dengan Resettlement, keputusan menerima pengungsi ada sepenuhnya di negara-negara penerima bukan di UNHCR.
Beberapa tahun belakangan ini, jumlah atau quota resettlement menurun secara drastis bagi pengungsi diseluruh dunia, tidak cuma di Indonesia.
Sebagai informasi, sekarang ini ada sekitar 20 juta pengungsi di seluruh dunia yang dibawah mandat UNHCR, namun setiap tahunnya kurang dari 1% pengungsi di seluruh dunia diterima oleh negara ketiga dan berangkat ke negara tujuan.
Ini menunjukan 99% lebih pengungsi setiap tahunnya di seluruh dunia tidak mendapatkan manfaat dari resettlement. (source: https://www.unhcr.org/resettlement.html)
Sebagai informasi, jumlah pengungsi yang ada di Indonesia per April 2020 ada 13,459 individu. Yang mana jumlah ini jauh lebih sedikit di banding negara-negara lainnya di kawasan Aisa Pasifik termasuk Malaysia (178 ribu lebih pengungsi), Thailand (91 ribu lebih pengungsi), dan bahkan di negara-negara lain seperti di Bangladesh ada hampir 1 juta pengungsi dan Pakistan yang sudah menampung sekitar 1.4 juta pengungsi asal Afghanistan selama lebih dari 4 dekade. (https://www.unhcr.org/figures-at-a-glance.html)

Bagaimana selama ini UNHCR membangun komunikasi dan kordinasi dengan pengungsi afghanisntan di kupang, apakah komunikasi melalui telepon atau kunjugan rutin, virtual atau lainnya?
Silahkan lihat point 3. Sebagai tambahan, di bulan Maret 2021 ini kami juga melibatkan perwakilan pengungsi dari Kupang untuk berdiskusi dengan UNHCR dan mitra kami dengan bantuan penterjemah dalam forum yang bernama Age, Gender, Diversity, Mainstreaming Participatory Assessment yang dimaksudkan untuk mendapat masukan-masukan dari pengungsi berkenaan dengan program-program UNHCR yang akan dilaksanakan di tahun 2022.
Ada beberapa thematic issues yang kami diskusikan dengan teman-teman pengungsi termasuk yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, akses pembuatan akte kelahiran untuk anak pengungsi yang lahir di Kupang, kegiatan-kegiatan vokasi atau pemberdayaan pengungsi, dan juga solusi-solusi termasuk yang berkaitan dengan resettlement.
Selain kunjungan rutin yang sedikit terhambat di masa pandemi ini, UNHCR dan IOM juga akan melakukan pertemuan rutin secara virtual.

Bagaimana sikap UNHCR permintaan pengungsi terkait pemberian pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang memadai untuk pengungsi?
Tanggal 10 Juli 2019, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaraan bagi para Gubernur, Walikota, Bupati, Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia mengenai pemberian akses pendidikan dasar bagi anak-anak pengungsi untuk bisa bersekolah di Sekolah Negeri.
Namun memang sampai sekarang balum ada kebijakan atau kerangka hukum dalam hak akses ke pendidikan tinggi/universitas bagi pengungsi yang ada di Indonesia. Upaya advokasi terus dilakukan berkaitan hal ini oleh UNHCR dan mitra-mitra kami.
Pelatihan keterampilan atau kegiatan-kegiatan vokasi bagi pengungsi sudah dilakukan baik oleh UNHCR, IOM dan mitra-mitra kami diseluruh Indonesia yang berkaitan dengan pendidikan, keterampilan, dan lain-lain https://www.unhcr.org/id/kerjasama-dan-perlindungan-berbasis-komunitas
Dan sekali lagi, program pemberdayaan pengungsi pun sudah menjadi komitmen Pemerintah Indonesia yang disampaikan di Global Refugee Forum 2019.

Bagaimana UNHCR menyikapi permintaan kenaikan uang bulanan kepada pengungsi apakah ada kemungkinan uang jatah itu bisa dinaikan dari jatah sebesar 1,250,000 yang dewasa dan 500,000 yang anak-anak?
Berkaitan dengan bantuan langsung tunai bagi pengungsi di Kupang, ini merupkan program bantuan yang diberikan oleh IOM. Mohon kiranya bisa berkordinasi secara langsung dengan IOM.
Namun demikian, perspektif kami adalah bagaimana pengungsi bisa dibantu untuk mereka bisa membantu diri dan keluarga mereka sendiri.
Ini kebijakan yang sudah diterapkan di negara-negara lain yang sama seperti Indonesia, negara-negara ini juga belum meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967.
Dikarenakan bantuan langsung tunai tidak bisa menjadi solusi permanen. Pengungsi, sama dengan WNI, memiliki aspirasi, cita-cita dan keahlian-keahlian yang bisa membuat mereka berkontribusi secara ekonomi di tempat mereka tinggal.
Hal ini juga yang menjadi spirit dari komitmen pemerintah mengenai program pemberdayaan pengungsi.
Di negara-negara seperti Malaysia, Pakistan yang jumalh pengungsinya 10 kali lipat dan 100 kali lipat dari Indonesia, pengungsi diberikan akses ke mata pencaharian sehingga mereka bisa hidup mandiri, tidak tergantung kepada bantuan dari siapapun dan yang terutama bisa berkontribusi di tempat mereka tinggal.
Di negara seperti Pakistan bahkan pengungsi diberikan akses ke layanan perbankan (https://www.unhcr.org/news/videos/2020/2/5e42d0da4/bank-accounts-transform-the-lives-of-refugees-in-pakistan.html)
Kita berharap praktik-praktik baik yang terjadi di negara-negara tetangga bisa direplikasi di Indonesia. Namun hal ini butuh kerjasama dan advokasi yang terus menerus. (poskupang.com, novemy leo)
Tim UNHCR Temui Pengungsi Afghanistan di Kupang Provinsi NTT Usai Demo Damai di Kantor IOM Kupang, Apa Tujuannya?
Tim UNHCR langung turun tangan dan menemui para pengungsi Afghanistan di Kupang, Provinsi NTT, Rabu (26/5/2021) siang.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang dari sumber terpercaya menyebutkan tujuan kedatangan Tim UNHCR itu yakni ingin menggali permasalahan yang dialami pengungsi Afghanistan di Kupang sekaligus mencari tahu kebutuhan dan keinginan para pengungsi pasca demo damai di depan Kantor IOM Kupang yang dilakukan hampir 2 minggu oleh para pengungsi.
Tim UNHCR menemui pengungsi yang ada di Hotel Ina Boi dan Hotel Kupang Inn dalam beberapa sesi.
Sebelumnya, tim UNHCR menemui pengungsi yang single, lalu menemui pengungsi yang tidak ikut berdemo dan kemudian terakhir pengungsi yang pernah ikut aksi demo damai ke Kantor IOM Kupang belum lama ini.
Pertemuan tim UNHCR di aula hotel Kupang Inn tertutup untuk wartawan.
Untuk kepentingan publikasi, wartawan diarahkan langsung menghubungi publik relation UNHCR di Jakarta.

Kubra Hasani dan sejumlah pengungsi afghanistyan ditemui Pos-Kupang di Kupang Inn sebelum mengikuti pertemuan dengan UNHCR, mengaku sangat senang akan bertemu dengan pihak UNHCR setelah sekian lama berharap bisa berdialog dengan UNHCR.
Menurut Kubra, sebagaimana pertemuan mereka dengan Wagub NTT dan juga pihak IOM Kupang dan Makassar yang difasilitasi Wagub NTT, mereka juga akan mengungkapkan berbagao persoalan yang dihadapi pengungsi selama 7 tahun lebih berada di Kupang.
"Ada 5 masalah yang kami hadapi selama berada di Kupang. Masalah lamanya proses perpindahan kami ke negara ketiga, masalah pendidikan bagi anak-anak, masalah kesehatan yang tak serius ditangani, masalah fasilitas dan ekonomi, serta masalah mental psikologis," kata Kubra.
Lima masalah dimaksud, kata Kubra akan disampaikan kepada pihak UNHCR.
Mereka sangat berharap UNHCR bisa mencarikan solusi terhadap masalah yang mereka hadapi selama berada di Kupang.
Baca juga: Percaya Kepada Wakil Gubenur NTT Josep Nae Soi, Pengungsi Afghanistan Stop Demo di IOM Kupang
Baca juga: Anak-Anak, Remaja, Perempuan Hamil Asal Afghanistan Demo Ke Kantor IOM Kupang
Pertemuan UNHCR dengan pengungsi baru selesai sekitar pukul 18.40 wita.
Untuk diketahui, sejak tanggal 28 April 2021, puluhan pengungsi Afghanistan di Kupang melakukan aksi demo damai di depan kantor IOM Kupang. Mereka tidak puas dengan perlakuan IOM Kupang terhadap mereka selama ini.
Bahkan selama aksinya sekitar dua minggu, IOM tak juga menemui mereka dengan alasan adanya Cvid-19.
Mereka kemudian bertemu dengan Wagub NTT, Josep Nae Soi dan wagub memfasilitasi pertemuan mereka dengan IOM Kupang tanggal 19 Mei 2021. Selanjutnya Wagub Nae Soi kembali memfasilitasi pertemuan pengungsi dengan IOM Kupang dan IOM Makassar, 21 Mei 2021.
Meski persoalan dan tuntutan mereka belum selesai dan terjawab, Wagub Nae Soi meminta aksi damai pengungsi dihentikan sementara waktu sambil menunggu hasil kordinasi yang dilakukan Wagub Nae Soi dengan pihak IOM pusat, dan Imigrasi Pusat selama satu bulan. (poskupang.com, novemy leo)