Air Danau Kelimutu Turun
Vinsen Sangu Desak Segara Lakukan Penelitian
Anggota DPRD Kabupaten Ende, Vinsen Sangu mendesak agar penelitian sebab terjadinya penurunan permukaan air Danau Kelimutu
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE - Anggota DPRD Kabupaten Ende, Vinsen Sangu mendesak agar penelitian sebab terjadinya penurunan permukaan air Danau Kelimutu kawah tiga mesti secara dilakukan.
Politisi partai PDI Perjuangan ini, menyesalkan sikap instansi terkait yang terkesan lambat berkoordinasi, padahal penurunan permukaan air di Danau Kelimutu kawah tiga sudah terpantau sejak Juni 2019.
Vinsen mengatakan seharusnya sejak terpantau ada penurunan permukaan air, intasi terkait seperti Balai TNK dan Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu segera meminta struktur di atasnya untuk mengambil langkah penelitian atau pihak TNK dan Pos Pengamatan Gunung Api Kelimutu sendiri bisa langsung berkoordinasi dengan Perguruan Tinggi untuk lakukan penelitian.
Baca juga: Turunnya Permukaan Ada Kaitannya dengan Aktivitas Gunung?
Baca juga: Permukaan Air Danau Kelimutu Ende Turun Sejak Juni 2019
"Sehingga ketika ada riak di tengah masyarakat dan ada masyarakat desakan dari masyarakat yang mempertanyakan kejadian tersebut mereka tidak kelabakan untuk menjelaskan dan mempertanggungjawbakan," keluh Vinsen.
Dia katakan, sampai saat ini instansi terkait belum bisa memberikan penjelasan secara ilmiah dan rasional terkait penurunan permukaan air Danau Kelimutu kawah tiga karena belum ada penelitian ilmiah.
Vinsen tegaskan, penelitian terhadap kejadian penurunan permukaan air danau Kelimutu kawah tiga penting dan sifatnya mendesak.
Perlu Dilakukan Seremoni Adat
Selain melakukan penelitian secara ilmiah, lanjut Vinsen, Pemda Ende dan instansi terkait juga perlu menggandeng masyarakat dan tetua adat Lio untuk menggelar seremoni atau ritual adat.
Vinsen katakan, keberadaan Danau Kelimutu tidak lepas dari kepercayaan dan kearifan lokal suku Lio.
Danau Kelimutu kawah tiga yang permukaan airnya turun dalam bahasa setempat 'Tiwu Ata Mbupu'.
Baca juga: Kadis Kesehatan Sebut Angka Stunting di Kabupaten TTU Menurun Signifikan
Baca juga: Soleman Umbu Lado dan Istri Terharu Saat Terima Kunci Rumah dari Aci Lily
Suku Lio percaya bahwa Danau Kelimutu menyimpan aura mistis karena merupakan tempat persemayaman terakhir dari jiwa-jiwa orang yang meninggal.
Danau dalam bahasa Lio, Tiwu. Kelimutu merupakan gabungan dari dua kata yakni Keli yang artinya gunung dan Mutu yang artinya mendidih.
Kawah satu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal.
Kawah dua "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan baik terhadap alam maupun manusia.
Sedangkan kawah tiga "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua atau lansia.
Vinsen mengatakan, selama ini memang sering dilakukan seremoni adat 'Pati Ka' setiap tahun. Namun seremoni adat terkait dengan kejadian penurunan permukaan air, perdana.
Dia katakan, seremoni adat dilakukan untuk meminta bantuan dan tuntunan leluhur. Menurut hal ini perlu, mengingat masyarakat suku Lio begitu menyatu dengan danau Kelimutu. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti)