Pemerintah Apresiasi Kepada Uniflor Atas Kegiatan PKM di Nuabosi
Pemerintah Kabupaten Ende memberikan apresiasi kepada Universitas Flores ( Uniflor) melakukan kegiatan PKM di Nuabosi
Penulis: Romualdus Pius | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | ENDE---Pemerintah Kabupaten Ende memberikan apresiasi kepada Universitas Flores ( Uniflor) melalui Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat ( LPM) yang telah melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ( PKM) di Wilayah Nuabosi, Desa Randotonda, Kecamatan Ende,Kabupaten Ende.
Bupati Ende, Drs Djafar Achmad MM mengatakan saat membuka kegiatan Sosialisasi Kegiatan Tahun Ke-2 dan Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Ubi Kayu, Pengemasan, Pembuatan Merek Produk, Promosi, Pemasaran, Kewirausahaan, dan Penguatan Kelembagaan Bagi Kelompok Mitra di Desa Randotonda Tahun 2021, Sabtu (22/5/2021).
Bupati Djafar mengatakan bahwa Program Pengembangan Desa Mitra di Desa Randotonda yang terlaksana berkat kerja sama antara Uniflor dengan Kemenristek-Republik Indonesia.
Baca juga: KADIN NTT Apresiasi Kebijakan OJK Perlakuan Khusus bagi Debitur Terdampak Bencana
Baca juga: Tengok MasaKecil Cinta Laura Saat,Cantiknya Wajah Bule Sejak Kecil,Rambut Seperti Dora The Explorer
Diharapkan kelompok mitra ini dapat melanjutkan program-program yang telah berjalan dan dapat terus berlangsung pada tahun berikutnya, serta dapat dilaksanakan di desa-desa lain di Kabupaten Ende,ujar Bupati Djafar.
Bupati Djafar mengatakan bahwa daerah Nuabosi tidak saja dikenal dengan penghasil tanaman pertanian terutama ubi namun juga dapat dikembangkan dengan sektor pariwisata karena didukung oleh factor alam yang sejuk dan asri.
Terhadap semua potensi yang ada maka pemerintah memerlukan dukungan dari semua pihak baik masyarakat juga akademis agar keberadaan alam di Nuabosi bisa berdaya guna dan berhasil guna.
Bupati Djafar menekankan agar terjalin kerja sama yang berkelanjutan antara tiga komponen di daerah yaitu ABG, Akademisi, Bisnis, dan Government. (pemerintah-red).
Baca juga: Jika Butuh Bantuan Polres Lembata, Telepon Hotline 110, Bebas Pulsa Untuk Semua Provider
Baca juga: Gempa Tektonik 3.6 SR di Waingapu Adalah Gempa Bumi Dangkal
Untuk diketahui Tahun 2020 merupakan tahun pembukaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam bentuk Program Pengembangan Desa Mitra di Desa Randotonda, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende.
Program Pengembangan Desa Mitra di Desa Randotonda merupakan hasil kerja sama antara Universitas Flores (Uniflor) dengan Kemenristek-BRIN Republik Indonesia.
Tim Program Pengembangan Desa Mitra diketuai oleh Dr. Willybrordus Lanamana, MMA yang merupakan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarat (LP2M) Uniflor, dengan anggota tim Dr. Laurentius D. Gadi Djou, Akt. yang merupakan Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif), Yohanes Pande, S.H., M.H. dan Kristono Yohanes Fowo, S.P., M.P.
Memasuki tahun ke-2 Program Pengembangan Desa Mitra di Desa Randotonda, dilaksanakan kegiatan pembukaan pada Sabtu (22/5/2021).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Yapertif, Dr. Laurentius D. Gadi Djou, Akt dan Rektor Uniflor Dr. Simon Sira Padji, M.A., Bupati Ende Drs. H. Djafar H. Achmad, MM, Sekretaris Daerah Kabupaten Ende Dr. dr. Agustinus Gadja Ngasu, M.Kes, MM, Ketua DPRD Ende Fransiskus Taso, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ende Ny. Mastuti Djafar, Camat Ende Irenius Pani, Kepala Desa Randotonda. Eduardus Misa, tokoh adat dan tokoh masyarakat Desa Randotonda, anggota Kelompok Tani dan Kelompok Ternak, Ketua dan anggota Tim Penggerak PKK Desa Randotonda.
Ketua Yapertif, Dr Laurentius Gadi Djou, Akt yang juga merupakan anggota tim PKM mengatakan apabila sistem penanaman ubi dikelola dengan baik, tidak saja didasari pada pengetahuan turun-temurun maka potensi pendapatan masyarakat terutama masyarakat pada daerah-daerah penghasil ubi pun akan semakin besar. Oleh karena itu perlu pendampingan selanjutnya oleh pemerintah daerah.
Dia mengatakan tahun pertama Program Pengembangan Desa Mitra di mana penggemburan tanah kebun dilakukan secara bersama-sama. Tradisi memacul secara bersama-sama sudah lama hilang tetapi kembali dilakukan pada tahun 2020.
“Mudah-mudahan tradisi tersebut tidak hilang karena jika dikaitkan dengan pariwisata maka akan sangat menarik bagi wisatawan.”katanya.