Pantas Saja Timor Leste Ingin Merdeka, Kini Ketahuan Para Elitnya Korupsi Padahal Baru Penyelidikan
Masyarakat Timor Leste langsung terjebak dalam kemiskinan yang luar biasa setelah wilayah itu lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI
Melihat angka ini kemungkinan migrasi yang terjadi beberapa kali dari individu pria yang terkait dari Asia dan bagian dari Dunia Lama telah mengisi pulau tersebut.
Hal ini sejalan dengan kejadian pra-sejarah dan kejadian sejarahnya.
Kemudian data mendapatkan keterangan jika warga Timor Leste paling mirip dengan Papua, kemudian dengan She , Tujia , Dai, dan China Han.
Populasi Timor Leste juga tunjukkan kemiripan dengan leluhur Melanesia dan Papua, tapi lebih dekat ke Papua.
Pemetaan leluhur juga tunjukkan meski banyak kemiripan warga Timor dengan Papua dan Melanesia, ada kemiripan besar mereka dengan kelompok leluhur China Han dan kemudian Kamboja.
Sedangkan analisis DNA yang dilakukan para peneliti tersebut tunjukkan jika populasi Timor Leste memiliki sejarah alam yang kompleks.
Sejumlah garis keturunan ternyata berasal dari Asia Timur, Malaysia, dan Oseania untuk keturunan pria, sedangkan untuk keturunan pria kebanyakan berasal dari Asia Barat, Oseania, dan Asia Timur terutama China.
Selanjutnya peneliti temukan beberapa penyebab mengapa tingkat kebutaan di Timor Leste terbilang tinggi.
Dari data DNA penduduknya dilihat jika leluhur warga Timor Leste memiliki kerentanan yang rendah terhadap penurunan daya penglihatan seiring bertambahnya usia.
Angka kerentanan leluhur Timor Leste tersebut bahkan jauh lebih rendah daripada angka kerentanan leluhur Kaukasia yang kini tinggal di Eropa.
Peneliti akhirnya menghubungkan tingkat kebutaan ini dengan pengaruh kondisi lingkungan.
Mengutip Wikipedia, Timor Leste menjadi lokasi tertua untuk aktivitas manusia modern di maritim Asia Tenggara.
Diyakini leluhur dari tiga gelombang migrasi masih hidup di Timor Leste.
Pertama digambarkan oleh antropolog sebagai warga tipe Veddo-Australoid.
Kemudian pada tahun 3000 Sebelum Masehi (SM), migrasi kedua membawa warga Melanesians.
Warga Veddo-Australoid mundur ke gunung dan menjadi warga yang tertinggal.
Kemudian leluhur proto-Malay datang dari China selatan dan Indochina utara.
Namun 'keadaan lingkungan' yang dimaksud mempengaruhi kondisi penglihatan warga Timor Leste diyakini WHO adalah karena konflik yang berkepanjangan.
Konflik kekerasan di Timor Leste dari tahun 1999-2001 membuat fasilitas kesehatan terpuruk.
WHO kemudian membangun Program Mata Timor Leste pada Juli 2000, yang tujuannya adalah mengadakan intervensi operasi mata, menyembuhkan beban berlebih atas trauma hilangnya penglihatan dan juga menyembuhkan katarak yang sudah menahun.
Sebagiana artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul: Pantas Saja Timor Leste Susah Kaya, Baru Diselidiki Saja Puluhan Pejabatnya Terendus Tersangkut Kasus Korupsi