Ngobrol Asyik Pos Kupang, Soroti Peran Pemerintah Daerah dalam Melindungi Kekayaan Intelektual
nilai - nilai kekayaan intelektual, kekayaan alam dan lain sebagainya itu harus dilindungi dan itu peran pemerintah daerah
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Ngobrol Asyik Pos Kupang, Soroti Peran Pemerintah Daerah dalam Melindungi Kekayaan Intelektual
POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Pemerintah Daerah (Pemda) harus menjadi garda terdepan untuk melindungi kekayaan intelektual komunal.
Hal ini diungkapkan Kepala Kanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone dan Ketua TP PKK NTT sekaligus Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat dalam Acara Ngobrol Asyik Bersama Pos Kupang, Senin 10 Mei 2021.
"Kalau kita berbicara komunal, ini berarti kita tidak bicara person tetapi bicara bagaimana nilai - nilai budaya yang ada di masing - masing daerah, nilai - nilai kekayaan intelektual, kekayaan alam dan lain sebagainya itu harus dilindungi dan itu peran pemerintah daerah," kata Merci.
Menurut Marci, kekayaan intelektual komunal yang sudah terdaftar di Kemenkumhan NTT sebanyak 64 dan indikasi geografis (IG) ada 9 dan belum semua kabupaten tercatat.
Baca juga: Wagub Josef: Tenun Bukan Hanya Kerajinan, Tapi Kekayaan Intelektual
Yang sudah mendapat sertifikat IG antara lain Kopi Arabika Flores Bajawa, Kopi Arabika Flores Manggarai, Vanili Kepulauan Alor, Jeruk Soe Mollo, Tenun Ikat Sikka, Tenun Songket Alor, Tenun Ikat Alor, Gula Lontar Rote dan Kopi Robusta Flores Manggarai.
"Jadi baru 9 Kabupaten dari 22 Kabupaten kota,"tandasnya.
Salah satu peran kemenkumham adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, salah satu caranya melalui sosialisasi.
"Kami sudah berusaha maksimal sebenarnya sudah sejak lama tetapi orang belum merasa penting bahwa perlindungan KI itu sebenarnya urgen sekali. Mereka masih melihat bahwa bicara KI berarti bicara hal personal. Jadi belum kontinyu," ungkap Merci.
"Untuk itu kami selalu bekerjasama dengan PKK Provinsi NTT, Dekranasda, Disperindag, dengan teman - teman media massa. Cuma responnya belum terlalu semangat jadi belum menganggap bahwa itu bagian penting. Nanti sudah ada masalah baru (bertanya) di mana Kemenkumham, kenapa kainnya kami diklaim. Setelah ada masalah baru merasa itu penting," ujarnya berapi - api.
Terkait motif Kain Tenun NTT sendiri Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, terdapat 726 motif dari 22 Kabupaten Kota yang ada di NTT.
"Orang berpikir bahwa hanya satu dua motif saja tetapi tidak. Bisa dibayangkan satu Kabupaten memiliki variasi motif yang mana selalu saya bilang bahwa nenek moyang kita ini sangat luar biasa kaya dan cerdas daripada tempat - tempat lain," kata anggota komisi IV DPR RI ini.

"Masing - masing mempunyai ciri khas dan filosofi ceritanya dan menurut saya itu adalah kekayaan NTT," lanjutnya.
Karena kekayaan NTT yang begitu berlimpah, dengan tegas Julie mengatakan tidak setuju jika ada yang memplesetkan NTT menjadi Nasib Tidak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong.
"Saya selalu nggak setuju ya kalau orang bilang bahwa NTT Nasib Tak Tentu atau Nanti Tuhan Tolong. Saya tidak setuju karena kekayaan dari satu yang saya mau bahas saja sudah begitu kaya," ujarnya tegas.
