Bupati-Wakil Bupati Malaka: Tak Berpikir Pecah Kongsi (Selesai)
SELAIN audit anggaran, bupati dan wakil bupati Kabupaten Malaka, Dr Simon Nahak, SH, MH-Louise Lucky Taolin, S.Sos melakukan gebrakan
Berbicara konteks politik, jangankan dengan lawan, saudara kandung pun kita bisa berlawanan, punya beda pilihan. Itu soal pilihan politik. Tapi juga harus siap-siap jadi korban politik. Kalau istilah kami di Malaka itu ada sopi ada kopi. Sopir itu soal pilihan politik, dan kopi itu soal korban politik.
Ada kekhawatiran terjadi pecah kongsi. Bagaimana komitmen yang dibangun pak Bupati dan pak Wakil Bupati?
Kita tetap solid. Komunikasi dibuka dan musyawarah mufakat. Tentu kita tidak mau bersaing, apalagi waktunya singkat. Mau dibilang tidak ada yang pasti juga dalam politik, yang pasti itu perubahan.
Tanggapan pak Wakil Bupati?
Yang kita pikir sekarang bagaimana kerja buat rakyat dan untuk ke depan, saya bersama bapak bupati menginginkan kerjanya lebih panjang. Karena perjuangan saya dan bapak Simon ini berjuang bersama rakyat. Untuk berpikir pecah kongsi itu tidak ada.
Lasimnya orang meniti karir politik dan birokrat sampai posisi kepala daerah. Tapi pak Simon dari pengacara langsung menjadi bupati. Apa motivasinya?
Kami mau memberi pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya berteori tapi harus masuk dalam sistem dan membuat perubahan. Seperti pertandingan maka saya harus masuk lapangan hijau untuk bermain. Bagi saya apapun dan dimanapun sepanjang kepentingan individu tidak ditonjolkan kta akan lebih bekerja untuk kepentingan umum. (ryan nong)