Bupati Belu dr. Agus Taolin Sidak ke RSUD Atambua, Petugas Gugup
Tiba di rumah sakit sekitar pukul 12. 00 Wita, Bupati diterima Direktur RSUD Atambua, dr. Batsheba Elena Corputty, MARS dan para kepala bidang.
Penulis: Teni Jenahas | Editor: Rosalina Woso
Lagi-lagi bupati mengingatkan direktur agar tempat scrining dibuat lebih rapi dan dinding yang menggunakan plastik tipis itu segera diganti dengan plastik mika. Sudah dua catatan bupati untuk direktur.
Dalam suasan cakap-cakap, Bupati Agus Taolin mendekati tempat scrining dan langsung melakukan simulasi. Ia berperan sebagai pasien dan berdiri di depan tempat scrining seraya menyampaikan tujuannya kepada petugas.

"Saya mau datang berobat. Saya badan lemas, pusing-pusing sedikit dan batuk", kata Bupati
Lalu petugas melakukan secrining dengan mengajukan beberapa pertanyaan umum kepada Bupati. Bupati pun menjawab dengan serius atas pertanyaan petugas.
Baca juga: Tamu Undangan Acara Serah Terima Jabatan Bupati Belu Patuhi Protokol Kesehatan
Dalam suasana scrining, Bupati yang berperan sebagai pasien merasa lemas dan pusing sehingga nyaris jatuh.
"Agak cepat ibu. Saya saya badan lemas dan pusing-pusing. Mau jatuh sudah ini", kata Bupati sambil menjatuhkan badannya sedikit ke arah kanannnya.
Lalu bupati menggambil sikap duduk di kursi sambil menunggu respon petugas. Dua petugas bergegas menuju bupati dengan tujuan memberikan pertolongan. Sontak saja, bupati berteriak.
"Saya pasien covid, jangan dekat saya dan jangan sentuh saya", ucap Bupati sambil bertanya bagimana cara penanganannya jika keadaan demikian.
Dua petugas yang berhadapan bupati tampak gugup dan berusaha menjawab pertanyaan bupati bahwa penanganan pasien covid-19 harus dilengkapi APD.

Baca juga: Penari Likurai Penjemputan Bupati-Wakil Bupati Belu Pakai Busana Motif Kemak, Ini Maknanya
"Jangan pakai omong, mana APDnya", kata Bupati sembari bertanya.
Para petugas pun bergegas masuk dalam ruangan untuk mempersiapkan APD untuk penanganan pasien.
Lalu Bupati Agus Taolin menanyakan kepada petugas bila hasil scrining menunjukkan seorang memiliki gejala covid-19, maka apa yang harus dilakulan petugas.
Menurut petugas, orang yang terduga covid-19 harus dilakukan rapid di laboratorium. Apabila pasien tidak bisa jalan sendiri maka rapid tes dilakukan di tempat scrining. Mendapat penjelasan demikian, Bupati yang berperan sebagai pasien memilih untuk rapid di tempat scrining dan meminta petugas segera memanggil tenaga laboratorium.
Petugas scrining pun menghubungi petugas di laboratorium menggunakan alat komunikasi HT untuk segera datang ke tempat screning. Bupati Belu tetap posisi duduk di kursi sambil menunggu petugas dari laboratorium. Namun sudah hampir lima menit, petugas tak kunjung datang.
Melihat hal itu, Bupati Agus Taolin menjelaskan kepada direktur dan petugas kesehatan bahwa simulai yang ia lakukan itu untuk memastikan sistem pelayanan di rumah sakit sudah sesuai atau belum.
