Yayasan TLM GMIT Dorong Desa - desa di Ende Ciptakan BUMDes Bersama

Yayasan Tanaoba Lais Manekat Gereja Masehi Injili Timor ( TLM GMIT) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Pemerintah Desa

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas pemerintah desa di Kantor Camat Nangapanda, Jumat (22/4/2021). 

POS-KUPANG.COM | ENDE - Yayasan Tanaoba Lais Manekat Gereja Masehi Injili Timor ( TLM GMIT) menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Pemerintah Desa untuk lima puluh desa binaan yang tersebar di Kecamatan Detusoko dan Nangapanda, Kabupaten Ende.

Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, 22 - 24 April 2021. Hari pertama berlangsung di Detusoko, hari kedua di Nangapanda.

Pelatihan tersebut menghadirkan narasumber dari Forum Masyarakat Sipil (Formasi) Kebumen, Jawa Tengah dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Ende.

Ferdy Frans Kepala Devisi Transformasi Yayasan TLM GMIT, kepada POS-KUPANG.COM di Nangapanda, menerangkan, salah satu program yayasan TLM yakni advokasi dan pendampingan UU desa.

Baca juga: Korban Siklon tropis Seroja di Takari Kupang Butuh Obat dan Air Bersih 

Baca juga: Komentar Mantan Komandan Kapal Selam Inggris, KRI Nanggala-402 Sulit Ditemukan, Ini Penjelasannya

Dia menguraikan, UU Nomor 6 Tahun 2014, tentang desa, adalah hal terpenting yang mengubah desa lebih berdaulat dan mandiri.

Dampak implementasi dari UU ini, lanjutnya, yakni terjadinya pembangunan di desa secara menyeluruh.

Dia katakan, Yayasan TLM sendiri melakukan pendampingan UU desa sebagai cara memberi pemahaman kepada masyarakat dan aparatur pemerintah desa mengenai pelaksanaannya.

Baca juga: Sule Dituding Gunakan Ilmu Hitam , Ayah Rizky Febian Tantang untuk Buktikan, Ini Katanya

Baca juga: Kapal Selam TNI AL Hilang, Monster Laut yang Pernah Bikin Australia Ketar -Ketir Laut Timor

Menurutnya, kegiataan pendampingan dilakukan pada desa - desa binaan dan secara luas melalui pembentukan Forum Komunikasi Pemerintah Desa.

Ferdy menjelaskan, target yang ingin dicapai melalui pelatihan itu, pertama, pemerintah desa, kepala desa, memahami dengan sungguh peran dan fungsinya.

"Terkadang kurang memahami soal peran dan fungsinya, sehingga kepala desa terlalu intervensi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), padahal BUMDes itu mandiri. Jadi pertama itu kita perbaiki tata kelola soal BUMDes ini dulu," kata Ferdy.

Kedua, lanjut Ferdy, pemeritah desa mulai memikirkan untuk membangun kerja sama antar desa untuk menciptakan BUMDes bersama.

Menurutnya, jika setiap desa berjalan sendiri - sendiri maka tidak cukup kuat. Sebaliknya, jika ada kerja sama melalui BUMDes bersama maka dari sisi modal lebih besar dan didukung dengan potensi dan produk yang beragam dari setiap desa.

"Kemarin di Detusoko meraka sudah berkomitmen untuk mendorong kerja sama antar desa untuk menciptakan BUMDes bersama. Potensi di sana bagus, apalagi ada Danau Kelimutu, daerah wisata. Di Nangapanda pun pontensinya bagus, malah dobel, karena ada lautnya," ungkap Ferdy.

Ferdy mengatakan, Yayasan TLM sendiri berdiri pada tahun 1994, dari gagasan beberapa tokoh gereja untuk meningkatkan perekonomian jemaat Gereja Masehi Injili di Timor.

Nama Tanaona Lais Manekat, diambil dari bahasa Timor yang artinya 'Melayani dengan Kasih'.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved