Bursa Capres 2024

Poros Hambalang, Teuku Umar, Cikeas atau Brawijaya, Siapa Terkuat? Ini Arah Koalisi Capres 2024

Poros Hambalang, Teuku Umar, Cikeas atau Brawijaya, Siapa Terkuat? Ini Arah Koalisi Capres 2024

Editor: Adiana Ahmad

Poros Hambalang, Teuku Umar, Cikeas atau Brawijaya, Siapa Terkuat? Ini Arah Koalisi Capres 2024

POS-KUPANG.COM- Tahapan Pemilihan Presiden akan dimulai bulan Juli 2022.  Hal itu merujuk pada UU Nomor: tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. 

Lalu bagaimana arah  koalisi Capres 2024? Siapa terkuat?  Poros Hambalang ( Prabowo Subianto), Poros Teuku Umar (Megawati Soekarnoputri), Poros Cikeas (Susilo Bambang Yudhoyono) atau Poros Brawijaya (Jusfuf Kalla).

Berikut arah politik koalisi Partai Calo Presiden ( Capres ) 2024 menurut H. Mochtar Muhammad.

Ketua Deklarasi Capres-Cawapres Megawati-Prabowo Subiyanto di Pilpres 2009 mengatakan, Pilpres 2024 ini akan mempengaruhi perolehan kursi parlemen, baik DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota/Kab, bahkan mempengaruhi Pilgub dan Pilkada Kota Kabupaten karena pengaruh ekor jas. Sehingga hampir bisa dipastikan, masing-masing partai koalisi akan berebut memaksakan kadernya menjadi Capres atau Cawapres.

Baca juga: Anies, Ganjar dan Ridwan Kamil Posisi Teratas Survei Capres 2024, PKS: Ketiganya Punya Keistimewaan

Baca juga: Geser Ganjar, Anies Baswedan Jadi Capres 2024 Pilihan Milenial Menurut Survei, PKS Bilang Begini

Ia juga memprediksi, semua partai yang mengusung kader dalam pilpres 2024 akan lolos parliamentary threshold, atau ambang batas untuk dapat masuk ke parlemen.

Sementara, partai yang tidak mampu mengusung kader dalam Pilpres 2024 berpotensi besar untuk tidak lolos Parliamentary Treshold atau akan hilang dari parlemen.

Karena setiap Partai menginginkan dampak pengaruh ekorjas pencalonan presiden. Jika kita melihat perkembangan politik hari ini, maka arah koalisi pilpres dapat teridentifikasi pada 4 poros gravitasi politik.

"Poros pertama adalah Poros Teuku Umar (Megawati Soekarno Putri). PDI Perjuangan saat ini sudah memenuhi persyaratan pencalonan presiden. PDI Perjuangan saat ini memiliki 128 Kursi di DPR RI yang mana ambang batas minimal untuk mencalonkan calon presiden adalah 115 kursi DPR," ungkap H Mochtar Muhammad.

Calon Presiden dan Wakil Presiden dari PDI Perjuangan akan ditentukan oleh ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, sesuai dengan amanat kongres Partai PDI Perjuangan tahun 2019 di Bali.

Sebagai satu-satunya Partai yang sudah dapat mengusung Calon Presiden sendiri, maka Poros Teuku Umar akan menjadi gravitasi utama pada gelaran pilpres 2024.

Partai-partai lain yang tidak memiliki Kader untuk nyapres, besar kemungkinan akan merapat bersama Poros Teuku Umar.

Baca juga: Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Teratas di Bursa Capres 2024, Bagaimana Prabowo dan Jokowi? 

Baca juga: Pilpres 2024, Tuan Guru Bajang dan Sandiaga Uno Bertemu di NTB, Dukungan Capres dan Cawapres?

"Poros kedua adalah Poros Hambalang (Prabowo Subianto). Partai Gerindra saat ini hanya memiliki 75 Kursi di DPR RI dan masih harus melakukan koalisi dengan partai lain apabila ingin mencalonkan pasangan calon Presiden," jelas H Mochtar Muhammad.

Jika melihat kemesraan Partai Gerindra kebelakang, maka koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mungkin saja bisa berulang kembali. Saat ini PKS memiliki 50 kursi di DPR RI.

Jika partai lain harus bergabung dengan poros hambalang, maka partai yang mungkin adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kedekatan kader Gerindra, Sandiaga Uno dan Ketua Umum PPP, Suharso Manoarfa bisa menjadi kunci merapatnya kubu PPP ke poros Hambalang.

PPP saat ini memiliki 19 kursi di DPR RI, artinya jika ketiga partai sepakat membentuk koalisi, maka akan berjumlah 144 Kursi. Dari ketiga Partai tersebut, kemungkinan besar nama Capres dan cawapres yang muncul adalah Prabowo subianto, Sandiaga Uno, kemudian Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Umum PPP Suharso Manoarfa, serta Menteri BUMN Erik Tohir juga bisa masuk dalam poros Hambalang. Untuk Partai Persatuan Pembangnan (PPP) bisa saja bergeser dengan poros Teuku Umar, mengingat kedekatan Ibu Hj. Megawati Soekarno Putri dengan ketua umum PPP, Soeharso Monarfa.

Poros ketiga adalah Poros Cikeas (SBY). Kubu Cikeas dengan partai Demokrat nampaknya telah mempersiapkan putra mahkota sebagai calon Presiden atau calon wakil presiden di tahun 2024.

Namun saat ini partai Demokrat hanya memiliki 54 kursi di DPR. Poros Cikeas ini membutuhkan partai lain untuk dapat berkoalisi jika ingin mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden. Partai yang sangat mungkin bersama dengan poros Cikeas adalah Partai Amanat Nasional (PAN).

Faktor Hatta Rajasa yang berbesanan dengan SBY bisa menjadi koalisi yang terus berulang pada setiap pemilihan presiden. Saat ini PAN memiliki 44 Kursi di DPR. Jika Demokrat dengan PAN berkoalisi, poros ini tetap tidak memenuhi ambang batas pencalonan calon presiden.

Dibutuhkan setidaknya 1 Partai lain yang ikut bergabung. Bisa saja poros ini menjadi perhatian Cak Imin (Muhaimin Iskandar) sebagai ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk ikut bergabung. Adanya faktor kedekatan Cak Imin dengan SBY pada masa dualisme Partai Keadilan Bangsa bisa menjadi ikatan yang dirajut kembali. Jika dengan PKB yang memiliki 54 Kursi, maka poros Cikeas akan berjumlah 152 kursi (Demokrat, PAN, PKB).

Baca juga: Tuan Guru Bajang Masuk Konvensi Capres 2024 Nasdem, Bersaing dengan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil

Baca juga: Pilpres Masih Jauh Tapi Nasdem Sudah Minta Ridwan Kamil Ikut Konvensi Capres Partai Nasdem, Ada Apa?

Nama Capres dan Cawapres yang kemungkinan besar muncul dari poros ini adalah Agus Harimurti Yudohoyono (AHY), Hatta Rajasa atau Zulkifli Hasan, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), hingga Erik Tohir juga bisa masuk pada poros ini.

Poros keempat yakni Poros Brawijaya (Jusuf Kalla). Poros kali ini diisi oleh Partai Golkar yang memiliki 85 Kursi di Parlemen. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla masih menjadi poros pilpres tahun 2024, kedekatannya dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bisa menjadi pertimbangan terbentuknya poros keempat ini. Jusuf kalla maupun Surya Palloh, keduanya sama sama pernah tergabung di Partai Golkar, sebelum Surya Paloh kemudian mendirikan Partai Nasdem pada tahun 2011. Partai Nasdem yang memiliki 59 Kursi di DPR, apabila digabungkan dengan golkar akan berjumlah 144 kursi. Nama utama yang mencuat adalah mantan wakil presiden Jusuf Kalla, ketua umum partai Golkar, Airlangga Hartarto, hingga gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Selain nama-nama diatas, nama Ridwan Kamil juga bisa menjadi calon dari Partai Golkar, karena melihat saat ini dirinya telah menjadi ketua Kosgoro, sayap Partai dari Partai Golkar. Kemudian nama yang terus muncul pada setiap poros adalah Menteri BUMN, Erik Tohir. Mungkin dapat diindikasikan ada bargaining politik terkait jabatannya sebagai menteri BUMN sehingga dirinya masuk dalam daftar nama calon capres dan calon cawapres di setiap poros.(*)

Berita terkait Bursa Capres 2024
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Arah Koalisi Capres 2024, Siapa Terkuat?

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved