Manuver China Makin Menakutkan di Laut China Selatan, Tebar Ribuan Pasukan Rahasia di LCS

Pasukan militer Tiongkok atau Tentara Pembebeasan Rakyat China (PLA) bukan saja menghadirkan kapal-kapal perang kelas berat di Laut China Selatan atau

Editor: Alfred Dama
DPA/DW
Nelayan China juga digunakan militernya menjadi milisi 

POS KUPANG.COM -- Pasukan militer Tiongkok atau Tentara Pembebeasan Rakyat China (PLA) bukan saja menghadirkan kapal-kapal perang kelas berat di Laut China Selatan atau LCS untuk mempertegas kliamnya di kawasan itu

Militer China juga menebarkan pasukan Rahasia untuk mengendalikan kawasan sengketa itu

Menurut penuturan para ahli politik Barat, China memiliki milisi maritim yang terdiri dari ribuan pasukan rahasia yang digunakan untuk mengendalikan Laut China Selatan.

Pasukan itu dinamakan Little Blue Man atau Pria Biru Kecil . Namun Beijing menyangkal keberadaannya.

Menurut laporan yang didapat Express.co.uk, milisi maritim yang dikendalikan Beijing terdiri dari ratusan kapal dan ribuan anggota awak yang diatur dalam armada di Laut China Selatan yang disengketakan. Beijing menyangkal keberadaan kapal-kapal itu.

Baca juga: Belum Perang di Laut China Selatan, Laut Hitam Bakal Membara, AS Kirim Kapal Perang Hadapi Rusia

Baca juga: Indonesia Siap Perang Menghadang China di Laut China Selatan, RI Bangun Pangkalan Militer Canggih

Baca juga: BENAR-benar Bakal Perang, Kapal Induk & Amfibii AS Perang di Laut China Selatan Saat Ada China

Armada tersebut dijuluki 'Little Blue Men' China, karena warna lambung dan mengacu pada Little Green Men Rusia.

Pakar Barat mengatakan, milisi merupakan bagian dari upaya Beijing untuk menggunakan klaim teritorial di laut China Selatan.

Para ahli mengklaim, armada itu dapat membawa kehadiran militer China di sekitar terumbu karang dan laut yang disengketakan dalam sekejap, yang tidak mungkin ditantang tanpa memicu konfrontasi besar.

Kapal perang China
Kapal perang China (Eng.chinamil.com)

Armada tersebut diduga dikendalikan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), tetapi lagi-lagi Beijing menyangkal keberadaan mereka.

Analis di Institut Internasional untuk Kajian Strategis (IISS) di Singapura mengatakan mereka belum pernah melihat operasi China sebesar ini sebelumnya.

Bulan lalu, lebih dari 200 kapal penangkap ikan China berkerumun di sekitar Whitsun Reef yang dikendalikan Filipina di Laut China Selatan.

"Insiden Whitsun Reef belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam skala maupun durasinya: sejumlah besar kapal penangkap ikan China berkumpul kapan saja di satu terumbu karang Spratly, dan tinggal di sana selama beberapa minggu," jelas IISS.

Filipina menyebut kehadiran kapal-kapal itu sebagai sesuatu yang berkerumun dan mengancam.

Manila menuntut kapal-kapal China meninggalkan daerah itu, yang menurutnya berada di zona ekonomi eksklusif mereka.

Halaman
12
Sumber: Kontan
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved