Taliban Mengklaim Telah Menang Perang Lawan Amerika Serikat Saat Pasukan AS Ditarik

Balkh pernah menjadi salah satu daerah paling stabil di Afghanistan; sekarang, ia termasuk yang paling bergejolak.

Editor: Agustinus Sape
AFP/Noorullah Shirzada
Pasukan Taliban di Afghanistan berjalan untuk merayakan gencatan senjata pada hari kedua Idul Fitri di pinggiran Jalalabad pada Sabtu 16 Juni 2018. 

Taliban Mengklaim Telah Menang Perang Lawan Amerika Serikat Saat Pasukan AS Ditarik

POS-KUPANG.COM, KABUL - Perjalanan ke wilayah Afghanistan yang dikuasai Taliban tidak lama. Setelah sekitar 30 menit dari kota Mazari Sharif di utara, melintasi kawah-kawah besar bekas bom di pinggir jalan, kami bertemu dengan tuan rumah: Haji Hikmat, wali kota bayangan Taliban di distrik Balkh.

Mengenakan wewangian dan turban hitam, dia adalah anggota veteran kelompok militan tersebut, bergabung pada tahun 1990-an ketika mereka menguasai mayoritas Afghanistan.

Taliban telah menyiapkan unjuk kekuatan untuk kami. Pria-pria bersenjata berat berbaris di kedua sisi jalan, salah satu dari mereka membawa pelontar granat berpeluncur roket, lainnya membawa senapan serbu M-4 yang dirampas dari tentara AS.

Balkh pernah menjadi salah satu daerah paling stabil di Afghanistan; sekarang, ia termasuk yang paling bergejolak.

Baryalai, seorang komandan militer lokal dengan reputasi bengis, menunjukkan jalan, "pasukan pemerintah ada di dekat pasar utama, tetapi mereka tidak bisa meninggalkan pangkalan mereka. Wilayah ini milik mujahidin".

Gambaran serupa ditemukan di sebagian besar Afghanistan: pemerintah mengontrol kota-kota, namun Taliban mengelilingi mereka, dengan kehadiran di sebagian besar pedesaan.

Kelompok militan itu menegaskan otoritas mereka melalui pos pengecekan yang terletak sporadis di jalan-jalan utama.

Ketika anggota Taliban menghentikan dan menanyai mobil-mobil yang lewat, Aamir Sahib Ajmal, kepala dinas intelijen setempat, berkata kepada kami bahwa mereka sedang mencari orang-orang yang punya hubungan dengan pemerintah.

"Kami akan menangkap mereka, dan menawan mereka," ujarnya. "Kemudian kami menyerahkan mereka ke pengadilan kami dan mereka memutuskan apa yang terjadi selanjutnya." Taliban percaya kemenangan adalah milik mereka.

Duduk ditemani secangkir teh hijau, Haji Hekmat menyatakan, "Kami telah menang perang dan Amerika telah kalah".

Keputusan Presiden AS Joe Biden untuk menunda penarikan sisa tentara AS sampai September, yang berarti mereka akan tetap berada di negara itu setelah tenggat 1 Mei yang disepakati tahun lalu, telah memantik reaksi keras dari kepemimpinan politik Taliban.

Meskipun demikian, momentum tampaknya ada di tangan para militan. "Kami siap untuk apa pun," kata Haji Hekmat. "Kami sepenuhnya siap untuk damai, dan kami sepenuhnya siap untuk jihad."

Seorang komandan militer yang duduk di sampingnya menambahkan: "Jihad adalah ibadah. Ibadah adalah sesuatu yang, seberapa banyak pun Anda melakukannya, Anda tidak merasa lelah."

Dalam setahun ke belakang, tampaknya ada kontradiksi dalam "jihad" Taliban. Mereka berhenti menyerang pasukan internasional menyusul penandatanganan kesepakatan dengan AS, namun terus bertempur dengan pemerintah Afghanistan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved